Gara-gara Perang, Bursa Asia Longsor! Ada yang Turun 3,57%

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
24 February 2022 16:54
An electronic board shows Hong Kong share index outside a local bank in Hong Kong, Wednesday, Jan. 16, 2019. Asian markets are mixed as poor Japanese data and worries about global growth put a damper on trading. (AP Photo/Vincent Yu)
Foto: Bursa Hong Kong (AP Photo/Vincent Yu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia ditutup ambruk pada perdagangan Kamis (24/2/2022), karena investor merespons negatif dari kabar bahwa Rusia telah memulai serangan ke Ukraina sehingga mengubah krisis diplomatik yang sudah berlangsung lama menjadi konflik militer.

Indeks Hang Seng (Hong Kong) dan Straits Times Singapura ditutup ambruk lebih dari 3%, di mana Hang Seng ditutup ambruk 3,21% ke level 22.901,56 dan STI anjlok 3,57% ke posisi 3.271,97.

Sedangkan Indeks KOSPI Korea Selatan ditutup ambles 2,6% ke level 2,648.80. Indeks Nikkei Jepang, Shanghai Composite China, dan Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) ditutup ambles lebih dari 1%.

Nikkei ditutup ambles 1,81% ke level 25.970,82, Shanghai ambrol 1,7% ke 3.429,96, dan IHSG tergelincir 1,48% ke posisi 6.817,82.

Konflik antara Rusia dengan Ukraina beserta negara-negara barat yang semakin memanas membuat investor di Asia kembali khawatir dan mereka terpaksa kembali melakukan aksi jual saham.

Sebelumnya pada Kamis malam waktu setempat, terjadi ledakan di ibukota Ukraina yakni Kiev. Tak hanya di Kiev saja, kota Kharkiv, dan daerah lainnya di Ukraina juga turut terdengar rentetan ledakan malam kemarin.

Tim CNN di Kharkiv, bahkan melaporkan mendengar "aliran ledakan keras yang terus-menerus" di beberapa wilayah di Ukraina.

Ledakan tersebut terjadi beberapa menit setelah pernyataan Presiden Rusia, Vladimir Putin yang mengumumkan operasi militer di Ukraina demi membela separatis di timur negeri itu. Putin sendiri mengakui kemerdekaan di kedua wilayah di Ukraina timur pada Senin, yakni di Donetsk and Luhansk.

Berita terbaru datang di mana adanya penumpukan militer Rusia selama berbulan-bulan di dekat perbatasan Ukraina dengan jumlah pasukan mencapai 150.000.

Sementara itu, situasi di Ukraina terkini makin memburuk, di mana laporan spesifik dari negara tersebut sulit dikonfirmasi.

Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba melaporkan tepat setelah pukul 07:00 waktu setempat, beberapa kota di negara berpenduduk 44 juta jiwa itu berada di bawah serangan Rusia, dan telah meminta masyarakat internasional untuk bertindak tegas agar mengisolasi Rusia.

Dalam sebuah tweet, Kuleba menyerukan "sanksi yang menghancurkan terhadap Rusia SEKARANG, termasuk SWIFT," di antara tindakan hukuman lainnya.

Para pemimpin NATO telah berjanji akan memberikan tanggapan cepat, termasuk apa yang mereka sebut sanksi "berat", karena beberapa memperingatkan bahwa invasi Putin dapat mengakibatkan konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Tak hanya di Asia saja yang ambruk hingga lebih dari 3%, bursa Eropa yang sudah dibuka pada sore hari ini waktu Indonesia sudah mulai ambruk di perdagangan sesi awal Kamis waktu setempat.

Sedangkan di Amerika Serikat (AS), potensi terkoreksinya kembali Wall Street masih cukup besar, terlihat dari kontrak berjangka indeks saham AS yang berada di teritori merah dan ambles nyaris 2%.

Sementara itu dari pasar obligasi pemerintah AS, imbal hasil (yield) Treasury bertenor 10 tahun juga cenderung kembali melemah 7,6 basis poin (bp) ke level 1,897% pada pukul 04:24 waktu AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular