Review

Batu Bara 'To The Moon', Bikin 7 Taipan Ini Makin Tajir!

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
04 March 2022 16:30
Boy Thohir

Jakarta, CNBC Indonesia - Meroketnya harga batu bara turut mengangkat harga saham emitennya seiring ekspektasi soal kinerja keuangan yang bakal kinclong. Pada gilirannya, hal tersebut juga membuat para bos besar batu bara semakin tajir.

Menurut data Refinitiv, harga batu bara sudah terbang 153,82% sejak awal tahun (ytd).

Kamis kemarin (3/3/2022), harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) berada di US$ 358,45/ton. Ambles 19,63% dibandingkan posisi penutupan sehari sebelumnya.

Ini terjadi di tengah aksi ambil untung investor setelah pada 2 hari sebelumnya harga si batu hitam melonjak ke angkasa.

Pada 2 Maret 2022, harga batu bara ditutup di US$ 446/ton. Meroket 46,01% secara harian dan menyentuh titik tertinggi sepanjang sejarah.

Hari sebelumnya, harga batu bara finis di US$ 305,45/ton. Melesat 21,45%. Praktis, harga batu batu bara sudah melonjak 77,3% hanya dalam dua hari.

Melejitnya harga batu bara ikut membuat investor berbondong-bondong mengoleksi saham emitennya. (Lihat Tabel 1).

Tabel 1. Kinerja Sejumlah Saham Batu Bara Sejak Awal Tahun (ytd)

No

Kode Ticker

% Harian

% YtD

1

ADMR

5.33

1580

2

SMMT

-2.44

197.03

3

INDY

7.41

87.7

4

DOID

3.81

65.15

5

BYAN

7.45

55

6

ITMG

1.6

40.07

7

ABMM

0.82

30.28

8

ADRO

11.11

28.89

9

PTBA

4.62

25.46

10

UNTR

5.78

21.9

11

HRUM

6.68

19.85

12

BOSS

6.58

14.08

13

MBAP

1.53

10.56

14

FIRE

2.73

-17.9

15

BUMI

5.77

-17.91

16

GEMS

0.00

-32.39

Sumber: BEI | Per sesi I Jumat (4/3/2022)

Lantas, siapa saja pemegang saham atawa pemilik emiten batu bara yang 'ketiban cuan'?

Di bawah ini Tim Riset CNBC Indonesia merangkum sejumlah nama besar yang sudah lama malang-melintang di dunia batu bara. Mayoritas merupakan nama yang 'nampang' di daftar 50 besar orang terkaya di RI pada 2021 versi Forbes.

1. Boy Thohir (Adaro Energy Indonesia)

Garibaldi 'Boy' Thohir, bersama TP Rachmat dan Edwin Soeryadjaya mendirikan emiten raksasa PT Adaro Energy Tbk (ADRO), yang ketika pertama kali melantai di bursa tahun 2008 silam berhasil memperoleh dana IPO terbesar sepanjang sejarah-rekor yang baru-baru ini dipecahkan oleh emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).

Lokasi penambangan Adaro tersebar di Pulau Sumatra dan Kalimantan, selain itu terdapat juga situs penambangan berlokasi di Australia yang baru diakuisisi tahun 2018 lalu.

Selain perusahaan tambang, Boy, yang saat ini menjabat sebagai Presiden Direktur ADRO, juga masih punya banyak perusahaan lainnya.

Boy Thohir (bersama sejumlah saudaranya), terutama, memakai kendaraan investasi PT Adaro Strategic Investment yang menguasai 43,91% saham ADRO.

Menurut catatan Forbes, pria dengan gelar Sarjana Administrasi Bisnis, Universitas Southern California ini menduduki peringkat ke 17 orang terkaya di Tanah Air dengan total kekayaan per 13 Desember 2021 mencapai US$ 2,6 miliar (Rp 37,44 triliun).

Kekayaan pria berumur 56 tahun tersebut berpotensi akan semakin bertambah seiring harga saham ADRO yang melonjak 28,89% sejak awal tahun ini.

Sepanjang 2021, rapor keuangan ADRO juga moncer.

Laba bersih ADRO tercatat naik 547% secara tahunan (YoY) menjadi US$1,02 miliar per akhir 2021.

Lonjakan laba ini ditopang kenaikan pendapatan usaha pertambangan dan perdagangan batu bara sebesar 62% YoY menjadi US$3,83 miliar, dan pendapatan lain perusahaan sebesar US$65 juta atau naik 35% YoY.

