Baru Juga Listing, MTEL Janjikan Dividen 70% Dari Laba

sys, CNBC Indonesia
10 January 2022 16:35
Jajaran Direksi PT  Dayamitra  Telekomunikasi  Tbk  (MTEL).
Foto: Jajaran Direksi PT  Dayamitra  Telekomunikasi  Tbk  (MTEL). (CNBC Indonesia/Syahrizal Sidik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten menara telekomunikasi, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) berencana membagikan dividen dengan rasio maksimal 70% dari perolehan laba bersih perseroan sepanjang tahun 2021.

Direktur Utama PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), Theodorus Ardi Hartoko menyampaikan, target dividen payout ratio tersebut sudah sesuai dengan rencana yang disampaikan dalam prospektis penawaran umum perdana saham perseroan.

Hanya saja, besaran dividen akan ditentukan setelah perseroan mengumumkan audit laporan keuangan tahun 2021 yang akan dijadikan acuan emiten bersandi MTEL ini. "Besaran dividen sudah sesuai dengan rencana di prospektus. Nilainya akan dilihat setelah closing laporan keuangan," kata Teddy, di Jakarta, Senin (10/1/2022).

Sebagai informasi saja, Mitratel terakhir kali mempublikasikan laporan kinerja keuangan periode 30 Juni 2021. Perusahaan membukukan pendapatan Rp 3,23 triliun dengan perolehan laba bersih Rp700,74 miliar.
Laba operasional perseroan senilai Rp1,35 triliun dengan arus kas Rp3,80 triliun.

Sementara, total aset perseroan sampai dengan kuartal kedua 2021 tercatat sebesar Rp 32,26 triliun yang terdiri dari liabilitas Rp 18,57 triliun dan ekuitas Rp13,68 triliun.

Pada perdagangan Senin ini, terpantau harga saham MTEL terkoreksi 1,23% ke level Rp 805 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 67,23 triliun. 

Teddy menambahkan, pada tahun ini perseroan sebagai perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia tetap fokus pada pada pertumbuhan organik dan anorganik.

Sumber dana ekspansi perseroan akan disokong dari perolehan dana hasil penawaran umum perdana saham dengan rincian, 40% untuk belanja modal ekpansi organik dan lebih dari 50% untuk akuisisi anorganik. Sisanya untuk akvititas pendukung bisnis perseroan.

"Kita juga menambahkan portofolio bisnis fiber untuk fokus pada infrastruktur bisnis digital. Ke depan, basisnya teknologi 5G akan semakin dikembangkan," ungkap Teddy.

Terkait pengembangan jaringan 5G ini, sebelumnya perseroan memperluas cakupan layanan serat optik dengan menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan PT Alita Praya Mitra (Alita) terkait pembangunan dan penyewaaan 6.000 kilometer jaringan serat optic secara nasional.

Lingkup kerja samanya berupa pembangunan dan pemasaran terhadap 6.000 kilometer jaringan serat optik khususnya di wilayah Sulawesi, Sumatera dan Jawa yang akan dibangun serta dioperasikan oleh Mitratel dan dikerjasamakan bersama Alita.

Adanya kerja sama ini diharapkan memperkuat jaringan serat optik untuk mendukung fiberisasi gelaran 5G secara lebih masif dan penguatan 4G yang dilakukan operator seluler guna meningkatkan kualitas layanan mobile broadband hingga mencapai kecepatan di atas 1 Gbps.

Teddy mengharpakan, dengan adanya portofolio serat optik di Mitratel dapat mendukung operator telekomunikasi dalam memaksimalkan kapasitas yang diperlukan guna mewujudkan transformasi digital di Indonesia.

Merujuk informasi yang disampaikan di prospektus Mitratel, sejumlah 11.851 tower Mitratel (51%) telah tersambung dengan jaringan serat optik, artinya dengan adanya pembangunan 6.000 kilometer tambahan jaringan baru ini akan semakin mempercepat pemenuhan kebutuhan para operator telekomunikasi untuk mengimplementasikan 5G di Indonesia.

Sementara saat ini Alita telah memiliki lebih dari 8.000 kilometer jaringan serat optik di berbagai wilayah di tanah air dan mendukung operator seluler dalam melakukan gelaran 5G di beberapa kota di Indonesia.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular