Harga Sudah Murah, Investor Mulai Beli Karet

Market - Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
28 April 2022 17:07
Koko Muzala, 17, extracts rubber from a tree at a Rubber plantation in Nsuaem, Ghana November 24, 2018. Picture taken November 24, 2018. REUTERS/Zohra Bensemra Foto: Ilustrasi perkebunan karet di Nsuaem, Ghana. REUTERS / Zohra Bensemra

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga karet dunia menguat karena pelaku pasar memanfaatkan harga murah. Namun harga karet masih tertekan dari kekhawatiran lockdown di China akan mengganggu permintaan dari konsumen karet terbesar di dunia tersebut.

Pada Kamis (28/4/2022) harga karet di pasar berjangka Jepang ditutup di JPY 249,6/kg, naik 0,81% dibandingkan harga penutupan kemarin.

Investor akan terus memantau perkembangan pandemi virus corona (Covid-19) di China. Sebelumnya pada Selasa lalu, Presiden China Xi Jinping menyerukan upaya "habis-habisan" untuk membangun infrastruktur. Komentarnya tersebut muncul ketika China tengah menghadapi pandemi yang diklaim menjadi terburuk sejak awal pandemi pada Maret 2020 lalu.

China mulai mengalami lonjakan kematian yang signifikan akibat Covid-19. Di pusat perekonomian negara itu, Shanghai misalnya, otoritas melaporkan 39 kematian baru pada Minggu (24/4/2022).

Shanghai sendiri sudah mengumumkan kematian pertamanya pada 18 April. Saat ini, angka infeksi masih berada di kisaran 20 ribu kasus per hari, gabungan bergejala dan asimptomatik.

Padahal kota itu sudah dikunci (lockdown) sejak awal bulan. Bahkan penguncian masih terus berlanjut hingga kini.

Kebijakan lockdown ini memberikan efek buruk kepada harga karet dunia. Itu karena negeri panda tersebut merupakan konsumen karet terbesar di dunia dengan menyerap 4,7 juta metrik ton, mengacu data Statista.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Yen Jepang "Digebuk" Paman Sam, Bikin Harga Karet Terangkat


(ras/ras)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading