Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena jatuhnya dua kripto besutan Terra yakni LUNA dan TerraUSD (UST) sempat membuat heboh di kalangan investor dan trader di pasar kripto.
Bahkan hingga kini, kehebohan dari jatuhnya dua koin digital (token) Terra tersebut masih terjadi, walaupun harga keduanya sudah mulai pulih meski masih jauh dari level psikologisnya sebelum terjatuh parah.
Di Indonesia sendiri, saat kejatuhan LUNA dan UST, Twitter @BigAlphaID menjadi tempat curhat orang-orang yang merugi karena Terra LUNA. Terparah, salah satu orang menceritakan kalau dirinya berinvestasi hingga Rp 100 miliar dan karena harga LUNA yang terjun bebas, dana yang dimilikinya kini sisa Rp 30,5 juta saja.
"Emang penyesalan itu selalu datang terakhir, mungkin ini bakal jadi postingan terakhir gw, thanks crypto," ungkap orang tersebut.
Ada juga orang yang menginvestasikan dana tunangannya lebih dari Rp 265 juta dan hanya tersisa Rp 77.735. Dia pun menuliskan kalau sangat menyesal namun sudah terlambat.
Dalam unggahan tersebut, rata-rata orang kehilangan dana hingga Rp 200 juta hingga Rp 300 juta, sangat banyak.
"Mau curhat nih min, ga seberapa dibanding yang lain, curhat aja sih, udah dua tahun main crypto. Kurang lebih Rp 500 juta habis 12 Mei, salah satunya gara-gara token scam Luna. Bingung mau gimana," ungkap dia.
Sementara di luar negeri, kejatuhan LUNA dan UST membuat banyak orang ingin melakukan bunuh diri akibat kerugian yang dideritanya. Beberapa dikabarkan setidaknya ada 8 investor yang bunuh diri.
Namun, The Reporter Times melaporkan jika berita tersebut tidak berdasar dan tidak didukung oleh data statistik. Laman itu juga menegaskan klaim yang beredar di media sosial itu salah, dikutip dari Minggu (15/5/2022).
Pada awalnya, informasi itu viral di media yang berbasis di Pakistan dan diambil oleh akun terkait kripto di Twitter. Berikutnya informasi tersebut tersebar di sejumlah media massa.
Namun banyak investor yang mengancam bunuh diri dan tersebar di Reddit. Beberapa pengguna juga ada yang membagikan hotline bunuh diri di seluruh dunia.
"Saya kehilangan lebih dari US$ 450 ribu (Rp 6,5 miliar), saya tidak bisa membayar ke bank," kata salah satu pengguna, dikutip dari The Independent.
"Aku akan segera kehilangan rumahku, aku akan jadi tunawisma. Bunuh diri merupakan satu-satunya jalan keluar untukku".
Sejumlah pengguna Reddit lainnya juga curhat soal kehilangan banyak uang setelah harga Terra yang ambles. Bahkan ada yang bingung untuk melakukan apapun setelah hal itu terjadi.
"Saya kehilangan semua tabungan hidup saya. Telah membeli Terra LUNA seharga US$ 85 tidak yakin apa yang harus dilakukan," kata salah satu anggota r/TerraLuna sub-reddit.
Ada juga yang menyesal karena serakah melihat angka Terra sempat menyentuh di atas US$ 100 (Rp 1,4 juta). Dia mengatakan mengharapkan angkanya bisa lebih dari itu.
"Saya seharusnya menguangkan saat harga US$ 100, maka akan naik US$ 25 ribu (Rp 364,3 juta)," tulis pengguna Reddit No-Forever.
"Namun saya menjadi serakah dengan harapan mendapatkan lebih banyak uang sehingga saya tidak dapat membayar uang muka sebuah rumah untuk keluarga saya. Saya kira tidak ada rumah dan tabungan saat itu".
Kejatuhan pasar kripto terjadi saat sentimen pasar global sedang mengarah ke negatif, di mana pasar kripto sudah cenderung lesu sejak awal tahun, diperberat oleh sentimen inflasi global yang meninggi dan potensi pengetatan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS).
