Fitch Pertahankan Rating Kredit RI, Tanda Perekonomian Kuat?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
24 November 2021 15:53
CORRECTION Virus Outbreak Philippines
Foto: AP/Simeon Celi

Kondisi pandemi memang menjadi tantangan utama yang dihadapi oleh seluruh negara di dunia. Indonesia dapat dikatakan beruntung mampu mempertahankan rating-nya, mengingat beberapa negara lainnya peringkatnya malah dipangkas, termasuk negara tetangga yang outlook-nya ikut diramal negatif.

Selain FItch, dua lembaga pemeringkatan lain yang masuk dalam 'big three' yakni Moodys dan S&P 500 juga perlahan mulai memperbaharui peringkat utang berbagai negara.

Studi yang dilakukan oleh CountryRisk.io menyebutkan secara umum jumlah peningkatan dan penurunan peringkat seimbang untuk pertama kalinya sejak mewabahnya pandemi, sementara prospek peringkat terus membaik.

Pembaruan peringkat oleh Big Three hingga kuartal ketigaFoto: countryrisk.io
Pembaruan peringkat oleh Big Three hingga kuartal ketiga. Keterangan: AE (advanced economy), SSA (Sub Saharan Africa), LAC (Latin America and The Caribbean), CEE (Central and Eastern Europe), APAC (Asia Pacific), MENA (Middle East and North Africa).

Terlihat hanya negara-negara maju yang dapat dikatakan memiliki kuartal positif yang definitif, memperpanjang clean sheet dan diperkirakan tetap tidak akan turun hingga akhir tahun. Kondisi tersebut melanjutkan tren yang dimulai pada tahun 2020, ketika lembaga pemeringkatan  membiarkan negara-negara kaya lolos dari penurunan peringkat meskipun fundamental mereka yang semakin buruk.

S&P terakhir kali menurunkan peringkat ekonomi maju lebih dari setengah dekade lalu ketika menurunkan peringkat Inggris setelah referendum Brexit, dan sejak itu, peringkat negara-negara kaya di S&P hanya naik-meski rasio utang publik negara-negara tersebut telah melonjak dari yang sudah tinggi pada tahun 2016 atau setara 105% PDB menjadi semakin parah yakni sebesar 123% PDB tahun ini.

Negara Sub Sahara Afrika memperoleh proyeksi positif, di mana pada kuartal ketiga tahun ini tiga negara rating-nya dinaikkan (Pantai Gading dan Gabon oleh Fitch, Angola oleh Moodys) dan hanya satu yang turun (Ethiopia oleh S&P).

Wilayah Amerika Selatan dan Karibia merupakan yang mengalami kondisi paling buruk, setelah pada kuartal pertama dan kedua tidak ada yang peringkatnya dinaikkan, kini di kuartal ketiga empat negara lainnya peringkatnya kembali disunat (Bahamas, El Salvador dan Peru oleh Moodys dan Kolombia oleh Fitch).

Wilayah lainnya yang tidak memperoleh satu pun peningkatan peringkat tahun ini adalah negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara. Pada kuartal ketiga jumlah peringkat yang dipangkas kembali bertambah dua negara yaitu Kuwait oleh S&P dan Tunisia oleh Fitch.

Sedangkan di wilayah Asia Pasifik negara yang peringkatnya naik pada kuartal ketiga adalah Taiwan oleh FItch, sedangkan Maladewa peringkatnya diturunkan oleh Moodys.

Sementara itu negara tetangga, Filipina, meskipun peringkatnya di pertahankan di BBB oleh FItch pada Juli 2021, akan tetapi outlooknya berubah dari semula stabil menjadi negatif.

Fitch juga mengatakan meningkatnya utang publik dapat menyebabkan penurunan peringkat kredit untuk Filipina dalam beberapa tahun ke depan.

Berdasarkan data pemerintah setempat, rasio utang terhadap PDB Filipina adalah sebesar 63,1% pada September, tertinggi dalam 16 tahun.

Utang pemerintah Filipina menggelembung menjadi 10,2 triliun peso tahun lalu dari 8,2 triliun peso pada 2019 karena negara mengalami defisit besar untuk menanggulangi pandemi.

Sebelum masa jabatan enam tahunnya resmi berakhir pada Juni 2022, Presiden Rodrigo R. Duterte merencanakan rekor anggaran pengeluaran tahun depan, naik 11,5% dari tahun ini menjadi 5,02 triliun peso.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular