Ini Penyebab Rupiah Loyo di Benua Biru

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
07 April 2022 12:48
U.S. dollar and Euro banknotes are seen in this picture illustration taken May 3, 2018. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Foto: REUTERS/Dado Ruvic

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah melemah terhadap euro, poundsterling, dan dolar franc swiss pada perdagangan Kamis (7/4/2022). Sentimen kurang sedap masih menghantui wilayah Eropa dan Inggris, tapi rupiah tetap melemah. Apa pemicunya?

Melansir Refinitiv, pukul 11:10 WIB, euro menguat terhadap rupiah sebanyak 0,13% di Rp 15.658,83 dan poundsterling terapresiasi terhadap rupiah 0,08% di Rp 18.774,52.

Hal serupa terjadi pada dolar franc swiss menguat terhadap Mata Uang Tanah Air sebesar 0,09% ke Rp 15.390,72/CHF.

Tidak heran, karena euro dan poundsterling memang sedang berjaya. Pada pukul 11:15 WIB, tercatat penguatan euro dan poundsterling terhadap dolar AS yang masing-masing sebesar 0,01%. Wajar saja jika rupiah tergerus dan melemah di Benua Biru.

Sentimen tidak sedap telah tercium dari wilayah Eropa, mengacu kepada The Straits Times, anggota Uni Eropa (UE) yaitu Hungaria mengatakan bahwa mereka siap memenuhi permintaan Rusia untuk membayar transaksi gasnya dengan rubel.

Hal tersebut memecahkan persatuan di antara negara UE yang tidak menyetujui keputusan itu. Rusia merupakan eksportir gas alam terbesar Eropa. Hungaria sendiri membutuhkan pasokan gas alam Rusia sebanyak 25%.

Jerman, ekonomi terbesar di Eropa juga bergantung pada gas Rusia untuk mayoritas kebutuhan energinya, telah memperingatkan bahwa meskipun mendukung penghentian impor gas Rusia sesegera mungkin, tapi Jerman tidak dapat melakukannya dalam waktu yang singkat.

Sisi lainnya, Inggris, tengah menghadapi lonjakan baru pada angka pasien rawat inap dan subvarian Omicron telah terdeteksi.

Varian XE, sejauh ini telah terdeteksi pada 637 pasien secara nasional, jika mengacu pada laporan Badan Keamanan Kesehatan Inggris.

Pasien rawat inap telah meningkat lebih dari 7% di pekan terakhir di Maret menjadi 16.500 pasien.

Walaupun isu tak sedap masih berembus di zona Eropa dan Inggris, Mata Uang Ibu Pertiwi masih bergerak melemah hari ini.

Hari ini, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa per akhir Maret 2022 sebesar US$ 139,1 miliar. Anjlok US$ 2,3 miliar dari bulan sebelumnya.

Penurunan tersebut dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Sehingga, penurunan rupiah menjadi tidak terelakkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar Pantau Inflasi & Suku Bunga, Rupiah Ambles di Eropa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular