
Dampak Perang Rusia-Ukraina ke RI Versi Bos BI, Parah?

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebutkan dampak utama dari perang Rusia-Ukraina ke dalam negeri bisa melalui tiga jalur. Mulai dari jalur komoditas, perdagangan dan keuangan.
"Implikasi ekonomi dan keuangan dari ketegangan antara Rusia-Ukraina mempunyai tiga aspek. Pertama tentu saja dari dampak terhadap kenaikan harga komoditas global. Kedua tentu saja berdampak kepada volume dan pola perdagangan global dan ketiga berkaitan dengan keuangan," ujarnya dalam Konferensi Pers Hasil RDG, Kamis (17/3/2022).
Menurutnya, ketiga dampak tersebut bisa secara langsung maupun tidak langsung ke Indonesia. Untuk dampak langsung dari eskalasi geopolitik ini adalah kenaikan harga komoditas.
Kenaikan harga komoditas tercermin dari lonjakan harga energi yang berpengaruh ke peningkatan harga-harga dalam negeri. Dimana ini dikhawatirkan akan meningkatkan tingkat inflasi meski masih akan dalam batas proyeksi.
Oleh karenanya, untuk dampak melalui jalur ini pemerintah dan BI terus melakukan koordinasi untuk menjaga ketersediaan pasokan pangan di dalam negeri. Terutama menjelang hari raya Lebaran yang biasanya tanpa ada kondisi geopolitik pasti terjadi kenaikan harga.
"Kami akan mendukung penuh upaya pemerintah yang mengupayakan bagaimana kesejahteraan masyarakat termasuk terjaganya harga-harga menjelang dan selama Ramadan dan periode berikutnya," kata dia.
Kemudian, dampak tidak langsung adalah melalui jalur perdagangan terutama dari kinerja ekspor dan impor. Untuk ekspor akan ada dampak positif karena secara nilai akan mengalami kenaikan terutama dari produk non migas.
Sedangkan dari sisi impor terutama migas akan berdampak kenaikan harga yang jauh lebih besar. Artinya, akan berpengaruh juga ke kondisi fiskal karena subsidi yang perlu dibayarkan pemerintah pun makin tinggi.
Lalu, dampak dari jalur keuangan juga tidak langsung. Meski perang kedua negara tersebut menyebabkan adanya aliran modal asing keluar atau outflow hingga Rp 0,4 miliar pada Februari 2022, namun nilai tukar rupiah masih aman. Bahkan diperkirakan akan apresiasi ke depannya.
"Tapi dari sisi nilai tukar rupiah, implikasi-implikasinya juga kelihatan bahwa nilai tukar rupiah tetap terjaga bahkan ada kecenderungan apresiasi," pungkasnya.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tok! BI Rate Diputuskan Tetap 5,75%