Kemarin Juara, Hari Ini Rupiah Lesu di Eropa

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Jumat, 18/03/2022 13:08 WIB
Foto: Pounds (REUTERS/Sukree Sukplang)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah melemah cukup signifikan terhadap euro, poundsterling dan dolar franc swiss pada perdagangan Jumat (18/3/2022), padahal Mata Uang Garuda kemarin sempat berjaya di Benua Biru. Apa pemicunya?

Melansir Refinitiv, pukul 11:15 WIB, euro menguat terhadap rupiah sebanyak 0,21% di Rp 15.890,81 dan poundsterling terapresiasi terhadap rupiah 0,37% di Rp 18.868,81. Hal yang serupa terjadi, Mata Uang Tanah Air terkoreksi terhadap dolar franc swiss sebesar 0,33% ke Rp 15.308,56/CHF.


Fundamentalnya, Bank of England (BOE) telah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak 25 basis poin ke 0,75% di bulan Maret, yang sesuai dengan ekspektasi pasar. BOE telah menaikkan suku bunga pada tiga pertemuan beruntun untuk pertama kalinya sejak 1997.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa BOE cemas terhadap ekonomi Inggris.

BOE juga memprediksikan angka inflasi akan mencapai 8% pada April, hampir satu poin persentase dari yang diperkirakan bulan lalu. Perang Rusia-Ukraina akan menyebabkan tekanan inflasi global menguat secara signifikan dalam beberapa bulan mendatang dan menambah gangguan rantai pasokan.

Mengacu kepada Departemen Keuangan Inggris, sebanyak 2 juta rumah tangga akan merasakan kenaikan pada biaya mortgage alias Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Harga energi di Inggris yang melonjak baru-baru ini menekan BOE untuk menaikkan suku bunganya. Harga solar di Inggris naik rata-rata lebih dari 2 poin dalam sehari karena perang terus menjadi sentimen negatif untuk harga minyak.

Pada Selasa (15/3), bahan bakar diesel melonjak ke rekor £1,76/liter, padahal harga pada Senin (14/3) di £1,74/liter. Harga bensin meningkat ke £1,65/liter dari £1,64/liter.

Selain itu, kemarin telah dirilis angka inflasi di wilayah Eropa yang naik ke 5,9% di Februari dari 5,1% di Januari, yang melampaui ekspektasi pasar. Harga energi yang tinggi mendorong angka inflasi. Angka inflasi hampir tiga kali lipat dari target bank sentral Eropa (ECB) yaitu di 2%.

Kemarin, Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan bahwa bank sentral Eropa tidak akan buru-buru untuk menaikkan suku bunga acuannya dan setiap langkah akan bertahap.

Dia juga menambahkan bahwa ECB mempunyai 'ruang lebih' untuk rencana pencetakan uang musim panas ini dan kenaikan suku bunga pertama dalam lebih dari satu dekade.

Kepala bank sentral Belanda Klass Knot memperkirakan bahwa ECB akan menaikkan suku bunga acuan pada kuartal keempat, jika inflasi terus tinggi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi