Ini Penyebab Dolar Perkasa hingga Tembus Rp15.000

Tasya Natalia, CNBC Indonesia
20 June 2023 09:52
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah langsung ambruk begitu perdagangan dibuka hari ini. Pada Perdagangan hari ini, Selasa (20/6/2023) pukul 09:43 WIB, nilai tukar rupiah melemah ke posisi Rp 15.047/US$1 atau melemah 0,38%.

Ini adalah posisi terlemah sejak 30 Maret 2023 atau hampir 2,5 bulan terakhir.bulan terakhir.

Kepala ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan sentimen negatif memang tengah membayangi rupiah sehingga mata uang Garuda keok melawan dolar Amerika Serikat  (AS).
"Sentimen lagi besar banget untuk pelemahan rupiah. terutama inflasi AS, kenaikan suku bunga acuan, dan pelemahan China," tutur Andry, kepada CNBC Indonesia.

Mata uang Garuda juga melemah karena kencangnya arus modal asing yang keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN).  Imbal hasil SBN tenor 10 tahun hari ini dibuka naik 0,01 basis poin (bp) menjadi 6,32%. Imbal hasil yang naik menandai harga SBN yang melandai karena investor melepas SBN, terutama investor asing

Begitu pula untuk pasar saham pada perdagangan kemarin, Senin (19/6/2023) juga nampak ada net sell dari investor asing senilai Rp407,94 miliar di seluruh pasar baik nego maupun reguler.

Selama pekan ini ketidakpastian di pasar meningkat terutama dari dalam negeri yang masih menanti keputusan rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) mengenai kebijakan suku bunga di tengah kekhawatiran pelaku pasar akan kebijakan hawkish the Fed berlanjut.

Sejauh ini, pelaku pasar memproyeksikan BI masih akan kembali menahan suku bunga di level 5,75%. Hingga rapat terakhir pada bulan lalu, itu berarti suku bunga sebesar 5,75% kemudian ditahan selama empat bulan terakhir.

Rupiah juga melemah karena lesunya perekonomian China. Data-data ekonomi China menunjukkan ekonomi Tiongkok melemah mulai dari ekspor impor hingga meningkatnya pengangguran.

Untuk mendukung pertumbuhan,  dari China mulai memberikan pemanis, termasuk hasil pengumuman bank sentral China atau The People's Bank of China (PBoC) yang memangkas suku bunga pinjaman.
Suku bunga dipangkas rupisebesar 10 basis poin (bp) untuk tenor satu tahun dan lima tahun masing-masing menjadi 3,55℅ dan 4,2℅, sesuai dengan ekspektasi pasar.

Kebijakan dovish bank sentral China dengan pemangkasan suku bunga diharapkan segera membangkitkan ekonomi "sang Naga". Sebagai informasi, China adalah motor ekonomi utama di Asia sehingga perkembangan di China akan sangat menentukan gerak ekonomi tetangganya, tak terkecuali Indonesia.

Bagi Indonesia, Tiongkok adalah mitra dagang terbesar sekaligus pasar terbesar bagi produk-produk unggulan seperti batu bara dan besi baja. China juga menjadi salah satu investor asing terbesar di RI.

Bila ekonomi China melaju kencang maka ekspor ke Tiongkok bisa semakin besar dan semakin banyak investasi yang datang dari pengusaha China.

Pemanis lainnya yang menjadi highlight pasar hari ini adalah membaik-nya hubungan geopolitik China dan AS, hal ini disampaikan Presiden China Xi Jinping kepada Antony Blinken bahwa "sangat baik" adanya kemajuan dalam memperbaiki hubungan bilateral antara dua ekonomi terbesar di dunia, selama kunjungannya ke Beijing.

"Kedua belah pihak sepakat untuk menindaklanjuti pemahaman bersama yang telah dicapai Presiden Biden dan saya di Bali. Kedua belah pihak juga telah membuat kemajuan dan mencapai kesepakatan tentang beberapa masalah tertentu. Ini sangat bagus," kata Xi kepada Blinken di awal pertemuan, mengutip Reuters.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected] 


(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Melemah ke Atas Rp 14.900/US$, China Jadi Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular