Siap Cuan! 7 Kabar Ini Patut Disimak Sebelum Transaksi

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
11 January 2022 06:15
Pembukaan Bursa Efek Indonesia (CNBC indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik berbalik ke zona merah pada penutupan perdagangan awal pekan ini, Senin (10/1/2022) di tengah volatilitas di pasar keuangan.

Sumber volatilitas itu masih bersumber dari faktor normalisasi kebijakan moneter dan juga penyebaran virus corona (Covid-19) varian Omicron.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah sebesar 0,15% ke level 6.691,12 dengan nilai transaksi Rp 10,30 triliun. Pelaku pasar asing melakukan pembelian bersih senilai Rp 249,49 miliar.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan bursa hari ini (11/1) :

1.Baru Juga Listing, MTEL Janjikan Dividen 70% Dari Laba

Emiten menara telekomunikasi, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) berencana membagikan dividen dengan rasio maksimal 70% dari perolehan laba bersih perseroan sepanjang tahun 2021.

Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), Theodorus Ardi Hartoko menyampaikan, target dividen payout ratio tersebut sudah sesuai dengan rencana yang disampaikan dalam prospektus penawaran umum perdana saham perseroan.

Hanya saja, besaran dividen akan ditentukan setelah perseroan mengumumkan audit laporan keuangan tahun 2021 yang akan dijadikan acuan emiten bersandi MTEL ini. "Besaran dividen sudah sesuai dengan rencana di prospektus. Nilainya akan dilihat setelah closing laporan keuangan," kata Teddy, di Jakarta, Senin (10/1/2022).

2.Rights Issue Rp 11,96 T, Waskita Selesaikan 7 Proyek Tol Ini

Emiten konstruksi BUMN, PT Waskita Karya Tbk (WSKT), telah menerima seluruh dana Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp 7,9 triliun. Emiten saham pelat merah ini menargetkan jumlah dana yang ditargetkan sebesar Rp 11,96 triliun melalui aksi korporasi lanjutan berupa rights issue demi menjaga porsi pemegang saham publik.

Dana rights issue yang berasal dari PMN akan digunakan untuk penyelesaian proyek 7 ruas tol, yaitu Kayu Agung-Palembang-Betung sepanjang 112 kilometer (km) senilai Rp 3,03 triliun, Bekasi- Cawang-Kp. Melayu (16 km) senilai Rp 1,13 triliun, Cimanggis-Cibitung (25 km) senilai Rp 623 miliar.

Selanjutnya, ruas Ciawi-Sukabumi (54 km) senilai Rp 637 miliar, Pejagan-Pemalang (58 km) senilai Rp 204 miliar, Pasuruan-Probolinggo (44 km) senilai Rp1,22 triliun, dan Krian-Legundi-Manyar (38 km) senilai Rp 1,06 triliun.

"Setoran modal ini menunjukkan kepercayaan dan support konkret dari Pemerintah atas upaya perbaikan fundamental keuangan Waskita," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Waskita, Taufik Hendra Kusuma, Senin (10/1/2022).

3.Dicari! Begini Kriteria Calon DK-OJK Versi Pelaku Industri

Pelaku pasar berharap jajaran anggota dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang baru bisa mengawal lonjakan inflasi hingga respons dari bank sentral global terkait normalisasi kebijakan moneter.

Myrdal Gunarto, Global Markets Economist Bank Maybank Indonesia mengatakan, OJK harus melakukan kolaborasi dengan otoritas moneter yaitu Bank Indonesia, dan otoritas fiskal yaitu pemerintah, untuk menjaga iklim bisnis tetap kondusif.

"Di saat kemungkinan inflasi meningkat, mau tidak mau arah suku bunga ke depan harus tetap kompetitif. Respon kebijakan moneter, entah itu kenaikan suku bunga atau makroprudensial yang tidak serileks sebelumnya. Ke depannya kita harap OJK harus ada koordinasi, seperti misalnya kebijakan terkait penerapan LTV," ujarnya dalam Power Lunch, CNBC Indonesia TV, baru-baru ini.

4.BUMI Catat Rekor Pembayaran Hingga US$ 101,4 Juta

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan rekor pembayaran tertinggi senilai US$ 101,4 juta melalui agen fasilitas pada hari ini. Pembayaran yang dilakukan emiten batu bara ini mewakili pinjaman pokok sebesar US$ 95,9 juta dan bunga sebesar US$ 5,5 juta untuk Tranche A.

"Pembayaran pada Januari ini menjadi yang tertinggi yang pernah dilakukan, karena terbantunya situasi sektor batu bara dan efisiensi," kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan Dileep Sriivastava dalam siaran resmi, Senin (10/1/2022).

Dengan pembayaran yang dilakukan Januari ini, secara total BUMI telah membayar US$ 545,2 juta secara tunai. Angka tersebut terdiri atas pokok Tranche A sebesar US$ 378,2 juta dan bunga sebesar US$ 166,9 juta, termasuk bunga akrual dan bunga yang belum dibayar.

Sementara itu, periode pembayaran berikutnya atas Tranche A akan jatuh tempo pada April 2022 mendatang. Adapun kupon PIK dari 11 April 2018 hingga 10 Januari 2022 atas Tranche B dan C juga mulai dikapitalisasi.

5.Wah! Orang Terkaya ke-18 Ini Kembali Borong Saham Batu Bara

Pemilik sekaligus Direktur Utama emiten batu bara PT Bayan Resources Tbk (BYAN), Low Tuck Kwong menambah kepemilikannya di perusahaan tersebut sebesar 0,01% menjadi 55,21% dari sebelumnya 55,20%.

Adapun transaksi pembelian saham ini dilakukan pada periode 3-7 Januari 2022 dengan nilai pembelian mencapai Rp 8,75 miliar.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang dirilis perusahaan, Low Tuck Kwong membeli 331.700 saham BYAN di harga Rp 26.383,12/saham. Tujuan pembelian ini adalah untuk investasi dengan status kepemilikan langsung olehnya.

Low memang tercatat rajin membeli saham BYAN. Sebagai gambaran, pada akhir 2020, kepemilikan Low di BYAN sebesar 54,03%. Semenjak itu, jumlah saham Low bertambah sebesar 1,18% hingga saat ini.

6.Listing Perdana, Saham Emiten Panel Surya Langsung ARA

Perusahaan produsen panel listrik, PT Semacom Integrated Tbk (SEMA) hari ini mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia, Senin 10 Januari 2022.

Perseroan menjadi emiten ke-2 yang tercatat di BEI pada tahun 2022 dan dicatatkan di papan pengembangan. Perseroan menawarkan sebanyak 347.000.000 saham baru atau setara dengan 25,76% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum dengan harga penawaran Rp 180 per saham.

Saat debut perdana, saham SEMA terpantau menguat 34,44% ke level Rp 242 per saham setelah ditransaksikan sebanyak 941 kali dengan volume 7,03 juta saham. Saat ini nilai kapitalisasi pasar SEMA di BEI sebesar Rp 325,97 miliar.

Dari IPO ini, perusahaan akan mendapatkan dana senilai Rp 62,46 miliar. Secara bersamaan perusahaan juga menerbitkan 173.500.000 Waran Seri I dengan harga Rp 230 per saham.

7.Harga Teoritis Terbit, BBHI Masih Undervalue Dibanding ARTO

Emiten bank digital yang dimiliki pengusaha nasional Chairul Tanjung, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) berencana menambah modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Perusahaan berencana menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 10,04 miliar saham atau setara 46,24% dari modal disetor perusahaan dengan harga pelaksanaan Rp 478 per saham. Artinya, Allo Bank berpotensi meraih dana rights issue senilai Rp 4,80 triliun.

Menurut Laporan Keuangan BBHI kuartal III-2021, jumlah ekuitas perusahaan terkini mencapai Rp 1,28 triliun. Ke depan, jika ada tambahan modal dari RI sebanyak Rp 4,8 triliun, maka ekuitas BBHI akan berubah menjadi Rp 6,08 triliun. Dengan begitu, Allo Bank dapat diklasifikasikan sebagai bank KBMI II (Bank dengan modal inti di atas Rp 6 triliun).

Dalam keterbukaan informasi di BEI, dikutip Senin (10/1), manajemen BBHI mengumumkan harga teoretis saham BBHI untuk pedoman tawar menawar dan penghitungan Indeks Harga Saham BEI di harga Rp 5.678 atau disesuaikan dengan fraksi harga menjadi Rp 5.675/saham.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular