Harga Naik Gila-gilaan, Ini 'Raja' Pembuat Minyak Goreng
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak goreng terus mengalami kenaikan secara signifikan pada akhir tahun 2021 lalu hingga awal tahun 2022.
Mengutip catatan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), rata-rata nasional untuk harga minyak goreng di pasar tradisional hari ini (10/1/2022) tercatat Rp 20.450/kg, naik Rp 350 (1,74%) dibandingkan kemarin.
Berdasarkan data PIHPS, secara nasional harga minyak goreng curah tiga bulan atau tepatnya tanggal 11 Oktober 2021 berada di angka Rp 15,750. Sedangkan pada hari ini, harga produk turunan kelapa sawit tersebut telah menyentuh Rp 18.800/Kg, atau naik 19,37% dalam kurun satu kuartal.
Kemudian Minyak Goreng Kemasan Bermerk 1 pada tiga bulan lalu harganya Rp 16.850/Kg. Sementara hari ini menjadi Rp 21.250 /Kg, naik 26,11%. Begitu juga Minyak Goreng Kemasan Bermerk 2. Di mana pada minggu kedua bulan Oktober masih Rp 16.350/Kg, kemarin menjadi Rp 20.700/Kg atau meningkat 26,61%.
Pemerintah sebelumnya memang sempat memberikan respons tegas terhadap harga yang melesat beberapa waktu terakhir, akan tetapi sepertinya efek tersebut belum terasa nyata atau tidak bertahan lama, mengingat sebelumnya harga minyak goreng sempat turun sesaat, meskipun relatif sangat tipis.
Pemerintah memutuskan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng di tingkat konsumen maksimal Rp 14.000 per liter. Hal ini merespons lonjakan harga minyak goreng yang terjadi di Indonesia. Keputusan ini akan berlaku hingga 6 bulan ke depan dan akan dievaluasi Mei 2022.
Pemerintah juga akan menggelontorkan dana sebesar Rp 3,6 triliun untuk menutup selisih harga minyak goreng yang ditetapkan dengan HET Rp14.000 per liter untuk menanggung Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Lonjakan harga CPO dunia yang naik menjadi US$ 1.340/MT ikut menyebabkan harga minyak goreng ikut naik cukup signifikan, selain juga faktor lain yakni kenaikan harga minyak nabati dunia.
Meningkatnya permintaan biodiesel untuk program B30 mewajibkan pencampuran 30% Biodiesel dengan 70% bahan bakar minyak jenis Solar ikut memperparah keadaan di tengah penurunan produksi CPO
Pandemi Covid-19 menjadi penyebab utama harga minyak goreng terus merangkak naik. Pasalnya akibat Covid-19 produksi CPO ikut menurun drastis, selain itu arus logistik juga ikut terganggu. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan menyebut turunnya pasokan minyak sawit dunia seiring dengan turunnya produksi sawit Malaysia sebagai salah satu penghasil terbesar.
Hingga Senin pagi (10/1), harga CPO kontrak berjangka 3 bulan di Bursa Malaysia bergerak naik pada perdagangan pagi ini mendekati harga tertinggi sepanjang masa di MYR 5.071/ton. Pukul 09.30 WIB pagi ini harga CPO tercatat di posisi MYR 4.993/ton. Angka tersebut sudah melesat 0,16% dibandingkan pekan sebelumnya.
(fsd/fsd)