Di Eropa, Rupiah So-So Saja...
Jakarta, CNBC Indonesia- Nilai tukar rupiah di hadapan mata uang negara-negara Eropa pada perdagangan hari ini, Kamis (3/2/2022), cenderung melemah. Mata uang Tanah Air hanya mampu membukukan apresiasi di hadapan poundsterling Inggris.
Pada pukul 11:50 WIB, tercatat rupiah melemah 16,86 poin (-0,1%) terhadap euro ke Rp 16.240,88/EUR. Rupiah juga harus terkoreksi terhadap franc Swiss sebesar 0,04% ke Rp 15.630,10/CHF. Namun, Mata Uang Garuda mampu menguat tipis terhadap sterling sebanyak 0,02% ke Rp 19.486,75/GBP.
Sentimen negatif tidak terlepas dari penyebaran virus corona varian Omicron di dalam negeri. Kemarin Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan ada tambahan 17.895 kasus baru menjadi yang tertinggi sejak 25 Agustus tahun lalu.
Terus menanjaknya kasus Covid-19 membuat pelaku pasar was-was Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang lebih ketat akan diterapkan lagi. Hal tersebut berisiko menghambat laju pemulihan ekonomi.
Mengacu kepada Reuters, Bank of England dikabarkan akan menaikkan suku bunga acuannya pada hari ini dan memberi sinyal pelonggaran lebih lanjut untuk stimulus pandemi, termasuk rencana pembelian obligasi besar-besaran untuk menekan lonjakan inflasi yang terjadi di Inggris.
Poling oleh analis Reuters memprediksikan bahwa Bank of England akan menaikkan suku bunga acuannya menjadi 0,5% dari 0,25% pada pertemuan hari ini, setelah kenaikan suku bunga juga terjadi di bulan Desember. Bank of England juga memproyeksikan bahwa inflasi akan mencapai puncaknya sekitar 6% pada bulan April mendatang.
Investor masih mencari sinyal apakah Bank of England akan menaikkan suku bunganya mencapai 1,5% pada akhir tahun ini. Kenaikan pajak pada pekerja dan kenaikan tagihan makanan dan energi akan membuat biaya hidup naik. Survei dari perusahaan asuransi Aegon menunjukkan sebanyak 38% masyarakat Inggris khawatir bahwa kenaikan suku bunga akan memukul keuangan mereka.
Sementara itu, performa Euro terhadap dolar AS menguat 0,3% menjadi US$ 1,13050 menyentuh level tertinggi satu pekan, karena investor menilai peluang bahwa Bank Sentral Eropa mungkin memberi sinyal untuk pengetatan kebijakan moneternya pada hari ini. Artinya, Euro memang sedang di atas angin, tidak heran jika rupiah terapresiasi terhadap Euro.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)