
Rupiah Taklukkan Eropa!

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah berjaya tiga hari beruntun, tidak hanya melawan dolar Amerika Serikat (AS) tetapi juga di Eropa. Rupiah menguat di hadapan euro, poundsterling Inggris, dan franc Swiss.
Pada pukul 11:48 WIB, tercatat rupiah terapresiasi 0,07% terhadap euro ke Rp 16.384,86/EUR. Terhadap sterling, rupiah menguat 0,1% ke Rp 19.405,92/GBP. Kemudian melawan franc Swiss, rupiah menguat 0,03% ke Rp 15.519,85/CHF.
Setelah kemarin data ekonomi di Indonesia dihiasi oleh hal-hal positif, hari ini sentimen positif bertambah lagi. Ditemui dalam Webinar BRI Microfinance Outlook 2022, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit anggaran Indonesia kini bisa lebih rendah dari yang diperkirakan dan akan menuju APBN yang lebih sehat.
Apabila dibandingkan negara lain, Indonesia masih cukup aman karena defisit negara lain bisa lebih di atas 10%, di antaranya Singapura naik 13%, Saudi 14%, Afrika Selatan 19% Brasil 19% dan India 24% hanya dalam 2 tahun. Kini persentase defisit mulai diturunkan, sehingga Sri Mulyani optimis jika defisit anggaran akan kembali ke batas di bawah 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun depan.
Selain itu, penguatan rupiah dipicu oleh masuknya dana asing ke pasar modal Indonesia. Di bursa saham, net buy asing tercatat lebih dari Rp 5,8 triliun dalam satu pekan, yang menandakan pasar optimis terhadap proyeksi ekonomi global.
Ketegangan antara Rusia dan Ukraina masih menjadi sentimen negatif untuk negara-negara di Eropa. Hari ini, Rusia telah menggelar latihan militer selama 10 hari di Belarusia. Belarusia merupakan negara pecahan Rusia dan berbatasan langsung dengan Ukraina, sehingga kedua negara tersebut mempunyai hubungan baik. Bahkan, warisan masa lalu Rusia juga masih dimanifestasikan di Belarusia, mulai dari partai-partai politik komunis hingga gaya pemerintahan otoriter.
Latihan militer tersebut dinilai sebagai ajang "pamer" kekuatan untuk menunjukkan kepada Ukraina dan negara Barat bahwa Rusia memang serius dan tengah bersiap untuk melanjutkan invasi. Melansir BBC NEWS, sebanyak 30,000 tentara Rusia diproyeksikan akan ikut berlatih militer di Belarusia.
Potensi lain jika perang terjadi, maka diprediksikan akan terjadi krisis migrasi besar-besaran hingga ke Inggris dan juga terancamnya pasokan gas di Eropa. Sentimen tersebut cukup menekan performa kurs euro, poundsterling dan franc pekan ini.
Sisi lainnya, pada tahun 1994, Inggris dan AS telah menandatangani memorandum di konferensi internasional bahwa akan menghormati kedaulatan Ukraina dan membantu apabila ada potensi peperangan. Maka dari itu, Inggris telah membantu Ukraina dengan mengirimkan 2,000 senjata dan mengirimkan 30 tentaranya untuk mengajarkan tentara Ukraina.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Indeks Dolar AS Melesat 7 Pekan, Rupiah Dkk kok Masih Kuat?