Rupiah Sangat Perkasa di Tanah Eropa, Ini Penyebabnya!
Jakarta, CNBC Indonesia - Perang antara Rusia dan Ukraina membuat perekonomian Eropa terancam mengalami pelambatan yang membuat mata uang di Benua Biru tertekan. Selain itu, harga komoditas seperti batu bara terus meroket yang memberikan keuntungan bagi Indonesia. Alhasil, nilai tukar rupiah menjadi sangat kuat di Benua Biru.
Pada perdagangan Senin (7/3) pukul 12:51 WIB, euro jeblok 0,3% melawan rupiah, berada di kiasarn Rp 15.665/EUR yang merupakan level terendah sejak pertengahan 2020 lalu. Franc Swiss yang merupakan mata uang safe haven juga merosot 0,27% ke Rp 15.646/CHF, melansir data Refinitiv.
Di saat yang sama, poundsterling mampu menguat tipis 0,04% ke kiasarn Rp 19.031/GBP, tetapi sudah jeblok dalam dua pekan beruntun dengan total 2,3%.
Serangan Rusia ke Ukraina membuat harga komoditas meroket. Sektor energi yang paling menjadi sorotan.
Apalagi, Minggu kemarin, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Anthony Blinken mengatakan AS dan sekutunya sedang berencana melarang impor minyak dari Rusia.
Eropa yang mayoritas merupakan sekutu Amerika Serikat kini dikatakan lebih terbuka untuk tidak lagi mengimpor minyak dan gas dari Rusia, kata seorang sumber yang dikutip Reuters, Minggu (6/3).
Padahal, Eropa sangat tergantung dengan pasokan minyak dan gas dari Rusia.
Harga minyak mentah jenis Brent hari ini meroket nyaris mencapai US$ 140/barel untuk pertama kalinya dalam 13 tahun terakhir. Begitu juga dengan gas alam yang terus menanjak.
Harga batu bara terbang tinggi ke atas US$ 400/ton yang menjadi rekor tertinggi sepanjang masa.
Kenaikan harga komoditas energi tersebut tentunya berisiko mengakselerasi inflasi di negara Barat, yang sudah tinggi dan di beberapa negara lainnya.
Alhasil, perekonomian ekonomi global diperkirakan akan terpukul. Eropa diperkirakan akan lebih terpukul lagi. Barcalys memangkas produk domestik bruto (PDB) Benua Biru menjadi 3,5% dari sebelumnya 4,1%. JP Morgan bahkan memangkas proyeksinya hingga 1% menjadi 3,2%.
Di sisi lain, tingginya harga batu bara bisa memperpanjang surplus neraca perdagangan Indonesia. Hal ini berpeluang membuat transaksi berjalan Indonesia mampu mempertahankan surplusnya.
Surplus transaksi berjalan penting bagi rupiah karena memberikan pasokan devisa yang stabil. Alhasil, rupiah pun perkasa akibat kenaikan batu bara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)