
Rupiah Mampu Ungguli Dollar AS, Sinyal Kuat Ekonomi Pulih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah bergerak menguat terhadap euro, poundsterling, dan dolar franc swiss hari ini (1/3/2022), di mana sentimen positif dari dalam negeri memicu rupiah perkasa di Benua Biru.
Melansir data Refinitiv, pada pukul 11;15 WIB euro terhadap rupiah melemah 0,36% ke Rp 16.058,60/EUR dan poundsterling terhadap rupiah terkoreksi 0,21% ke Rp 19.235,02/GBP. Hal yang serupa terjadi pada dolar franc swiss yang terdepresiasi terhadap Mata Uang Tanah Air sebanyak 0,30% ke Rp 15.617,49/CHF.
Sebagai informasi, rupiah juga menguat terhadap dolar AS hari ini, padahal dolar AS di pasar spot sedang berjaya dan terapresiasi sebanyak 0,18%.
Hari ini, banyaknya rilis data ekonomi dari dalam negeri. Mengacu kepada data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa angka wisatawan asing yang datang ke Indonesia meningkat sebanyak 13,62% di Januari. Memang kenaikan ini masih belum bisa menandingi angka wisatawan asing sebelum pandemi yang menembus 1 juta secara bulanan, tapi hal ini tetap menjadi sentimen yang positif untuk tanah air.
Ditambah adanya kebijakan yang diperbaharui oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bahwa karantina dilakukan hanya 3 hari bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) yang sudah di vaksin lengkap. Hal ini dapat meningkatkan angka wisatawan asing yang akan berdampak baik bagi perekonomian Indonesia.
Selain itu, PMI Indonesia di Februari berada di posisi 51,2 turun 2,5 poin dan lebih rendah dari bulan sebelumnya yang berada di posisi 53,7. Namun, aktivitas manufaktur tanah air diperkirakan akan tetap ekspansif karena berada di atas ambang batas angka 50. Diprediksikan bahwa pelambatan tersebut dipicu oleh kenaikan kasus harian Covid-19 di awal tahun ini.
Mengacu kepada Reuters, harga komoditas dunia yang melonjak seperti harga minyak kelapa sawit dan energi karena eskalasi konflik Rusia-Ukraina membuat nilai tukar rupiah dan ringgit menguat di pasar spot. Pada pukul 13:00 WIB, harga CPO naik 3,27% dan batu bara meroket hingga 17,38%.
Tidak hanya itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga melonjak dan memimpin kenaikan regional hingga 1,6%. Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto melaporkan terjadi inflasi sebesar -0,02% pada bulan lalu dibandingkan Januari 2022 (month-to-month/mtm). Ini adalah deflasi pertama sejak September 2021. Hal tersebut menurutnya karena dipicu oleh langkah pemerintah untuk mengendalikan harga minyak goreng domestik pada awal Februari.
![]() |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Indeks Dolar AS Melesat 7 Pekan, Rupiah Dkk kok Masih Kuat?
