
Indeks Dolar AS Melesat 7 Pekan, Rupiah Dkk kok Masih Kuat?

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah 0,14% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.370/US$ pada perdagangan Jumat (10/12). Meski demikian, sepanjang pekan ini mata uang Garuda mampu mencatat penguatan 0,17%, padahal indeks dolar AS sedang menguat 0,23% sepanjang pekan ini. Bahkan, jika dilihat lebih ke belakang, indeks dolar AS sudah menguat dalam 7 pekan beruntun.
Tidak hanya rupiah, beberapa mata uang Asia juga mampu mencatat penguatan di pekan ini. Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia sepajang pekan ini hingga pukul 17:27 WIB, melansir data Refintiv.
Penguatan indeks dolar AS tetapi mata uang Asia masih mampu menguat mengindikasikan dolar AS hanya menguat melawan mata uang utama saja. Euro misalnya, sepanjang pekan ini melemah 0,35% melawan dolar AS. Kemudian poundsterling turun 0,26%, yen Jepang merosot 0,76%.
Dolar AS masih sulit menguat melawan mata uang utama Asia meski bank sentral AS (The Fed) berencana mempercepat normalisasi kebijakan moneternya.
Tingginya inflasi serta perekonomian yang kuat membuat The Fed mempertimbangkan untuk mempercepat tapering atau nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) yang saat ini senilai US$ 15 miliar setiap bulan.
Nilai QE bank sentral paling powerful di dunia ini sebesar US$ 120 miliar, dan tapering sudah mulai dilakukan pada November lalu. Artinya, hingga QE menjadi nol diperlukan waktu selama 8 bulan.
The Fed diperkirakan akan meningkatkan tapering hingga menjadi US$ 30 miliar per bulan, sehingga QE akan menjadi nol dalam waktu 4 sampai 5 bulan. Selain itu, The Fed juga diprediksi akan memberikan indikasi agresif menaikkan suku bunga di tahun depan.
Untuk saat ini, The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga dua hingga tiga kali di tahun depan.
![]() |
Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar melihat ada probabilitas sebesar 42,4% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (0,25%) menjadi 0,25% - 0,5% pada Juni 2022.
Kemudian The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga lagi pada bulan September dan Desember 2022, masing-masing sebesar 25 basis poin.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Imbal Hasil Riil yang Tinggi Buat Rupiah Kuat