Rupiah Menguat di Eropa, Tapi Tipis Saja

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
28 January 2022 15:50
Indonesian rupiah banknotes are counted at a money changer in Jakarta, Indonesia, May 9, 2018. REUTERS/Willy Kurniawan
Foto: REUTERS/Willy Kurniawan

Jakarta, CNBC Indonesia- Nilai tukar mata uang Garuda di hadapan mata uang negara-negara Eropa pada perdagangan hari ini, Rabu (26/1/2022) cenderung menguat meski tipis saja. Rupiah hanya kalah gagal menaklukkan poundsterling Inggris.

Mengacu kepada Refinitiv, pada pukul 13:30 WIB, tercatat rupiah tipis 8,1 poin terhadap euro ke Rp 16.021,11/EUR. Rupiah juga perkasa terhadap franc Swiss dengan apresiasi 2,84 poin atau 0,02% ke Rp 15.450,44/CHF. Namun, rupiah harus terkoreksi terhadap sterling sebanyak 15,66 poin atau 0,07% ke Rp 19.272,41/GBP.

Mengacu kepada Office for National Statistics, pada pekan lalu tercatat sebanyak 80% dari perusahaan di Inggris sudah melakukan perdagangan, sedangkan di awal Januari hanya mencapai 77%. Maklum saja, pemerintah Inggris baru mencabut kebijakan untuk bekerja dan belajar dari rumah yang sepertinya mendorong ekonomi Inggris berangsur pulih.

Sementara itu, Belanda adalah negara di zona Eropa yang membuat kebijakan lockdown sementara. Artinya, restoran dan bar baru diperbolehkan buka pada Rabu (26/1/2022) dan harus tutup pada jam 10 malam. Pembatasan sosial dan bekerja dari rumah tetap diberlakukan.

Denmark juga telah mengumumkan akan mulai menghapus kebijakan pembatasan kegiatan sosial mulai 1 Februari 2022. Menteri Kesehatan Denmark Magnus Heunicke mengatakan bahwa pandemi Covid-19 seharusnya tidak dikategorikan sebagai krisis kesehatan setelah tanggal 31 Januari 2022. Tetapi, kebijakan untuk pembatasan sosial akan tetap di berlakukan seperti memakai masker.

Sementara itu, Perancis melaporkan adanya 428,000 kasus baru Covid-19 kemarin, di susul oleh Jerman sebanyak 164,000 kasus baru harian. Jerman belum menunjukkan akan merelaksasi kebijakan. Sementara itu, Menteri Kesehatan Perancis mengatakan pada CNBC International bahwa Perancis akan mencapai titik puncak Covid-19 pada beberapa hari ke depan.

John Hopkins University CSSE Covid-19 Data

Infeksi Covid-19 di zona Eropa masih melonjak membuat aktifitas perekonomian di wilayah tersebut menjadi terhambat, sehingga bisa menekan nilai tukar mata uang euro dan franc swiss di pasar spot. Hanya Inggris yang sudah menunjukkan akan merelaksasi kebijakan pembatasan sosial sehingga ekonomi mereka mulai pulih dan menekan Mata Uang Garuda pada hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Eropa Diprediksi Melambat, Tapi Euro Cs Masih Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular