Gencar Ekspansi, BUKA Mau Jadi Perusahaan Investasi?
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bukalapak.com (BUKA) tercatat sebagai satu dari tujuh investor strategis yang akan menyerap rights issue Allo Bank Indonesia (BBHI) dengan menggelontorkan dana hingga Rp 1,19 triliun untuk imbalan 11,49% saham. Setelahnya, Bukalapak akan menjadi pemegang saham dengan kepemilikan kedua terbesar di belakang Mega Corpora.
Aksi korporasi ini sebenarnya bukan terjadi secara tiba-tiba, sebelumnya emiten e-commerce yang didirikan oleh Achmad Zaky, Muhamad Fajrin dan Nugroho Herucahyono ini telah mendapat persetujuan pemegang saham untuk mengubah penggunaan dana hasil penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Seperti diketahui, emiten yang menggunakan ticker BUKA ini memperoleh dana IPO senilai Rp 21,9 triliun setelah melepas sebanyak 25,77 miliar saham.
Adapun perubahan yang paling signifikan adalah akan digunakan 33% dana IPO oleh perseroan dan/atau entitas anak untuk pengembangan usaha tapi tidak terbatas pada pembelian saham atau aset atau penyertaan saham pada satu atau lebih perusahaan termasuk dalam rangka perjanjian patungan (joint venture), dan metode transaksi lain yang sesuai.
Eks Direktur Utama Bukalapak, Rachmat Kaimuddin sebelum hengkang dari perusahaan mengungkapkan, perubahan ini sejalan dengan strategi manajemen perseroan yang fokus pada pertumbuhan perseroan dan entitas anak usaha.
"Sehingga perseroan dan entitas anak dapat tumbuh lebih baik ke depannya dan dapat berkembang secara berkesinambungan. Perseroan dan entitas anak juga senantiasa mengelola biaya-biaya yang timbul secara lebih efisien," kata Direktur Utama Bukalapak, Rachmat Kaimuddin, dalam keterangan pers, Kamis (23/12/2021).
Artinya dari Rp 21,90 triliun dana segar hasil penawaran perdana, setidaknya Rp 7,22 triliun dapat digunakan Bukalapak untuk melakukan investasi. Setelah ikut rights issue Allo Bank, masih tersisa Rp 6,03 triliun bagi BUKA untuk menyasar target selanjutnya.
Terkait tren investasi ke depan, Presiden Bukalapak Tedy Oetomo dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV menyebutkan bahwa "Bukalapak merupakan perusahaan yang engage di berbagai macam vertikal saat ini," sehingga BUKA terus melakukan analisis potensi "tidak hanya di sektor keuangan, tapi juga di lini-lini lain."
(fsd/fsd)