Investor Makin Hati-hati, Surat Utang RI Sepi Peminat Lagi

Maesaroh & Maesaroh, CNBC Indonesia
Selasa, 15/03/2022 17:06 WIB
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan Surat Utang Negara (SUN) melalui lelang lagi-lagi di bawah target. Pada lelang hari ini, Selasa (15/3), pemerintah hanya mengambil utang Rp 17,25 triliun, di bawah target indikatifnya yang ditetapkan Rp 20-30 triliun.

Pada lelang hari ini, pemerintah menjual tujuh seri SUN, yaitu seri SPN03220615 (new issuance), SPN12230303 (reopening), FR0090 (reopening), FR0091 (reopening), FR0093 (reopening), FR0092 (reopening) dan FR0089 (reopening).

Total penawaran yang masuk mencapai Rp 49,16 triliun. Jumlah tersebut menjadi yang terendah pada tahun ini.
Seri paling laku adalah seri SPN12230303 dengan tenor satu tahun. Jumlah penawaran yang masuk pada seri tersebut mencapai Rp 17,7 triliun. Seri FR0091 dengan tenor 10 tahun menjadi yang paling laku kedua dengan jumlah tawaran masuk mencapai Rp 10,06 triiun.



Direktur SUN Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan investor terlihat masih sangat hati-hati dan memantau secara seksama perkembangan situasi di Ukraina.

"Pelaku pasar juga masih bersikap wait and see menjelang FOMC meeting hari Rabu besok, di mana The Fed diperkirakan akan mulai menaikkan suku bunga acuan," tuturnya, kepada CNBC Indonesia.

Dari total penawaran yang masuk, pemerintah hanya mengambil Rp 17,25 triliun. Dengan demikian, pemerintah tidak memenuhi target lelang selama dua lelang SUN terakhir. Jumlah yang diambil pada lelang hari ini juga menjadi yang terendah sepanjang tahun ini.


Deni menjelaskan tidak terpenuhinya target lelang pada hari ini juga karena mempertimbangkan yield yang diminta investor.

Merujuk pada data Kementerian Keuangan, yield tertinggi yang masuk untuk tenor 10 tahun (FR0091) pada hari ini tercatat 6,90%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pada lelang sebelumnya ( 6,60%).

Pada tenor lima tahun (FR0090), yield tertinggi yang masuk tercatat 5,70%, sementara pada lelang sebelumnya sebesar 5,40%.

"Dengan mempertimbangkan yield SBN yang wajar di pasar sekunder dan rencana kebutuhan pembiayaan tahun 2022 serta kondisi kas pemerintah yang masih memadai, maka pemerintah memutuskan untuk memenangkan permintaan sebesar Rp 17,25 triliun," tutur Deni.

Deni mengatakan lelang hari ini juga masih didominasi oleh investor domestik yang mencapai 96,32% dari incoming bids. Partisipasi investor asing pada lelang hari ini mencapai Rp 1,81 triliun atau 3,68% dari total incoming bids.

Jumlah penawaran asing yang masuk pada lelang hari ini turun drastis dibandingkan lelang sebelumnya yang masih tercatat Rp 4,37 triliun. Penawaran dari investor asing yang masuk hari ini adalah yang terendah sepanjang tahun ini.

Dari total penawaran asing yang masuk, jumlah dimenangkan sebesar Rp 1,26 triliun atau 7,29% dari total awarded bids, dengan mayoritas dari tenor 20 tahun. Jumlah yang dimenangkan juga menjadi yang terendah sepanjang tahun ini.


(mae/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OJK Awasi Ketat Kripto, Fokus pada Aktivitas Domestik