Hujan Reda di Thailand, Pesta Cuan Karet Ikut Bubar

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga karet dunia melemah saat gangguan cuaca di Thailand mereda. Ekspektasi produksi karet pun meningkat membuat harga karet tertekan, padahal sebelumnya karet mencatatkan kenaikan 7 hari beruntun.
Pada Rabu (8/6/2022) harga karet di pasar berjangka Jepang ditutup JPY 258,1/kg, turun 1,3% dibandingkan harga penutupan kemarin.
"Hujan lebih sedikit dan banjir lebih sedikit di Thailand, yang mengarah ke ekspektasi bahwa pasokan bahan mentah akan meningkat," kata seorang pedagang yang berbasis di Singapura.
Thailand adalah produsen terbesar di dunia dengan produksi 4,37 juta ton karet alam pada tahun 2020, berdasarkan data Statista sehingga produksi yang pulih dapat mempengaruhi harga karet.
Sementara itu permintaan karet alam di China dan tingkat operasi pabrik masih di bawah ekspektasi pedagang. Bahkan ketika China melonggarkan pembatasan di Shanghai dan Beijing.
"Permintaan karet alam di Tiongkok dan tingkat operasi pabrik masih di bawah ekspektasi pedagang bahkan setelah Tiongkok melonggarkan beberapa pembatasan COVID-19," tambahnya.
China memiliki pengaruh besar terhadap pergerakan harga karet dunia. Itu karena Negeri Panda tersebut merupakan konsumen karet terbesar di dunia dengan menyerap 4,7 juta metrik ton, mengacu data Statista.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Yen Jepang "Digebuk" Paman Sam, Bikin Harga Karet Terangkat
(ras/ras)