CNBC Indonesia Award

Ekonomi Pulih, Restrukturisasi Kredit Bank Mega Turun 35%

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
11 November 2021 14:33
Kostaman Thayib dalam acara CNBC Indonesia Award
Foto: Kostaman Thayib dalam acara CNBC Indonesia Award

Jakarta, CNBC Indonesia - Perbankan nasional mulai mencatatkan tren penurunan restrukturisasi kredit. Salah satunya ialah PT Bank Mega Tbk (MEGA) yang saat ini nilai outstanding restrukturisasinya turun dari sebelumnya Rp 10,98 triliun menjadi Rp 7,15 triliun per Oktober 2021 ini.

Direktur Utama Bank Mega, Kostaman Thayib mengungkapkan, kendati pandemi Covid-19 terus berlangsung, saat ini kondisinya mulai berangsur membaik. Hal ini terlihat dari mulai melandainya tren restrukturisasi kredit yang menjadi indikator perekoniam nasional mulai menunjukkan pemulihan.

"Outstanding restrukturisasi per Oktober Rp 7,15 triliun, turun hampir Rp 4 triliun atau 35%, hal ini mengindikasikan membaiknya kondisi perekonomian," ungkap Kostaman, di acara CNBC Indonesia Award 2021, Kamis (11/11/2021).

Dengan situasi tersebut, dia optimistis, penyaluran kredit di tahun depan bisa pada kondisi seperti saat sebelum pagebluk Covid-19.

"Kita harapkan, di kuartal kedua tahun depan, kita sudah kembali pada situasi normal sebelum pandemi," bebernya.

Kostaman mengungkapkan, tren restrukturisasi yang menurun tersebut lantaran saat ini sebagian debitur yang sebelumnya terdampak pandemi sudah bisa kembali membayar angsuran secara normal.

"Namun ada sebagian debitur yang memerlukan perpanjangan restrukturisasi. Ini diberikan hati hati dan selektif untuk menghindari free rider," katanya.

Di sisi lain, Bank Mega saat ini juga terus melakukan adaptasi dan berbagai perubahan yang terjadi selama krisis dengan tetap menjaga likuiditas, menurunkan biaya dana (cost of fund), meningkatkan kehati-hatian dalam penyaluran kredit, dan melakukan transformasi digital.

Sebagai informasi, sampai dengan periode September 2021, bank yang terafiliasi dengan CT Corp ini membukukan laba bersih senilai Rp 2,53 triliun, melesat 43% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 1,76 triliun.

Pertumbuhan laba tersebut dikontribusikan oleh kenaikan pendapatan bunga bersih (net interest income) 25% menjadi Rp 3,71 triliun, dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,97 triliun.

Kontribusi lainnya diperoleh dari pertumbuhan pendapatan non bunga atau fee based income yang naik sebesar 6% menjadi Rp 1,73 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 1,64 triliun. Pendorong kenaikan laba Bank Mega juga dikontribusikan penurunan biaya operasional bank sebesar 3% menjadi Rp 2,31 triliun dari sebelumnya Rp 2,38 triliun.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bank Mega Raih The Best Large Bank in Risk Management 2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular