Waduh...Waduh! Belum Kelar 'Goreng-gorengan' Saham Bank Mini

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
01 December 2021 17:00
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten bank mini, dengan modal inti di bawah Rp 6 triliun, ambles ke zona merah pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (1/12/2021), di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang kembali loyo hari ini.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup turun 0,40% ke posisi 6.507,68, setelah sempat menghijau pagi tadi, di tengah aksi jual oleh investor asing sebesar Rp 590,74 miliar di pasar reguler. Dengan ini, IHSG melanjutkan pelemahan 1,13% yang dialami pada Selasa kemarin (30/11).

Berikut saham-saham bank mini yang melemah hari ini.

  1. Bank Bisnis Internasional (BBSI), saham -6,93%, ke Rp 4.700/saham

  2. Bank Aladin Syariah (BANK), -6,79%, ke Rp 2.610/saham

  3. Bank Victoria International (BVIC), -6,21%, ke Rp 166/saham

  4. Bank Jtrust Indonesia (BCIC), -5,79%, ke Rp 228/saham

  5. Bank Artha Graha Internasional (INPC), -3,03%, ke Rp 128/saham

  6. Bank Raya Indonesia (AGRO), -2,82%, ke Rp 2.070/saham

  7. Bank IBK Indonesia (AGRS), -2,26%, ke Rp 173/saham

  8. Bank MNC Internasional (BABP), -2,12%, ke Rp 185/saham

  9. Bank Jago (ARTO), -1,74%, ke Rp 15.550/saham

  10. Bank QNB Indonesia (BKSW), -1,72%, ke Rp 171/saham

  11. Bank Ganesha (BGTG), -0,98%, ke Rp 202/saham

  12. Bank Capital Indonesia (BACA), -0,76%, ke Rp 262/saham

Menurut data di atas, saham emiten yang sebagian sahamnya juga dimiliki fintech PT FinAccel Teknologi Indonesia atau Kredivo BBSI memimpin koreksi, yakni hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 6,93% ke Rp 4.700/saham.

Dengan ini, dalam sepekan saham BBSI anjlok 18,91% dan dalam sebulan melorot 21,67%.

Kabar teranyar, BBSI berencana melakukan penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMTED) atau rights issue.

Menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam penawaran umum terbatas II (PUT II) ini, Bank Bisnis akan menerbitkan sebanyak 280.721.568 (280,71 juta) saham baru atau sebanyak 8,49% dari total modal ditempatkan atau disetor penuh dalam perseroan setelah PUT II dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Adapun harga pelaksanaan rights issue tersebut sebesar Rp 3.510/saham sehingga jumlah dana yang diperoleh dalam PUT II berjumlah sebesar Rp 985.332.703.680 (985,33 miliar).

Selain saham BBSI, saham BANK juga terkena batas ARB 6,79%, setelah naik dalam 2 hari terakhir. Saham BANK minus 2,97% dalam seminggu terakhir, tetapi masih naik 6,53% dalam sebulan.

Kemudian, saham BVIC juga merosot cukup dalam hari ini, yakni minus 6,21%, melanjutkan pelemahan pada Selasa kemarin. Saham BVIC turun jauh 12,63% dalam sepekan, tetapi masih melesat 21,17% dalam sebulan belakangan.

Saham BCIC juga terkena tekanan jual hari ini hingga ambles 5,79%, usai tergerus 4,72% kemarin.

Sebagai informasi, OJK menyebutkan bahwa seluruh pemilik bank mini alias bank dengan modal inti (tier 1) di bawah Rp 2 triliun telah berkomitmen untuk memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan otoritas untuk memenuhi modal minimum Rp 2 triliun hingga akhir tahun ini.

Akhir 2021 ini memang OJK mengharuskan bank untuk memiliki modal minimal Rp 2 triliun jika tak mau turun kasta menjadi BPR alias Bank Perkreditan Rakyat.

Untuk tahun depan, modal minimal mencapai Rp 3 triliun sebagaimana termaktub dalam Peraturan OJK (POJK) Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa keuangan (OJK) Heru Kristiyana menjelaskan, proses bank-bank tersebut meningkatkan modal inti terus berjalan.

"Semua bank itu sudah mengarah ke sana, saya yakin benar, pasti mereka akan memenuhi aturan kita. Kalau tidak penuhi sanksi berat, turun kelas menjadi BPR," kata Heru Kristiyana, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Kamis (25/11/2021).

Heru menambahkan, upaya meningkatkan modal inti tersebut dilakukan oleh bank dengan melakukan konsolidasi atau mencari partner strategis.

Menurut catatan CNBC Indonesia, setidaknya masih terdapat 13 bank yang saat ini belum memenuhi ketentuan permodalan minimal ini. Untuk menyebut beberapa, ada Bank Ina, Bank Ganesha, Bank Capital Indonesia, Bank MNC Internasional, dan Bank Aladin Syariah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Tahun, Saham Bank Mini Ngacir Berjamaah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular