
Ukraina Krisis, IHSG Merah tapi Saham Batu Bara Terbang

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten batu bara melesat pada awal perdagangan hari ini, Kamis (24/2/2022) di tengah reli kenaikan harga komoditas batu bara dalam 3 hari terakhir.
Berikut saham-saham batu bara yang menghijau, menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.22 WIB.
ABM Investama (ABMM), naik +6,59%, ke Rp 1.780/unit
Alfa Energi Investama (FIRE), +6,11%, ke Rp 382/unit
Indo Tambangraya Megah (ITMG), +4,48%, ke Rp 25.050/unit
Indika Energy (INDY), +3,35%, ke Rp 2.160/unit
Adaro Energy Indonesia (ADRO), +3,02%, ke Rp 2.390/unit
Harum Energy (HRUM), +2,78%, ke Rp 12.000/unit
Perdana Karya Perkasa (PKPK), +2,56%, ke Rp 200/unit
United Tractors (UNTR), +2,50%, ke Rp 24.600/unit
Bukit Asam (PTBA), +1,66%, ke Rp 3.060/unit
Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), +1,43%, ke Rp 71/unit
Bayan Resources (BYAN), +1,35%, ke Rp 37.500/unit
Mitrabara Adiperdana (MBAP), +1,06%, ke Rp 3.810/unit
Adaro Minerals Indonesia (ADMR), +0,86%, ke Rp 1.175/unit
Delta Dunia Makmur (DOID), +0,49%, ke Rp 414/unit
Menurut data di atas, saham ABMM melesat 6,59% ke Rp 1.780/unit. Dengan ini, saham ABMM sudah melejit selama 4 hari beruntun. Dalam sepekan saham ini naik 18,33%.
Di posisi kedua, saham FIRE tercatat naik 6,11% ke Rp 382/unit. Dalam sepekan, saham FIRE terapresiasi 3,26%.
Setali tiga uang, saham ITMG juga mencuat 4,48% ke Rp 25.050/unit.
Kenaikan saham ITMG terjadi seiring perusahaan baru saja melaporkan kinerja keuangan sepanjang 2021.
Sepanjang tahun lalu, ITMG berhasil membukukan laba bersih yang meroket hingga 1.105% year-on-year (yoy).
Perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 475,57 juta pada 2021, meroket 1.105% dibandingkan dengan hanya US$ 39,47 juta pada 2020.
Perolehan laba pada 2021 itu setara dengan sekitar Rp 6,8 triliun (asumsi kurs Rp 14.300/dolar AS).
Sepanjang tahun lalu, pendapatan bersih tercatat US$ 2,08 miliar, tumbuh signifikan hingga 75,2% dibandingkan dengan US$ 1,18 miliar pada 2020.
Sementara, harga batu bara ICE Newcastle berada di level US$ 237,15/ton, tertinggi sejak medio Oktober tahun lalu.
Sejak awal tahun (ytd), harga batu bara sudah melesat 56,28%.
Harga batu bara yang melonjak tak lepas dari ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Ternyata, Rusia memiliki pengaruh besar terhadap pasokan batu bara di Asia.
Putin "membelah" Ukraina dengan mengakui kemerdekaan pemberontak dan berencana mengirimkan pasukan sebagai "tentara perdamaian" membuat kecaman banyak negara. Rusia pun dikepung oleh ancaman hukuman dari berbagai negara.
Ketegangan ini kemudian membuat peara pelaku pasar khawatir terhadap pasokan batu bara dunia.
Pasalnya, Rusia merupakan eksportir terbesar nomor tiga dunia setelah Indonesia dan Australia. Pada tahun 2019, ekspor Rusia mencapai 217 juta ton. Posisi Rusia di pasar batu bara dunia pun cukup strategis karena menjadi pemasok sejumlah negara besar di Asia. Selain itu, Rusia juga merupakan urutan ke-enam produsen batu bara terbesar dunia.
Asal tahu saja, Asia adalah konsumen terbesar batu bara dunia dengan porsi 80% dari total konsumsi dunia.
Rusia merupakan pemasok batubara nomor dua China, konsumen batu bara terbesar di dunia, pada tahun 2021. China mengimpor 15,25 juta ton atau 4,72% dari total impor batu bara dari Rusia pada tahun 2021, menurut data bea cukai.
Kemudian, Rusia adalah pemasok batubara termal terbesar kedua di Jepang. Pada tahun 2021 Rusia menyumbang 12,48% menurut data bea cukai Jepang. Jepang sendiri merupakan konsumen batu bara terbesar nomor 4 dunia
Rusia pemasok batu bara terbesar kedua ke Korea Selatan pada tahun 2021 setelah Australia, mengirimkan 21,95 juta ton senilai sekitar $2,56 miliar dan menyumbang 17,5% dari total impor batu bara Korea Selatan, data menunjukkan.
India sebagai konsumen batubara dunia terbesar nomor dua pun mengimpor batu bara dari Rusia. Porsinya mencapai 1,3% dari total impor batu bara nasional.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bangkit Lagi, Saham Batu Bara to The Moon