Masih Belum Kendor, Saham Bank Mini Ramai-Ramai Ngacir Lagi
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten bank mini, dengan modal inti di bawah Rp 6 triliun, kembali melesat pada lanjutan sesi I perdagangan hari ini, Selasa (7/12/2021), melanjutkan kenaikan setidaknya sejak Senin kemarin (6/12).
Berikut kenaikan saham bank mini, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.20 WIB.
Bank Bumi Arta (BNBA), saham +18,70%, ke Rp 4.570/saham
Allo Bank Indonesia (BBHI), +8,63%, ke Rp 7.550/saham
Bank Ganesha (BGTG), +7,14%, ke Rp 240/saham
Bank Victoria International (BVIC), +5,52%, ke Rp 191/saham
Bank Ina Perdana (BINA), +5,24%, ke Rp 4.020/saham
Bank Capital Indonesia (BACA), +3,70%, ke Rp 280/saham
Bank Jtrust Indonesia (BCIC), +3,70%, ke Rp 224/saham
Bank Bisnis Internasional (BBSI), +3,04%, ke Rp 4.400/saham
Bank QNB Indonesia (BKSW), +2,94%, ke Rp 175/saham
Bank MNC Internasional (BABP), +2,56%, ke Rp 200/saham
Bank Aladin Syariah (BANK), +2,07%, ke Rp 2.470/saham
Bank MNC Internasional (BABP), +2,05%, ke Rp 199/saham
Bank Amar Indonesia (AMAR), +1,27%, ke Rp 320/saham
Bank Artha Graha Internasional (INPC), +0,78%, ke Rp 129/saham
Bank Oke Indonesia (DNAR), +0,72%, ke Rp 280/saham
Bank IBK Indonesia (AGRS), +0,56%, ke Rp 180/saham
Bank Mestika Dharma (BBMD), +0,49%, ke Rp 2.040/saham
Bank Maspion Indonesia (BMAS), +0,35%, ke Rp 1.420/saham
Bank Jago (ARTO), +0,32%, ke Rp 15.450/saham
Saham BNBA memimpin kenaikan sebesar 18,70% ke Rp 4.570/saham, di tengah nilai transaksi jumbo Rp 181,17 miliar. Dengan ini dalam sepekan saham BNBA melesat 39,52% dan dalam sebulan melambung 92,98%.
Setelah mengakuisisi 24,00% saham BNBA pada November lalu, PT Ajaib Sekuritas atau PT Takjub Finansial Teknologi (FIT) memastikan akan menyerap rights issue BNBA.
Hal ini terungkap dalam keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen BNBA. Diketahui, Bank Bumi Artha akan melakukan penambahan modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sebanyak-banyaknya 462.000.000 saham dengan harga pelaksanaan Rp 1.345 per saham.
Dengan demikian, dari rights issue ini perseroan akan memperoleh dana senilai Rp 621,39 miliar.
Rencananya, dana yang diperoleh dari hasil PMHMETD setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan oleh perseroan sekitar 80% untuk pemberian kredit kepada nasabah yang akan direalisasikan secara bertahap.
Di posisi kedua, ada saham bank digital milik pengusaha nasional Chairul Tanjung BBHI yang melesat 8,63% ke Rp 7.550/saham, usai naik 3,73% pada Senin kemarin.
Setali tiga uang, saham BGTG dan BVIC juga sama-sama terkerek naik 7,14% dan 5,52% pagi ini.
Sebagai informasi, OJK menyebutkan bahwa seluruh pemilik bank mini alias bank dengan modal inti (tier 1) di bawah Rp 2 triliun telah berkomitmen untuk memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan otoritas untuk memenuhi modal minimum Rp 2 triliun hingga akhir tahun ini.
Akhir 2021 ini memang OJK mengharuskan bank untuk memiliki modal minimal Rp 2 triliun jika tak mau turun kasta menjadi BPR alias Bank Perkreditan Rakyat.
Untuk tahun depan, modal minimal mencapai Rp 3 triliun sebagaimana termaktub dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa keuangan (OJK) Heru Kristiyana menjelaskan, proses bank-bank tersebut meningkatkan modal inti terus berjalan.
"Semua bank itu sudah mengarah ke sana, saya yakin benar, pasti mereka akan memenuhi aturan kita. Kalau tidak penuhi sanksi berat, turun kelas menjadi BPR," kata Heru Kristiyana, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Kamis (25/11/2021).
Heru menambahkan, upaya meningkatkan modal inti tersebut dilakukan oleh bank dengan melakukan konsolidasi atau mencari partner strategis.
Berdasarkan data CNBC Indonesia, setidaknya masih terdapat 13 bank yang saat ini belum memenuhi ketentuan permodalan minimal ini. Untuk menyebut beberapa, ada Bank Ina, Bank Ganesha, Bank Capital Indonesia, Bank MNC Internasional, dan Bank Aladin Syariah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)