Kejatuhan LUNA & UST, Kiamat Kripto Di Depan Mata?

chd, CNBC Indonesia
18 May 2022 17:55
terra luna crypto
Foto: terra luna crypto

Kejatuhan pasar kripto terjadi saat sentimen pasar global sedang mengarah ke negatif, di mana pasar kripto sudah cenderung lesu sejak awal tahun, diperberat oleh sentimen inflasi global yang meninggi dan potensi pengetatan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS).

Selain itu, lesunya pasar kripto juga disebabkan dari konflik antara Rusia-Ukraina yang terus berlarut-larut dan kondisi pandemi Covid-19 di China yang makin mengkhawatirkan, sehingga beberapa sentimen negatif ini mendorong sikap investor untuk menahan selera risikonya di pasar kripto.

Tetapi disaat sentimen negatif mendominasi, ada kabar buruk tambahan yang menimpa pasar kripto, sehingga disaat kripto sedang lesu, masalah baru datang menghampirinya dan pada akhirnya membuat pasar kripto crash. Adapun masalah baru tersebut yakni kejatuhan LUNA dan UST.

LUNA merupakan aset kripto proyek berbasis blockchain yang dikembangkan oleh Terraform Labs di Korea Selatan.

Terra memiliki ambisi sebagai platform yang menciptakan stablecoin yang dikaitkan dengan uang resmi yang diterbitkan oleh bank sentral. Tujuannya untuk mendukung sistem pembayaran global dengan settlement yang cepat dan terjangkau seperti contohnya Alipay di blockchain. Pengembang menawarkan target satu koin senilai US$ 1.

LUNA memiliki peran yang vital untuk menstabilkan harga dari stablecoin yang ada di ekosistem Terra dan mengurangi volatilitas pasar. Ketika UST turun sedikit maka LUNA akan dijual atau dibakar (dihancurkan) untuk menstabilkan harga.

UST merupakan stablecoin algoritmik. Alih-alih memiliki uang tunai dan aset riil lainnya yang disimpan sebagai cadangan untuk mendukung token, proyek ini menggunakan campuran kode yang komplek dan LUNA untuk menstabilkan harga

LUNA dan UST memang menjadi penyebab utama crash kripto pada Kamis (12/5/2022) pekan lalu. Namun, Bitcoin yang dikabarkan menjadi cadangan tambahan di ekosistem Terra turut membuat harga Bitcoin ambruk dan sempat menyentuh level terendahnya sejak Juli 2021.

Jika Bitcoin ambruk parah, maka bahayanya akan merembet ke koin digital (token) lainnya dan terjadilah crash pada Kamis pekan lalu. Hal ini karena kapitalisasi pasar Bitcoin memiliki bobot yang cukup besar terhadap kapitalisasi pasar kripto keseluruhan.

Umumnya, stablecoin memiliki basis atau underlying yang bersifat aman seperti mata uang fiat dengan contoh yang paling banyak diadopsi adalah dolar Amerika Serikat (AS). Selain itu, underlying stablecoin dapat berupa obligasi korporasi maupun obligasi pemerintah, seperti di USD Coin (USDC) yang memakai dolar AS dan US Treasury jangka pendek.

Namun di stablecoin Terra atau UST, underlying-nya berupa algortimic stable token. Underlying terakhir ini yang menjadi basis LUNA, yang secara tidak langsung turut mempengaruhi underlying UST.

Sedang di balik Luna, ada lembaga bernama Luna Foundation Guard (LFG). Berhubung kripto juga memiliki unsur kepercayaan, LFG menambah Bitcoin sebagai cadangan yang nantinya membantu memberikan jaminan.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular