
Gencar Ekspansi, BUKA Mau Jadi Perusahaan Investasi?

Pertumbuhan sektor e-commerce sering kali harus ditebus mahal dengan melonjaknya biaya operasional yang mengakibatkan perusahaan mesti berlapang dada menanggung kerugian yang jumlahnya tidak main-main.
Hingga akhir kuartal ketiga tahun lalu, Bukalapak masih membukukan kerugian bersih senilai Rp 1,12 triliun. Meski demikian angka kerugian bersih tersebut memang sedikit membaik dari periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 1,39 triliun.
Kerugian tersebut masih dialami meskipun selama sembilan bulan pertama 2021, Bukalapak tercatat membukukan pendapatan bersih senilai Rp 1,34 triliun, naik 42,09% dari periode yang sama di tahun sebelumnya senilai Rp 948,43 miliar.
Dari sisi total processing value (TPV) sampai dengan September ini tumbuh 45% menjadi Rp 87,9 triliun. Adapun, beban operasional perseroan pada periode September ini naik 4% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Sementara itu salah satu pesaing utama dengan penetrasi pasar besar-besaran, Shopee, tercatat masih mengalami kerugian yang cukup dalam pada kuartal kedua tahun lalu, dengan nilai EBITDA yang disesuaikan tercatat naik lebih dari dua kali lipat secara tahunan menjadi negatif US$ 683,8 juta (Rp 9,81 triliun), nyaris sembilan kali total kerugian Bukalapak.
EBITDA negatif tersebut juga dibukukan meskipun pendapatan perusahaan tercatat meningkat 134,4% secara tahunan menjadi US$ 1,5 miliar (Rp 21,52 miliar), 16 kali lebih besar dari yang dibukukan oleh Bukalapak.
Segmen e-commerce Sea Ltd yang sahamnya melantai di Wall Street ini masih belum menguntungkan walaupun gross merchandise value (GMV) atau nilai total transaksi naik 80,6% menjadi US$ 16,8 miliar (Rp 240,40 triliun) yang diperoleh dari jumlah pesanan yang meningkat 123,2% menjadi 1,7 miliar transaksi.
Manajemen Sea Ltd menyampaikan bahwa untuk setiap pemesanan yang dilakukan perusahaan mengalami kerugian US$ 0,41 (Rp 5.863) dalam bentuk EBITDA yang disesuaikan, kerugian ini naik 7,89% dari kuartal pertama yang hanya sejumlah US$ 0,38 (Rp 5.434)
Buruknya kinerja kedua perusahaan menyebabkan masing-masing sahamnya ambles. Investor masih belum terkesan dengan Bukalapak yang masih mengalami kerugian meski pendapatan tercatat naik. Harga saham Bukalapak telah berkurang setengahnya dari harga penawaran perdana. Sementara itu induk Shopee, Sea Ltd, sahamnya terkoreksi nyaris 40% dalam tiga bulan terakhir.
(fsd/fsd)