Lima Kali Gagal, Pemerintah Akhirnya Capai Target Lelang SUN

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah akhirnya mampu memenuhi target indikatif pada lelang Surat Utang Negara (SUN) setelah gagal melampaui target dalam lima lelang sebelumnya. Yield yang diminta pada lelang hari ini juga lebih rendah dibandingkan dengan lelang sebelumnya.
Pemerintah pada hari ini, Selasa (24/5/2022), melelang tujuh seri SUN yaitu SPN03220825 (New Issuance), SPN12230526 (New Issuance), FR090 (Reopening), FR0091 (Reopening), FR0093 (Reopening), FR0092 (Reopening), dan FR0089 (Reopening).
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, total penawaran yang masuk dalam lelang SUN hari ini mencapai Rp 39,42 triliun.
Jumlah tersebut memang meningkat dibandingkan dengan lelang sebelumnya yang tercatat Rp 19,74 triliun. Namun, jumlah penawaran yang masuk masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya (Rp 58,18 triliun).
Dari jumlah Rp 39,42 triliun penawaran yang masuk, pemerintah menyerap utang sebesar Rp 20 triliun. Ini adalah kali pertama pemerintah mampu memenuhi target indikatif lelang sejak Februari lalu.
Dalam lima lelang sebelumnya (periode Maret hingga pertengahan Mei), pemerintah selalu gagal memenuhi target indikatif lelang yang ditetapkan sebesar Rp 20-30 triliun.
Pada lelang hari ini, penawaran yang masuk dari investor asing mencapai Rp 5,58 triliun. Jumlah tersebut adalah yang tertinggi dalam lima lelang terakhir.
Jumlah penawaran asing yang diambil tercatat Rp 4,08 triliun. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang tahun ini.
Jumlah tersebut juga bertolak belakang dibandingkan pada dua lelang sebelumnya di mana penawaran investor asing yang diserap di bawah Rp 1 triliun.
Direktur SUN DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan menjelaskan meningkatnya penawaran yang masuk pada lelang SUN tidak bisa dilepaskan dari meredanya tekanan di pasar keuangan.
"Ini dipengaruhi relatif stabilnya kondisi pasar global dan didukung positifnya kondisi perekonomian domestik yang ditunjukkan antara lain neraca perdagangan dan cadangan devisa," tutur Deni, kepada CNBC Indonesia.
Indonesia mencatatkan surplus tertinggi sepanjang sejarah pada bulan April sebesar US$ 7,56 miliar. Transaksi berjalan pada kuartal I-2022 juga tercatat surplus 0,1% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sementara cadangan devisa pada akhir Maret mencapai US$ 139,1 miliar.
Deni mengatakan yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan pada lelang hari ini juga menurun. Kondisi ini menandai semakin membaiknya harga surat utang pemerintah.
Pada lelang hari ini, yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan turun sebesar 11-37 bps dibandingkan dengan lelang sebelumnya.
Untuk seri benchmark FR0090 bertenor lima tahun, yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan pada lelang hari ini, tercatat 6,25%. Level tersebut turun dibandingkan pada lelang sebelumnya yakni 6,63%.
Yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan pada lelang hari ini, untuk seri benchmark FR0091 bertenor 10 tahun tercatat 7,19%, lebih rendah dibandingkan pada lelang sebelumnya yakni 7,33%.
Yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan untuk tenor pendek 3 bulan ada di 2,10%, lebih rendah dibandingkan 2,45% pada lelang sebelumnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Surat Utang RI Masih Sepi Peminat...
(mae/vap)