Baca di halaman selanjutnya >>>

2. TP Rachmat (Adaro, Padang Karunia Group)

Seperti sedikit disinggung di atas, Theodore Permadi (TP) Rachmat adalah salah satu pendiri ADRO.

Pria yang kerap disapa Teddy ini mendirikan Grup Triputra pada 1998. Grup tersebut sekarang memiliki empat lini bisnis, termasuk agribisnis, manufaktur, dan pertambangan.

Emiten yang masuk ke dalam Grup Triputra pun beragam, mulai dari emiten CPO PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) sampai induk kurir Anteraja PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA).

TP Rachmat memiliki saham minoritas (2,54%) di ADRO, di mana dia menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris.

Melansir Forbes, pria 78 tahun ini memulai karir di grup otomotif PT Astra International Tbk (ASII), yang didirikan oleh pamannya William Soeryadjaya, pada 1968.

Putranya, Ariano Rachmat, saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur Adaro.

Selain di Adaro, TP Rachmat juga memiliki bisnis tambang yang ia dirikan bersama Boy Thohir (Tri Nugraha Thohir Group/TNT Group), Padang Karunia Group, sebuah perusahaan yang berdiri sejak 20 tahun silam.

Pada 2021, TP Rachmat berada di posisi 15 orang terkaya di RI dengan pundi-pundi kekayaan US$ 2,84 miliar atau setara dengan Rp 40,89 triliun (asumsi kurs Rp 14.400/US$).

Secara real time, kekayaan pemegang gelar sarjana dari Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut bertambah US$ 121 juta secara harian menjadi US$ 3,3 miliar.

3. Low Tuck Kwong (Bayan Resources)

Dato' Dr. Low Tuck Kwong, dilahirkan di Singapura 17 April 1948 dan berganti kewarganegaraan menjadi WNI pada 1992 memperoleh pundi-pundi dari kepemilikan saham di PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Titik balik sukses terjadi pada tahun 1997 ketika ia mengakuisisi tambang batu bara pertamanya yaitu PT. Gunung bayan Pratamacoal.

Sebagai informasi, BYAN merupakan emiten dengan kapitalisasi terbesar yang fokus utama bisnis pertambangan batubara. Tercatat kapitalisasi pasar mencapai Rp 139,50 triliun, lebih besar dari Grup Adaro (Rp 92,76 triliun).

Raihan kapitalisasi pasar tersebut tak lepas dari lonjakan harga saham BYAN sebesar 55,00% secara ytd ke harga Rp 41.850/unit.

Asal tahu saja, per 31 Jan 2022, Low Tuck Kwong menguasai 55,22% saham BYAN.

Berdasarkan data real time billionaire yang dirilis Forbes, per Jumat (4/3), pukul 12.39 WIB, Low Tuck Kwong menduduki peringkat ke-18 orang paling tajir di RI pada akhir 2021.

Secara real time, nilai kekayaannya naik US$ 238 juta menjadi US$ 3,8 miliar atau setara dengan Rp 54,72 triliun.

Nilai tersebut juga lebih besar dari catatan akhir 2021. Per 13 Desember 2021, kekayaan Low Tuck Kwong mencapai US$ 2,55 miliar.

4. Peter Sondakh (Golden Eagle Energy)

Peter Sondakh menduduki peringkat 20 orang terkaya di Indonesia. Pada akhir 2021, kekayaan Peter mencapai US$ 2,1 miliar atau Rp 30,96 triliun. Secara real time, pundi kekayaan pria 72 tahun ini bertambah US$ 83 juta menjadi US$ 2,2 miliar.

Menurut Forbes, Peter Sondakh adalah pendiri Rajawali Corpora, sebuah perusahaan investasi yang didirikan pada tahun 1984 yang portofolionya mencakup hotel, media, dan pertambangan.

Aset lainnya termasuk penyedia layanan internet Velo Networks dan jaringan TV Rajawali Televisi.

Di pertambangan batu bara, Grup Rajawali memiliki PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT). Saham SMMT sudah meroket 197,03% sejak awal tahun.

Selain di SMMT, Peter Sondakh juga menguasai emiten tambang emas PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) dan emiten CPO PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT).

5. Kiki Barki (Harum Energy)

Mengutip data Forbes, Kiki Barki sebagai orang terkaya nomor 27 di Indonesia dengan total kekayaan mencapai US$ 1,6 miliar atau setara dengan Rp 23,04 triliun pada tahun 2021.

