Durian Runtuh Bikin Sri Mulyani Kipas-kipas Duit, 2022 Lagi?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
23 December 2021 12:20
Penambangan Batu Bara di India
Foto: Suasana penambangan di tambang terbuka dekat Dhanbad, sebuah kota di India timur di negara bagian Jharkhand, Jumat, 24 September 2021. (AP/Altaf Qadri)

Harga batu bara diyakini para produsen masih akan tetap tinggi hingga kuartal I-2022. Hal ini dipicu oleh permintaan yang diperkirakan masih tinggi pada awal tahun.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia.

"Kemungkinan di awal tahun, di kuartal pertama harga masih cukup kuat. Biasanya awal tahun demand cukup tinggi karena faktor cuaca. Di Tiongkok sendiri mereka akan melaksanakan Winter Olympic," tuturnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (17/12/2021).

Pihaknya pun memperkirakan permintaan batu bara pada tahun depan masih cukup tinggi. Meski sejumlah negara maju mengampanyekan anti-batu bara dan meminta menghentikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), namun menurutnya itu belum akan terjadi pada tahun depan, termasuk di Indonesia.

Sementara itu, Badan energi Internasional (IEA) memperkirakan permintaan batu bara untuk masih akan terus tumbuh dan mencapai puncaknya hingga tahun 2024.

IEA memperkirakan permintaan batu bara akan melampaui rekor tahun 2013 pada tahun 2022 dan terus meningkat ke level tertinggi sepanjang masa sebesar 8.031 juta ton pada tahun 2024.

Peningkatan ini didorong oleh China yang akan tumbuh 135 juta ton, India 129 juta ton dan negara-negara Asia Tenggara 50 juta ton. Ini jadi peluang bagi Indonesia karena China, India, dan negara-negara di Asia Tenggara adalah pasar utama batu bara.

Sepanjang Januari-September 2021, ekspor batu bara China mencapai US$ 5,55 miliar dan jadi penyumbang terbesar. Sementara India mencapai US$ 2,88 miliar. Ekspor ke negara tetangga Filipina dan Malaysia masing-masing sebesar US$ 1,49 miliar dan US$ 1,48 miliar.

IEA mengatakan produsen batu bara besar seperti China, India, Indonesia dan Rusia akan meningkatkan produksinya dalam merespon kelangkaan pasokan batu bara pada tahun 2021. EIA memperkirakan produksi tertinggi sepanjang masa sebesar 8.111 Mt akan terjadi pada tahun 2022. Peningkatan terbesar diperkirakan terjadi di India tumbuh 163 juta ton, China tumbuh 57 juta ton, Rusia tumbuh 16 juta ton dan Pakistan tumbuh 12 juta ton.

Indonesia sendiri menargetkan produksi batu bara nasional yang dinaikkan menjadi kisaran 637 juta sampai 664 juta ton pada 2022. Target ini naik dibandingkan target produksi 2021 sebesar 625 juta ton.

Halaman Selanjutnya --> Apa Kabar Harga Sawit Tahun Depan?

(ras/ras)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular