Bara di Ukraina Bikin Harga Minyak Termahal Sejak 2014

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
31 January 2022 08:00
Tentara Ukraina mengikuti latihan militer penggunaan rudal anti-tank NLAW di tempat latihan militer Yavoriv, dekat Lviv, Ukraina barat, Jumat (28/1/2022). Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan bahwa Inggris telah mengirimkan 2.000 NLAW ke Ukraina, jumlah yang dia indikasikan mungkin terus meningkat. Rudal-rudal itu adalah cara London memberikan bantuan pertahanan ke Kyiv ketika pasukan Rusia yang ditempatkan di sekitar perbatasan Ukraina memberi kesan bahwa invasi baru mungkin akan segera terjadi.  (AP Photo/Pavlo Palamarchuk)
Foto: Tentara Ukraina mengikuti latihan militer penggunaan rudal anti-tank NLAW di tempat latihan militer Yavoriv, dekat Lviv, Ukraina barat, Jumat (28/1/2022). (AP Photo/Pavlo Palamarchuk)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia masih melanjutkan tren kenaikan. Faktor apa yang membuat harga si emas hitam terus menanjak?

Pada Senin (31/1/2022) pukul 07:12 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 90,91/barel. Naik 0,98% dari posisi akhir pekan lalu dan menyentuh titik tertinggi sejak 2014. Dalam sebulan terakhir, harga brent melesat 15,11%.

Sedangkan yang jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) harganya 87,72/barel. Naik 0,9%, juga menjadi rekor tertinggi sejak 2014. Selama sebulan ke belakang, harga melonjak 15,61%.

Setidaknya ada dua penyebab kenaikan harga minyak. Pertama, pelaku pasar (dan seluruh dunia) mencemaskan risiko konflik bersenjata di Ukraina yang melibatkan Rusia.

Negeri Beruang Merah masih menggertak dengan menyiagakan lebih dari 100.000 pasukan di perbatasan Rusia-Ukraina. Langkah ini mendapat kecaman dari Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

"Kami bersatu untuk diplomasi. Namun kami juga bersatu jika Moskow menolak tawaran untuk berdialog. Dampaknya akan cepat dan besar," ancam Victoria Nuland, Wakil Menteri Luar Negeri AS Bidang Urusan Politik, seperti dikutip dari Reuters.

Rusia adalah salah satu produsen dan eksportir minyak utama dunia. Saat terjadi ketegangan, dikhawatirkan produksi dan distribusi minyak Negeri Beruang Merah akan terganggu. Pasokan minyak dunia akan berkurang sehingga harga bergerak naik.

Kedua, negara-negara anggota OPEC masih kesulitan untuk menggenjot produksi minyak. Pada Desember 2021, produksi minyak negara-negara OPEC adalah 27,8 juta barel.hari. Naik 70.000 barel/hari dari bulan sebelumnya, tetapi masih di bawah target kenaikan 253.000 barel/hari.

"Dengan kecemasan terhadap ancaman geopolitik dan hambatan pasokan, tidak heran harga naik," ujar Matt Smith, Direktur Riset Komoditas di ClipperData, seperti dikutip dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular