Gegara Perang, Ekonomi Dunia Lesu! Indonesia Juga Begitu?
Jakarta- CNBC Indonesia - Bank Indonesia dan Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menurunkan perkiraan mereka terhadap pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini. Penurunan pertumbuhan dikhawatirkan akan ikut berdampak kepada perekonomian Indonesia.
Gubenur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Kamis (17/3), memperkirakan pertumbuhan ekonomi global lebih lemah karena meletusnya perang Rusia-Ukraina, meningkatnya ketidakpastian, serta masih lambatnya pertumbuhan di sejumlah negara seperti China, Amerika Serikat (AS), dan Eropa.
"Yang semula pertumbuhan ekonomi global bisa mencapai 4,4%, pada asesmen terkini bisa turun jadi 4,2%. Bahkan kalau berlanjut bisa 3,8%, tergantung seberapa lama eskalasi ini berlanjut," tutur Perry dalam konferensi pers virtual, Kamis (17/3/2022)
Sementara itu, Sekretaris Jenderal OECD Mathias Cormann (18/3) mengatakan konflik Rusia-Ukraina kemungkinan akan memangkas pertumbuhan ekonomi pada tahun ini sebesar 1% ke bawah 3%. Level tersebut lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya sebesar 4,5%.
Kendati memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global, Bank Indonesia tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di level 4,7-5,5%. Perry menilai pertumbuhan ekonomi domestik masih kuat seiring dengan meredanya penyebaran Covid-19, perbaikan konsumsi rumah tangga dan investasi non-bangunan, serta tetap positifnya pertumbuhan konsumsi Pemerintah. Kinerja ekspor diperkirakan tetap tetap baik terutama karena kenaikan harga komoditas.
Mengamini pernyataan Perry, ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman juga meyakini pertumbuhan ekonomi masih akan kuat pada tahun ini. "Walau proyeksi global menurun kami masih melihat dampak ke Indonesia akan terbatas, jadi proyeksi kami masih 5,17% untuk 2022," tutur Faisal, kepada CNBC Indonesia.
Dia menjelaskan Indonesia kembali bisa menggantungkan pertumbuhan ekonominya kepada konsumsi rumah tangga pada tahun ini setelah dua tahun bertumpu pada ekspor. Terlebih, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kian longgar seiring menurunnya kasus Covid-19.
"Kami melihat sumber pertumbuhan bergeser dari belanja pemerintah dan ekspor pada 2021, menjadi konsumsi rumah tangga sejalan pelonggaran PPKM dan investasi seiring dengan membaiknya demand domestik," ujarnya.
Senada, ekonom OCBC Wellian Wiranto juga meyakini ekonomi Indonesia tidak akan terlalu berdampak terhadap penurunan ekonomi global. Ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 5% pada tahun ini.
"Indonesia bisa melepaskan diri dari dampak penurunan pertumbuhan global dan bisa tumbuh 5% tahun ini," tutur Wellian kepada CNBC Indonesia.
(mae/mae)