
Dow Futures Turun Tipis, Rusia Vs Ukraina Masih Panas!

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) cenderung melemah pada perdagangan Jumat (25/2/2022), di mana investor masih mengevaluasi risiko dari invasi Rusia ke Ukraina.
Kontrak futures indeks Dow Jones turun 167 poin atau 0,5%. Kontrak serupa indeks S&P 500 anjlok 0,5% dan Nasdaq jatuh sebesar 0,4%.
Kerugian relatif ringan meskipun ada laporan bahwa Rusia mendekati ibu kota Ukraina Kyiv.
Awalnya, pasar cemas akan invasi Moskow terhadap negara tetangganya Ukraina kemarin pagi waktu setempat, yang menggunakan jalur darat, udara, dan laut. Indeks S&P 500 turun sebanyak 2,6% selama sesi, lalu ditutup naik 1,55% walaupun perang pecah kembali.
Saham blue chip indeks Dow Jones berakhir naik 90 poin setelah sempat anjlok 859 poin. Indeks Nasdaq pulih dan melonjak 3,3% setelah sempat turun hampir 3,5% dan menjadi penurunan terendah secara harian.
"Invasi Rusia ke Ukraina telah menambah kecemasan di tahun yang menegangkan ini, di mana investor menjual terlebih dulu, kemudian mengajukan pertanyaan. Tetap penting untuk mengetahui bahwa mayoritas peristiwa geopolitik di masa lalu biasanya hanya menimbulkan masalah jangka pendek, terutama jika ekonomi berada pada pijakan yang kokoh," tutur kepala perencana pasar LPL Financial Ryan Detrick dikutip dari CNBC International.
Harga minyak berada jauh tinggi, di tengah pemulihan ekuitas. Acuan harga minyak mentah dunia jenis brent naik 2,3% di US$99,08/barel, setelah sempat mencapai US4100 untuk pertama kali sejak 2014. Acuan minyak AS jenis Light Sweet (WTI) naik 0,77% di US$92,81/barel lebih tinggi 71 sen.
Presiden AS Joe Biden mengumumkan sanksi terbaru terhadap Rusia pada Kamis sore waktu setempat dalam upaya untuk mengisolasi Moskow dari ekonomi global. Gedung Putih juga telah mengizinkan pasukan tambahan untuk ditempatkan di Jerman ketika sekutu North Atlantic Treaty Organization (NATO) ingin meningkatkan pertahanan di Eropa.
Terlepas dari reli perdagangan harian kemarin, mayoritas saham berada di jalur penurunan selama 3 pekan beruntun dipicu eskalasi tensi geopolitik. Indeks Dow Jones turun 2,5% pekan ini, yang menjadi penurunan terendah secara mingguan sejak 21 Januari. Sementara itu, indeks S&P 500 dan Nasdaq jatuh yang masing-masing sebesar 1,5% dan 0,6%
Ketiga indeks saham masih berada di zona koreksi yang turun 10% dari rekor tertingginya. Kemarin, indeks Nasdaq di sesi awal berada di zona bear market (kondisi pasar saham di mana harga saham sedang mengalami tren melemah) yang turun lebih dari 20% dari rekor tertingginya di November.
"Walaupun potensi adanya volatilitas di jangka pendek masih ada, peristiwa dislokasi ini secara historis menghadirkan peluang, selama resesi tidak mengikuti. Harga energi yang melonjak akan meningkatkan inflasi dan menekan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk tetap berada di jalurnya," kata Cliff Hodge, Kepala Investasi Cornerstone Wealth.
Saham Beyond Meat anjlok lebih dari 10% di beberapa jam setelah perdagangan ditutup setelah melaporkan kerugian yang besar dari perkiraan pasar dan laba bersih yang menyusut di kuartal IV-2021.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kontrak Berjangka Merayap Turun Jelang Rilis Data IPM AS