Bisnis Pay Later Terancam 'Tsunami' Bunga Tinggi

Market - Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 June 2022 16:00
Ilustrasi Investasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Ilustrasi Investasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harus diakui, rakyat Indonesia makin sejahtera. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita pada 2021 adalah Rp 62,2 juta. Naik dibandingkan tahun sebelumnya yaitu Rp 56,9 juta.

Seiring perbaikan kesejahteraan, konsumsi pun meningkat. Pada 2020, nilai konsumsi rumah tangga Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) adalah Rp 8.899,9 triliun. Setahun sesudahnya naik menjadi Rp 9.236 triliun.

Penambahan konsumsi ini dibarengi dengan munculnya kemudahan dalam membeli barang dan jasa. Salah satunya adalah dengan kelahiran metode pembayaran Buy Now Pay Later (BNPL).

Dengan metode ini, masyarakat bisa membeli barang dan jasa sekarang dan dibayar kemudian. Bisa dalam 30 hari, tiga bulan, enam bulan, sembilan bulan, sampai 12 bulan. Ditambah bunga tentu saja.

Menurut GlobalData, transaksi BNPL di seluruh dunia pada 2021 adalah US$ 120 miliar (Rp 1.748,28 trilun dengan asumsi US$ 1 setara dengan Rp 14.569 seperti kurs acuan Bank Indonesia 10 Juni 2022). Meroket 263,64% dibandingkan 2020.

Mengutip BNPL Survey yang dilakukan Research and Market, nilai transaksi BNPL di Indonesia pada 2021 diperkirakan mencapai US$ 1,54 miliar pada akhir 2021 (Rp 22,39 trilun). Angka itu melonjak 72,8% dibandingkan 2020.

Masa depan bisnis BNPL di Tanah Air diperkirakan cerah, dengan proyeksi pertumbuhan rata-rata 29,2% per tahun sepanjang 2021-2028. Pada 2028, nilai BNPL diperkirakan mencapai US$ 9,22 miliar (Rp 134,35 triliun).

Menurut kajian Research and Market, minimnya penetrasi kredit perbankan di Indonesia mendorong pertumbuhan BNPL. Di sisi lain, penetrasi ponsel pintar begitu kuat. Kemudahan akses BNPL melalui ponsel pintar membuat bisnis ini memiliki masa depan cerah.

"Sekitar 40% pengguna di dunia memilih BNPL karena tidak memiliki kartu kredit. Indonesia memiliki masalah yang sama, karena lebih dari separuh populasi belum tersentuh layanan perbankan," sebut riset itu.

Halaman Selanjutnya --> Pay Later, Anak Kandung Bunga Murah

Pay Later, Anak Kandung Bunga Murah
BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :
1 2 3

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading