Saham Energi-Nikel-CPO Pesta saat Ukraina Membara!

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
24 February 2022 18:55
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten komoditas mendominasi daftar top gainers saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 1,48% pada penutupan perdagangan Kamis (24/2/2022). Pasar saham domestik, dan juga global, kompak 'kebakaran' di tengah pecahnya konflik bersenjata di wilayah Ukraina.

Namun, di tengah aksi jual besar-besaran (sell-off) di pasar saham secara umum tersebut, harga kontrak berjangka komoditas energi dan logam dunia malah melompat tinggi. Lonjakan harga komoditas tersebut turut membuat investor berspekulasi memilih saham-saham emiten produsennya hari ini.

Berikut 10 besar saham top gainers hari ini, mengacu pada data Bursa Efek Indonesia (BEI).

  1. Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), naik +25,71%, ke Rp 88/unit

  2. Medco Energi Internasional (MEDC), +13,39%, ke Rp 635/unit

  3. Indo Tambangraya Megah (ITMG), +12,51%, ke Rp 26.975/unit

  4. Elnusa (ELSA), +12,33%, ke Rp 328/unit

  5. Timah (TINS), +9,86%, ke Rp 1.615/unit

  6. Asia Pacific Fibers (POLY), +9,30%, ke Rp 94/unit

  7. Energi Mega Persada (ENRG), +7,65%, ke Rp 183/unit

  8. Indika Energy (INDY), +7,18%, ke Rp 2.240/unit

  9. Adaro Energy Indonesia (ADRO), +6,90%, ke Rp 2.480/unit

  10. Gozco Plantations (GZCO), +5,85%, ke Rp 181/unit

Dari daftar di atas, terdapat empat emiten batu bara, yakni BOSS yang memimpin daftar dengan melonjak 25,71%, ITMG (+13,39%), INDY (+7,18), dan ADRO (+6,90%).

Khusus ITMG, selain soal harga batu bara, laporan keuangan yang ciamik turut mendorong harga saham ini ke utara.

Diwartakan CNBC Indonesia, Kamis (24/2), sepanjang tahun lalu, ITMG berhasil membukukan laba bersih yang meroket hingga 1.105% year-on-year (yoy).

Perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 475,57 juta pada 2021, meroket 1.105% dibandingkan dengan hanya US$ 39,47 juta pada 2020.

Sepanjang 2021, ITMG berhasil membukukan laba bersih yang meroket hingga 1.105% year-on-year (yoy).

Perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 475,57 juta pada 2021, meroket 1.105% dibandingkan dengan hanya US$ 39,47 juta pada 2020.

Tentu saja, selain empat saham tersebut, sejumlah saham batu bara utama lainnya juga melesat. Sebut saja, PT ABM Investama Tbk (ABMM) dan PT Harum Energy Tbk (HRUM) yang masing-masing naik 7,78% dan 6,21%.

Harga kontrak batu bara ICE Newcastle sendiri sudah reli dalam 4 hari terakhir. SOre ini, pukul 17.01 WIB, harga batu bara melonjak 13,01% ke posisi US$ 268/ton, tertinggi sejak Oktober 2021.

Selain saham batu bara, saham minyak & gas (migas) juga unjuk gigi.

Saham emiten migas milik Keluarga Panigoro MEDC melejit 13,39%. Selain MEDC, saham ELSA dan ENRG juga mengisi daftar 10 besar top gainers dengan masing-masing menanjak 12,33% dan 7,65%.

Tidak hanya trio tersebut, 2 saham migas lainnya, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) dan emiten milik suami dari Ketua DPR, Puan Maharani, Hapsoro PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) juga masing-masing 'ngacir' 6,08% dan 5,70%.

Operasi militer Rusia di Ukraina turut mengirim harga minyak terbang ke langit. Menurut data Refinitiv, harga minyak brent melesat 7,5% secara harian ke US$ 104,10/barel, tertinggi sejak Agustus 2014.

Sementara, minyak jenis WTI naik 7,42% ke US$ 98,95/barel, juga tertinggi sejak 2014 silam.

Kemudian harga gas alam Henry Hub naik 5,99% ke US$ 4.9/MMBtu hari ini.

Selain saham emiten batu bara dan migas, saham komoditas logam nikel, TINS, juga naik 9,86%.

Hari ini mungkin harinya komoditas. Harga nikel mencapai harga tertinggi sejak 4 Mei 2010 pada perdagangan siang hari ini.

Pada Kamis (24/2/2022) pukul 14.50 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 25.655,5/ton, naik 5,16%.

Tidak ketinggalan, harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di Bursa Malaysia juga melompat 7,96% hingga menembus rekor tertinggi sepanjang masa (ATH) sejak 1980 di MYR 6.458/ton.

Tak pelak lagi, didorong hal tersebut saham GZCO masuk daftar top gainers dengan naik 5,85%. Saham sawit lainnya, seperti PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) dan PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) juga masing-masing terapresiasi 4,93% dan 4,86%.

Antara Rusia, Minyak, dan Gas Alam

Singkatnya, aksi Rusia yang meluncurkan serangan ke Ukraina dikhawatirkan akan menyebabkan gangguan pasokan komoditas, baik itu batu bara, migas maupun nikel.

Untuk minyak dan gas alam, misalnya, peran Rusia tidak bisa diremehkan.

Rusia adalah negara nomor empat eksportir terbesar minyak mentah di dunia dengan pangsa pasar 11,4% terhadap total pasokan minyak dengan rata-rata ekspor 8 juta barel per hari (bph) selama sepuluh tahun terakhir, mengutip data BP Statistic.

Paling banyak ekspor minyak Rusia ke Eropa. Besarannya adalah 138,2 juta ton pada tahun 2020. Jumlah ini setara 29% total impor minyak Eropa yaitu 475,9 juta ton setahun.

Kemudian untuk gas alam, Eropa bisa dibilang bergantung pada gas alam Rusia. Sepanjang lima tahun terakhir, 33% produk energi di Eropa diimpor dari negara beruang merah. Sehingga jika pasokan terkikis bukan tidak mungkin krisis energi bisa menghantam.

Menurut BP Statistics Review, seperempat atau 25,3% pangsa pasar ekspor gas alam dunia dimiliki oleh Rusia. Sehingga kekuatan Rusia sangat besar untuk menggerakkan harga gas alam

Selain itu, Rusia adalah produsen gas alam terbesar kedua di dunia dengan kontribusi mencapai 16,6% produksi gas alam pada tahun 2020.

Sebagai informasi, konflik di Ukraina kini meningkat ke taraf konflik bersenjata, di mana pasukan Rusia telah memasuki dua wilayah separatis Ukraina yang telah menyatakan kemerdekaan, yakni Donetsk dan Luhansk.

Rusia juga dilaporkan menyerang pangkalan militer Ukraina dengan dalih melindungi dua negara tersebut, sehingga memicu banjir kecaman dan jatuhnya sanksi ekonomi dari negara-negara Barat.

Sebelumnya, Ukraina memberlakukan status darurat nasional, pada Rabu (23/2/2022) malam waktu setempat. Ukraina sendiri kemarin mengeluarkan peringatan ke warga untuk segera meninggalkan Rusia.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular