
Pasca Juara 3 Hari Beruntun, Kini Rupiah Loyo Lawan Dolar AS
![[THUMBNAIL] 14.800](https://awsimages.detik.net.id/visual/2018/09/03/442b9ebe-06c2-4f7b-b449-60ca0f105fcc_169.jpeg?w=900&q=80)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah bergerak melemah di perdagangan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Jumat (18/3/2022), setelah berhasil menguat selama tiga hari beruntun.
Data rilis ekonomi di Negeri Paman Sam yang solid mendorong penguatan si 'greenback' di pasar spot.
Melansir data dari Refinitiv, Mata Uang Tanah Air dibuka stagnan di Rp 14.300/US$. Pada pukul 11:00 WIB, rupiah melemah 0,28% di Rp 14.340/US$.
Pelemahan rupiah sudah terlihat pada perbandingan nilai Non-Deliverable Market (NDF) beberapa saat usai penutupan perdagangan pasar spot kemarin dibandingkan dengan hari ini, Jumat (18/3), seperti dilansir data Refinitiv:
Periode | Kurs Kamis (17/3) pukul 15:03 WIB | Kurs Jumat (18/3) pukul 11:03 WIB |
1 Pekan | Rp14.280,7 | Rp14.333,1 |
1 Bulan | Rp14.307,0 | Rp14.333,0 |
2 Bulan | Rp14.322,0 | Rp14.361,7 |
3 Bulan | Rp14.343,5 | Rp14.377,2 |
6 Bulan | Rp14.431,0 | Rp14.458,0 |
9 Bulan | Rp14.534,0 | Rp14.561,7 |
1 Tahun | Rp14.649,0 | Rp14.680,0 |
2 Tahun | Rp15.046,9 | Rp15.102,0 |
Pada pukul 11:00 WIB, indeks dolar AS terpantau menguat sebanyak 0,11% ke 98,079, setelah menurun selama tiga hari beruntun. Menandakan bahwa penguatan dolar AS menekan performa rupiah hari ini.
Melansir Reuters, jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun pekan lalu karena permintaan tenaga kerja tetap tinggi.
Daftar tunjangan pengangguran pekan lalu merupakan yang terkecil dalam 52 tahun. Klaim tunjangan pengangguran AS turun 15.000 menjadi 24.000. Klaim telah menurun dari rekor tertingginya pada awal April 2020.
Selain itu, laporan aktivitas pabrik di wilayah Atlantik di bulan Maret meningkat jika mengacu ke data order baru dan data pengiriman barang.
Produksi manufaktur melonjak 1,2% di Februari, walaupun output kendaraan bermotor turun 3,5% karena kekurangan komponen elektronik global yang berkelanjutan.
Kemarin, Departemen Perdagangan melaporkan adanya penjualan perumahan yang melonjak 6,8% secara tahunan atau 1,769 juta unit pada bulan Februari, yang menjadi level tertinggi sejak Juni 2006. Di mana perumahan keluarga tunggal melonjak 5,7% di 1,215 juta dan proyek perumahan dengan lima unit atau lebih naik 0,8% ke 501.000 unit.
Sentimen negatif kembali menyelimuti pasar dunia, sehingga aset berisiko kembali ditinggalkan. Hal tersebut tercermin pada indeks saham Asia yang bergerak melemah, dan sebelumnya indeks bursa AS semalam juga berada di zona negatif.
Namun, ketika pasar sedang bergejolak, biasanya investor akan mencari aset aman seperti mata uang safe haven yaitu dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Apresiasi Rupiah Terhenti, Ini Pemicunya