Selain itu, lesunya pasar kripto juga disebabkan dari konflik antara Rusia-Ukraina yang terus berlarut-larut dan kondisi pandemi Covid-19 di China yang makin mengkhawatirkan, sehingga beberapa sentimen negatif ini mendorong sikap investor untuk menahan selera risikonya di pasar kripto.
Tetapi disaat sentimen negatif mendominasi, ada kabar buruk tambahan yang menimpa pasar kripto, sehingga disaat kripto sedang lesu, masalah baru datang menghampirinya dan pada akhirnya membuat pasar kripto crash. Adapun masalah baru tersebut yakni kejatuhan LUNA dan UST.
LUNA merupakan aset kripto proyek berbasis blockchain yang dikembangkan oleh Terraform Labs di Korea Selatan.
Terra memiliki ambisi sebagai platform yang menciptakan stablecoin yang dikaitkan dengan uang resmi yang diterbitkan oleh bank sentral. Tujuannya untuk mendukung sistem pembayaran global dengan settlement yang cepat dan terjangkau seperti contohnya Alipay di blockchain. Pengembang menawarkan target satu koin senilai US$ 1.
LUNA memiliki peran yang vital untuk menstabilkan harga dari stablecoin yang ada di ekosistem Terra dan mengurangi volatilitas pasar. Ketika UST turun sedikit maka LUNA akan dijual atau dibakar (dihancurkan) untuk menstabilkan harga.
UST merupakan stablecoin algoritmik. Alih-alih memiliki uang tunai dan aset riil lainnya yang disimpan sebagai cadangan untuk mendukung token, proyek ini menggunakan campuran kode yang komplek dan LUNA untuk menstabilkan harga
LUNA dan UST memang menjadi penyebab utama crash kripto pada Kamis (12/5/2022) pekan lalu. Namun, Bitcoin yang dikabarkan menjadi cadangan tambahan di ekosistem Terra turut membuat harga Bitcoin ambruk dan sempat menyentuh level terendahnya sejak Juli 2021.
Jika Bitcoin ambruk parah, maka bahayanya akan merembet ke koin digital (token) lainnya dan terjadilah crash pada Kamis pekan lalu. Hal ini karena kapitalisasi pasar Bitcoin memiliki bobot yang cukup besar terhadap kapitalisasi pasar kripto keseluruhan.
Umumnya, stablecoin memiliki basis atau underlying yang bersifat aman seperti mata uang fiat dengan contoh yang paling banyak diadopsi adalah dolar Amerika Serikat (AS). Selain itu, underlying stablecoin dapat berupa obligasi korporasi maupun obligasi pemerintah, seperti di USD Coin (USDC) yang memakai dolar AS dan US Treasury jangka pendek.
Namun di stablecoin Terra atau UST, underlying-nya berupa algortimic stable token. Underlying terakhir ini yang menjadi basis LUNA, yang secara tidak langsung turut mempengaruhi underlying UST.
Sedang di balik Luna, ada lembaga bernama Luna Foundation Guard (LFG). Berhubung kripto juga memiliki unsur kepercayaan, LFG menambah Bitcoin sebagai cadangan yang nantinya membantu memberikan jaminan.
Organisasi nirlaba yang berbasis di Singapura tersebut merilis pernyataannya pada Senin (16/5/2022) lalu, yang mendokumentasikan bagaimana LFG mencairkan kripto senilai jutaan dolar dalam upayanya untuk memulihkan kejatuhan UST.
Dalam laporan yang dirilis, LFG mengatakan telah mentransfer lebih dari 50.000 bitcoin untuk diperdagangkan dengan rekanan pada 8 Mei, karena harga UST awalnya mulai merosot.
Dikatakan bahwa dana tersebut digunakan untuk mengeksekusi on-chain swap dan mentransfer BTC ke rekanan sehingga memungkinkan mereka memasuki perdagangan dengan Foundation dalam ukuran besar dan dalam waktu singkat.
Pada Kamis pekan lalu 12 Mei, LFG mengatakan 30.000 Bitcoin dari cadangannya dijual oleh Terraform Labs, perusahaan asli di belakang Terra, sebagaimana hal ini dilakukan dalam upaya terakhir untuk mempertahankan UST.
LFG juga mengatakan bahwa dana ini akan digunakan untuk mengkompensasi sisa pengguna UST, utamnya para pemegang terkecil terlebih dahulu.
Total, LFG mencatat bahwa cadangan Bitcoin-nya hampir habis dari sekitar 80.000 BTC menjadi 313 BTC. Aset yang tersisa, yang sebagian besar terdiri dari koin digital (token) UST dan LUNA yang jatuh, tampaknya akan digunakan untuk dana kompensasi kepada investor yang terdampak dari jatuhnya dua token tersebut.
Dalam laporan berikutnya, LFG membantah tuduhan bahwa mereka menyelamatkan para whales (investor besar) dengan harta bitcoin.
"Kami tidak pernah ada kesepakatan dengan 'orang dalam' untuk keluar. Dana LFG hanya digunakan tepat dalam mandatnya untuk membantu melindungi investor yang terdampak dari kejatuhan UST," kata LFG, dikutip dari CoinDesk.
UST sempat menjadi salah satu stablecoin paling populer di dunia dan sempat juga menduduki empat besar stablecoin di dunia berdasarkan kapitalisasi pasarnya setelah stablecoin milik Binance yakni Binance USD (BUSD).
Saat diterbitkan pertama kali nilainya US$0,8 per koin dan sempat mencapai harga tertinggi sepanjang masa sebesar US$ 119,55 per keping pada April lalu. Bahkan pernah menjadi aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar senilai US$ 40 miliar.
Kini, harganya sudah cukup jauh dari 1 sen dolar AS, di mana berdasarkan data dari CoinMarketCap sekitar pukul 09:05 WIB hari ini, harganya kini menyentuh US$ 0.0001863 per keping, sangat jauh dari harga tertinggnya pada April lalu.
Menurut CEO platform manajemen aset kripto NOBI, Lawrence Samantha, LFG sedari awal sudah mengenal risiko di balik 'bisnis' kepercayaan.
Itu sebabnya LFG menjadikan Bitcoin sebagai reserve currency. Ini sama halnya sebuah negara yang memiliki cadangan untuk menjaga nilai mata uangnya.
"Jadi, LFG in seperti bank sentral dengan Bitcoin sebagai reserve. Jumlah Bitcoin milik LFG juga tidak kecil, bahkan cukup juka dibutuhkan untuk menjaga harga," terang Lawrence.
Karena jumlah itu, ditambah Bitcoin memiliki bobot yang cukup besar terhadap kapitalisasi pasar kripto, maka pasar goyah jika ada penjualan besar-besaran atas aset ini.
"Mereka jual Bitcoin untuk menjaga LUNA, institusi di belakangnya. Jadi, ini sangat memberikan dampak ke pasar. Sekarang masalahnya, apakah LFG bisa bertahan?" jelas Lawrence.
Menurutnya, investor baru yang bersedia menggelontorkan investasi lebih besar adalah sang juru selamat LFG dalam situasi saat ini.
Menurut COO Tokocrypto dan ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo), Teguh Kurniawan Harmanda mengatakan industri aset kripto ada dalam pasar baru dan inovasi. Siklus naik-turun yang terjadi memang hal biasa, ungkapnya.
Selain itu dia menambahkan kondisi pasar kripto sama seperti dengan situasi pasar modal yang tertekan.
"Market kripto pasti akan rebound. Namun, sulit untuk memprediksi kondisi pasar ketika dalam kondisi market bearish. Saat ini melihat aksi jual yang luas di market, sepertinya tidak dapat dihindarkan, tapi ini bukan saatnya untuk panik," jelas Teguh dalam keterangan resmi.
Menurut Teguh, saat pasar modal kembali lagi dia mengharapkan hal sama juga bisa terwujud pada kripto.
"Kenaikan suku bunga acuan yang terlalu kencang tentu akan menghambat pertumbuhan konsumsi dan investasi, dua motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi," ujar Teguh.
TIM RISET CNBC INDONESIA