Moody's Bicara Restrukturisasi Kredit Bank RI, Ada Bahaya?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
18 November 2021 10:55
FILE - This August 2010 file photo shows a sign for Moody's Corp. in New York. Moody's is expected to report financial earnings Friday, Oct. 21, 2016. (AP Photo/Mark Lennihan, File)
Foto: Moody's (AP Photo/Mark Lennihan, File)

Jakarta, CNBC Indonesia - Seiring membaiknya konsumen masyarakat di Indonesia, kredit bank yang direstrukturisasi berpotensi akan menurun karena peminjam telah mampu membayar kembali pinjaman. Sementara itu, profitabilitas bank juga akan pulih karena ketentuan kerugian pinjaman surut.

Pertumbuhan pinjaman akan membaik, memimpin modal dan likuiditas bank untuk stabil pada tingkat tinggi

Menurut riset baru dari perusahaan pemeringkat internasional, Moody's Investors Service, kinerja keuangan bank-bank Indonesia akan terus membaik seiring membaiknya aktivitas ekonomi di RI, dengan risiko aset menurun, peningkatan profitabilitas dan rasio modal dan likuiditas stabil.

"Bank-bank yang dinilai terus pulih pada kuartal ketiga 2021, meskipun masih ada gangguan ekonomi yang disebabkan oleh kebangkitan kasus virus corona di beberapa negara," kata Tengfu Li, analis Moody's.

"Pinjaman yang direstrukturisasi menurun sementara cakupan pinjaman-kerugian membaik, profitabilitas naik karena margin bunga bersih (net interest margin/NIM) melebar dan ketentuan kerugian pinjaman stabil, sementara rasio modal dan likuiditas naik lebih lanjut karena pertumbuhan pinjaman yang lemah," tambahLi.

Pinjaman direstrukturisasi yang meningkat tajam pada tahun 2020 akan menurun karena peminjam mulai pulih secara finansial dan mereka dapat melanjutkan pembayaran kembali pinjaman mereka.

Sedangkan rasio kredit bermasalah (non-perfoming loan/NPL) perbankan di RI akan meningkat sedikit pada tahun 2022, didukung oleh kesabaran peraturan yang akan tetap hingga Maret 2023.

Rasio cakupan kerugian pinjaman juga telah meningkat dalam beberapa kuartal terakhir karena adanya penyediaan proaktif, sehingga memberikan penyangga yang cukup terhadap kemungkinan lonjakan potensi gagal bayar (default).

Sementara itu, profitabilitas akan pulih selama sekitar 12-18 bulan ke depan, karena perbankan menurunkan ketentuan kerugian pinjaman setelah menyisihkan cadangan kerugian pinjaman yang cukup di kuartal IV-2021.

Namun, keuntungan lebih lanjut dalam NIM akan terbatas karena tidak ada banyak ruang bagi bank untuk memotong suku bunga deposito dan tekanan pada hasil pinjaman meningkat di tengah persaingan untuk perusahaan berisiko rendah.

Adapun modal dan likuiditas bank akan stabil pada tingkat tinggi karena pertumbuhan pinjaman meningkat.

Konsumsi modal untuk pertumbuhan pinjaman dan pembayaran dividen akan mengejar ketinggalan dengan menaikan modal internal, menghasilkan rasio modal yang stabil. Demikian pula, pemulihan pertumbuhan pinjaman akan mengarah pada rasio likuiditas yang stabil.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Agung Podomoro Kenapa? Moody's Pangkas Peringkat jadi Caa1-

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular