Dow Futures Terkoreksi Tajam, Bursa Saham Global Siaga Satu

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
24 May 2022 18:38
Trader Gregory Rowe works on the floor of the New York Stock Exchange, Monday, Aug. 5, 2019. Stocks plunged on Wall Street Monday on worries about how much President Donald Trump's escalating trade war with China will damage the economy. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) kompak terkoreksi tajam pada perdagangan Selasa (24/5/2022), di mana pasar berusaha mempertahankan relinya setelah mengalami kerugian selama beberapa pekan.

Kontrak futures indeks Dow Jones merosot 283 poin atau 0,9%. Hal serupa terjadi pada indeks S&P 500 dan Nasdaq terkoreksi tajam yang masing-masing sebesar 1,3% dan 1,9%.

Hal ini bisa menjadi sinyal negatif bagi Wall Street, dan juga bursa saham global pada umumnya pada esok hari. 

Saham Snap tenggelam lebih dari 29% setelah perusahaannya mengatakan bahwa bersiap untuk kehilangan target pendapatan dan laba bersih pada kuartal ini dan memperingatkan perlambatan pada perekrutan karyawan.

Saham Meta Platforms mengekor penurunan pada saham Snap, anjlok 6,7% di pra-pembukaan perdagangan, sementara saham Pinterest kehilangan 12,1%.

Pendiri Vital Knowledge Adam Crisafulli mengatakan bahwa saham-saham terpukul pagi ini dan penyebab utamanya adalah peringatan dari Snap pada kemarin malam.

Dia juga menambahkan bahwa teknologi masih mendominasi pasar, secara numerik (tetap menjadi bobot terbesar). Meskipun, likuidasi agresif dalam beberapa bulan terakhir, investor masih memiliki banyak saham emitennya.

Saham emiten teknologi besar juga turun mengekor saham Snap. Saham Alphabet merosot 3,5%. Selain itu, saham Amazon, Apple, dan Netflix juga terkoreksi yang masing-masing lebih dari 1%.

Menariknya, saham Zoom Videos melesat lebih dari 6% setelah perusahaannya merilis panduan keuangan yang kuat di kuartal II-2022.

Pergerakan tersebut terjadi setelah bursa saham pulih kemarin dari penurunannya pekan lalu karena aksi jual yang massif, di mana indeks Dow Jones sempat menyentuh penurunannya untuk pertama kali selama delapan pekan beruntun sejak 1923. Indeks S&P 500 anjlok dan berada di bear market (zona penurunan).

Namun saham-saham reli pada perdagangan hari Senin (23/5) di pasar reguler, di mana indeks Dow Jones melonjak 618 poin atau mendekati 2%. Indeks S&P lompat 1,9% dan Nasdaq menguat 1,6%.

Pergerakan tersebut membuat investor bertanya-tanya apakah pemantulan dapat bertahan atau apakah itu merupakan reli bantuan kecil lainnya, di tengah aksi jual tanpa henti yang belum mencapai titik terendah.

Saham perbankan berkontribusi terhadap kenaikan pada Senin (23/5), dipimpin oleh saham JPMorgan yang melonjak 6,2% setelah perusahaannya mengatakan akan mencapai target utama lebih awal dari perkiraan dengan bantuan kenaikan suku bunga.

Saham VMware juga melesat hampir 25%, di tengah berita bahwa Broadcom dalam pembicaraan untuk mengakuisisi perusahaan penyedia layanan cloud VMware.

Reli pada Senin (23/5) didorong oleh 11 saham yang berada di zona positif, dipimpin oleh saham perbankan. Sektor tersebut menguat 3,23% dan menjadi hari terbaiknya sejak 9 Maret 2022.

Investor masih menunggu data ekonomi dari penjualan rumah baru dan pernyataan dari Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell hari ini. Selain itu, musim rilis kinerja keuangan akan dihiasi oleh Nordstrom, Best Buy, dan Ralph Lauren.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gara-gara Netflix Dow Jones Runtuh, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular