Simak Performa Rupiah di Eropa, Juara Lawan Euro!

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
04 April 2022 13:05
An employee counts Indonesian rupiah banknotes at a currency exchange office in Jakarta, Indonesia October 23, 2018. Picture taken October 23, 2018. REUTERS/Beawiharta
Foto: Seorang karyawan menghitung uang kertas Rupiah di kantor penukaran mata uang di Jakarta, Indonesia 23 Oktober 2018. Gambar diambil 23 Oktober 2018. REUTERS / Beawiharta

Jakarta, CNBC Indonesia- Kurs rupiah berjaya terhadap euro dan dolar franc swiss pada perdagangan Senin (4/4/2022). Mata Uang Garuda hanya kalah terhadap poundsterling di Benua Biru.

Melansir Refinitiv, pukul 11:30 WIB, euro terkoreksi terhadap rupiah sebanyak 0,09% di Rp 15.863,93/EUR dan dolar franc swiss melemah terhadap rupiah 0,10% di Rp 15.500,76/CHF.

Sementara itu, poundsterling berhasil menguat terhadap Mata Uang Garuda sebesar 0,02% ke Rp 18.838,51/GBP.

Sebagai informasi, rupiah menguat tipis di awal pekan ini terhadap dolar Amerika Serikat (AS), walaupun bergerak stagnan menjelang siang. Rupiah berhasil menguat sebanyak 0,03% terhadap dolar AS.

Sisi fundamentalnya, anggota dewan bank sentral Eropa (ECB) Isabel Schnabel memprediksikan bahwa ECB merencanakan akan menaikkan suku bunga acuannya setelah menghentikan program pembelian obligasi pada kuartal ketiga tahun ini.

Indeks Harga Konsumen (IHK) wilayah Eropa mencapai 7,5% pada bulan Maret yang menjadi angka tertinggi dalam sejarah, karena perang Rusia dan Ukraina mendorong harga makanan dan bahan bakar melonjak. IHK sendiri biasanya digunakan sebagai indikator untuk mengukur tingkat inflasi. 

"Kecepatan normalisasi akan tergantung pada dampak ekonomi dari perang dan tingkat dampak guncangan inflasi," tambahnya dikutip dari Reuters.

ECB dijadwalkan akan kembali menggelar pertemuan pada 14 April mendatang.

Di zona Inggris, Sekretaris Transportasi Inggris Grant Shapps mengatakan bahwa Inggris tidak akan mengikuti jejak negara-negara di Eropa lainnya seperti Jerman yang telah menerapkan langkah-langkah darurat untuk menjatahkan gas jika Rusia memutuskan pasokan ke Eropa.

Shapps berencana untuk menggunakan tenaga pembangkit listrik dengan tenaga angin lepas pantai. Bahkan pada tahun 2030, Inggris berencana untuk menggandakan jumlah tenaga angin darat.

Memang kebutuhan energi Inggris terhadap Rusia tidak sebesar kebutuhan energi negara Eropa lainnya.

Secara lebih rinci International Energy Agency (IEA) memaparkan bahwa Uni Eropa mengimpor 155 miliar kubik meter gas alam dari Rusia sepanjang 2021.

Angka tersebut setara 45 persen dari total impor gas dan hampir 40 persen dari total konsumsi gas. Namun, kebutuhan energi Inggris terhadap Rusia hanya 5 persen.

Perang antara Rusia dan Ukraina memang berdampak terhadap ekonomi Inggris, tapi pemerintah Inggris masih mempunyai opsi lebih banyak dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya untuk menyelesaikan permasalahan dari krisis pasokan energi Rusia. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Indeks Dolar AS Melesat 7 Pekan, Rupiah Dkk kok Masih Kuat?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular