
Nasdaq Futures Lompat 1,9% Setelah Perang Batal!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Selasa (15/2/2022) setelah Menteri Pertahanan Rusia mengumumkan untuk mengembalikan beberapa pasukan militer usai latihan di dekat perbatasan Ukraina.
Kontrak futures indeks Dow Jones naik 309 poin atau 0,89%. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq melonjak masing-masing sebesar 1,3% dan 1,9%.
Menteri Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan bahwa pasukan militer di wilayah selatan dan barat Rusia telah kembali ke garnisun (pasukan yang bertempat di suatu lokasi bertujuan untuk mengamankan). Pergerakan tersebut dapat mengurangi ketengan geopolitik antara Rusia dan negara barat atas Ukraina.
Sebagai tambahan dari drama Ukraina, investor akan ditunjukkan data inflasi hari ini. Indeks Harga Produsen (producer price index/PPI) di Januari yang digunakan untuk mengukur harga grosir permintaan yang dijadwalkan rilis pada pukul 08:30 waktu setempat dan diproyeksikan akan menunjukkan kenaikan bulanan sebanyak 0,5%.
Saham perusahaan maskapai dan pelayaran memimpin kenaikan pada pra-perdagangan. Namun, saham perusahaan energi menjadi yang terendah karena harga minyak turun mendekati 3%, walaupun harga gas alami naik 4%. Artinya, secara tahunan telah naik 21,5% setelah kecemasan akan situasi di Ukraina.
Bursa saham di Wall Street mengalami hari yang volatil di sesi perdagangan kemarin. Indeks Dow Jones ditutup melemah sebanyak 171,89 poin (-0,5%) setelah jatuh lebih dari 400 poin ketika perdagangan. Indeks S&P 500 turun 1,2% sebelum mengakhiri perdagangan dan berakhir melemah 0,4%. Namun, Nasdaq jatuh 0,9% dan ditutup berada sedikit di bawah garis.
Kemarin, harga minyak dunia melonjak dan menjadi level tertinggi sejak September 2014, tapi kontrak berjangka harga emas mencapai level tertinggi sejak 16 November 2021.
Pergerakan tersebut dipicu oleh konflik Rusia-Ukraina yang meningkat. Sekretaris Pemerintah AS Antony Blinken meminta kantor kedutaan besar AS di Kyiv ditutup setelah adanya akselerasi 'dramatis' penempatan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina.
"Investor berada di ujung tensi geopolitik dan lonjakan harga minyak dunia yang mencapai US$100/barrel. Namun, setelah Jumat lalu sempat bergerak liar, pergerakan datar hari ini seperti kemenangan," tutur Direktur Perencanaan Pasar LPL Financial Ryan Detrick dikutip dari CNBC International.
Ditambah lagi, kecemasan pasar akan kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Presiden Fed St Louis James Bullard mengatakan bahwa The Fed seharusnya lebih agresif menekan inflasi. Indeks Harga Konsumen (IHK) melonjak bulan lalu dan menjadi yang tercepat secara tahunan sejak 1982. Hal tersebut, membuat Citigroup dan Goldman Sachs menaikkan prediksi mereka akan suku bunga acuan untuk tahun ini menjadi 7 kali kenaikan.
"Ya, kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed akan segera tiba, inflasi yang tidak terkontrol, dan tensi geopolitik yang memanas, tapi jangan lupa sebentar lagi kita akan disuguhkan dengan rilis kinerja keuangan yang solid. Banyak kecemasan yang terjadi di luar sana, tetapi, melihat laporan neraca keuangan yang bagus di kuartal lalu oleh perusahaan-perusahaan membuat optimis akan masa depan perekonomian. Seharusnya, hal tersebut dapat memberikan harapan kepada investor," tutur Direktur Perencanaan Pasar LPL Financial Ryan Detrick dikutip CNBC International.
Lebih dari 70% konstituen indeks S&P 500 telah merilis kinerja keuangan dan sebanyak 77% kinerja keuangannya melebihi ekspektasi pasar, jika mengacu kepada FactSet. Laba bersih dari perseroan tersebut tumbuh 30% secara tahunan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Bergerak Turun Terimbas Powell Effect