Di Eropa, Rupiah Tak Bertenaga
Jakarta, CNBC Indonesia- Nilai tukar rupiah di hadapan mata uang Eropa pada perdagangan hari ini, Senin (31/1/2022), bergerak melemah. Terhadap euro dan poundsterling Inggris, rupiah tidak bisa berbuat banyak.
Pada pukul 11:15 WIB, tercatat rupiah terhadap melemah 37,05 poin (-0,21%) terhadap euro ke Rp 16.066,26/EUR. Rupiah juga harus terkoreksi terhadap sterling sebanyak 22,05 poin (-0,09%) ke Rp 19.302,26/GBP.
Sentimen negatif dari sektor kesehatan masih menjadi perhatian dari dalam negeri. Kemarin Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengumumkan ada tambahan 12.422 kasus yang menjadi angka tertinggi sejak 27 Agustus lalu. DKI Jakarta masih mendominasi dengan total 6.613 kasus.
Masa Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayah Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali berakhir pada hari ini. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan akan memimpin rapat terbatas evaluasi pelaksanaan PPKM secara virtual di sela kunjungan kerja dari Kota Balikpapan siang ini.
DKI Jakarta sendiri masih menyandang status PPKM Level 2, setidaknya hingga hari ini. Ketentuan PPKM level 2 juga berlaku di wilayah aglomerasi seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Pemerintah kembali angkat bicara mengenai kemungkinan DKI Jakarta kembali menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3. Secara total, kasus aktif di DKI Jakarta mencapai 28.702, dari total 61.718 kasus aktif secara nasional.
Mengacu kepada Reuters, keadaan perekonomian di Inggris juga sedang tidak baik-baik saja. Perusahaan di Inggris mengurangi rencana kenaikan gaji dan perekrutan. Hampir setengahnya berniat menaikkan harga pada produknya kepada pelanggan mereka untuk dapat mengelola biaya yang meningkat pesat.
Survei bulanan Lloyds Bank menunjukkan 49% dari 1.200 perusahaan mengatakan mereka memperkirakan akan menaikkan harga 45% dari Desember 2021.
Survei dari Konfederasi Industri Inggris juga menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor swasta dalam 3 bulan ini adalah yang terlemah sejak April 2021. Hal tersebut mencerminkan pukulan besar bagi banyak perusahaan dari gelombang kasus Omicron pada bulan Desember dan Januari ini.
Ketegangan antara Rusia dan Ukraina mendorong harga energi menjadi tinggi, dan beberapa komoditas dunia telah menyentuh harga tertingginya (all time high). Bahkan jika mengacu kepada Bloomberg, harga mobil dan roti juga akan ikut melonjak sebab harga jagung dan gandum naik yang membuat harga roti menjadi mahal di zona Eropa.
Sepertinya ekonomi global sedang menghadapi banyak masalah termasuk di zona Eropa, tapi, tidak membuat performa rupiah menguat di pasar spot.
Pada hari ini, rupiah sedang tertekan oleh beberapa isu termasuk dari Negeri Tirai Bambu. Ekonomi Indonesia sangat bergantung kepada perekonomian China. Aktivitas manufaktur China mengalami pelambatan di bulan Januari. Tercatat Purchasing Manager Index (PMI) berada di level 50,1 turun dari bulan Desember 2021 sebesar 50,3 berdasarkan data dari pemerintah China.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aaf/aaf)