Meskipun telah lama absen di daftar Forbes, Kiki Barki akhirnya kembali ke daftar elite tersebut seiring bisnis batu bara miliknya, PT Harum Energy Tbk (HRUM), ikut terdongkrak oleh kenaikan harga komoditas tersebut.

Saham HRUM melesat 19,85% secara ytd dan melambung 70,10% dalam setahun belakangan.

PT Harum Energy Tbk merupakan induk perusahaan yang didirikan pada tahun 1995, dengan portofolio usaha di bidang pertambangan batu bara dan kegiatan logistik berlokasi di Kalimantan Timur, Indonesia. Melalui PT Karunia Bara Perkasa, Kiki Barki menguasai 79,79% saham HRUM.

6. Edwin Soeryadjaya (Adaro)

Edwin Soeryadjaya adalah anak dari mendiang William Soeryadjaya, pendiri grup konglomerasi Astra International.

Setelah sang ayah menjual sahamnya di Astra pada 1992, Edwin mencoba membangun kekayaan keluarganya lewat perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) pada 1997. Menparekraf Sandiaga Uno juga merupakan pemilik saham SRTG saat ini.

Edwin juga secara pribadi tercatat menggenggam 3,29% saham Adaro, di mana ia menjabat sebagai Presiden Komisaris di perusahaan batu bara tersebut.

Adapun Saratoga secara langsung memiliki 3,67% saham ADRO. Sementara, secara tidak langsung, Saratoga menggenggam 25% saham PT Adaro Strategic Capital dan sebesar 29,8% di PT Adaro Strategic Lestari.

Asal tahu saja, PT Adaro Strategic Capital dan PT Adaro Strategic Lestari masing-masing menguasai 74,93% dan 25,07% saham pengendali ADRO, PT Adaro Strategic Investments.

Selain di Adaro, portofolio SRTG sendiri mencakup belasan perusahaan, seperti perusahaan otomotif PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), emiten tambang emas PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), sampai emiten gas industri PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII).

Menurut data Forbes, sang konglomerat berusia 72 tahun ini (bersama keluarga) menempati peringkat 29 orang terkaya di RI pada 2021 dengan total kekayaan US$ 1,51 miliar (Rp 21,74 triliun).

7. Arini Subianto (Adaro)

Arini merupakan anak tertua dari pengusaha Benny Subianto. Pada saat Benny meninggal dunia pada 2017, Arini menjadi pewaris kerajaan bisnis Benny yang bernilai triliunan.

Saat ini, Arini tercatat sebagai Presiden Direktur Persada Capital Investama, perusahaan induk untuk sejumlah perusahaan. Anak usaha dari Grup Persada bergerak di bidang pengolahan kayu, produksi minyak sawit, karet dan batu bara.

Persada Capital juga tercatat sebagai pemegang saham minoritas secara langsung di Adaro, yakni sebesar 0,04%. Secara tidak langsung, Persada Capital menggenggam 25% saham PT Adaro Strategic Capital dan 25,27% saham PT Adaro Strategic Lestari. Kedua saham tersebut merupakan pemegang saham pengendali ADRO, seperti disebutkan di atas, PT Adaro Strategic Investments.

Selain itu, Persada Grup juga aktif berinvestasi di sejumlah perusahaan rintisan (startup) sejak 2017.

Secara individu, Arini juga tercatat menggenggam 0,25% saham ADRO.

Harta Arini di usianya yang ke 50 tercatat mencapai US$ 975 juta atau sekitar Rp 14 triliun dan membawanya ke urutan 44 orang terkaya Indonesia.

Perempuan berusia 51 tahun ini menjadi satu di antara tiga wanita yang masuk daftar 50 orang paling tajir di RI.

Pemain Gede Lainnya

Selain yang telah disebutkan di atas masih terdapat beberapa emiten besar penguasa industri batubara nasional, seperti emiten pelat merah PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Indika Energy Tbk (INDY), hingga emiten besutan Aburizal Bakrie PT Bumi Resources Tbk (BUMI).

Grup Sinarmas juga memiliki usaha tambang batubara yang berlokasi di Berau Kalimantan Timur yang bisnisnya dijalankan oleh PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS).

Beberapa pemain besar lainnya, termasuk PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), Grup Astra PT United Tractors Tbk (UNTR), serta emiten milik Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, TBS Energi Utama Tbk (TOBA).

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular