
Bikin Bingung, Bukalapak E-commerce atau Investor Startup?

Jakarta, CNBC Indonesia - Bukalapak saat ini tampak gemar berinvestasi di berbagai instrumen seperti deposito, saham, reksa dana, hingga entitas perusahaan.
Dalam laporan keuangan kuartal pertama 2023, tercatat aset investasi Bukalapak mencapai Rp13,69 triliun atau sekitar 50% dari total aset Rp26,52 triliun.
Terbesar kedua adalah kas dan setara kas sebesar Rp11,8 triliun. Pada akun ini termasuk sejumlah deposito Bukalapak di bank.
Pada 31 Maret 2023, jumlah deposito berjangka Bukalapak mencapai Rp10 triliun lebih atau setara dengan 80-an persen dari total kas dan setara kas perusahaan.
Investasi terbesar Bukalapak adalah investasi jangka panjang di obligasi pemerintah sebesar Rp7,25 triliun per 31 Maret 2023. Sisanya adalah investasi jangka panjang di ekuitas swasta dan dana modal ventura sebesar Rp559,65 miliar dan di instrumen lainnya sebesar Rp44,28 juta.
Sementara itu, Bukalapak juga mengendapkan uang di instrumen saham dan reksa dana sebesar Rp4,28 triliun.
Rinciannya adalah investasi pada saham tercatat di bursa senilai Rp3,85 triliun dan sisanya adalah reksa dana yang sebagian besar portofolionya adalah obligasi korporasi.
Selanjutnya Bukalapak juga tercatat memiliki investasi pada entitas asosiasi senilai Rp777,17 miliar per 31 Maret 2023.
Adapun investasi tersebut terdiri dari PT Allo Fresh Indonesia (AFI) dengan kepemilikan 35%, Crewdible Holding Pte.Ltd dengan kepemilikan sebesar 9,09%, dan PT Belanja Online Streaming (BOS) dengan kepemilikan 40%.
AFI merupakan pedagang eceran melalui media/aplikasi untuk berbagai macam barang. Kelompok Usaha diperbolehkan untuk menjual produk AFI melalui Mitra Bukalapak.
Sedangkan Crewdible merupakan perusahaan holding yang memiliki anak perusahaan yang mengoperasikan usaha aggregator gudang dan pemenuhan di Indonesia.
Sementara itu, BOS merupakan perusahaan dalam bidang periklanan dan konsultasi manajemen meliputi jasa bantuan penasihat, kreatif, produksi bahan periklanan, perencanaan dan pembelian media.
Investasi bagi Bukalpak pada 2022 seperti ruh karena mampu memberikan pendapatan yang bahkan melebihi pendapatan dari operasional bisnisnya. Sebagai gambaran pada 2022, laba investasi Bukalapak sebesar Rp3,94 triliun sedangkan pendapatan Neto sebesar Rp3,6 triliun.
Ini membuat Bukalapak mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp1,98 triliun pada 2022, dibandingkan rugi Rp1,7 triliun pada 2021.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kalah Gugatan, Bukalapak Harus Bayar Rp 107 M! Gara-Gara Apa?