
Bank Mega Raih The Best Large Bank in Risk Management 2021

Jakarta, CNBC Indonesia - CNBC Indonesia menggelar CNBC Indonesia Award 2021 'The Most Inspiring Financial Companies' sebagai bentuk apresiasi bagi para perusahaan keuangan yang berperan penting dalam menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2021.
Untuk kategori The Best Large Bank in Risk Management, CNBC Indonesia Awards 2021 'The Most Inspiring Financial Companies' dimenangkan oleh PT Bank Mega Tbk (MEGA).
Penghargaan ini diserahkan oleh Direktur dan Pemimpin Redaksi CNBC Indonesia, Wahyu Daniel, dan diterima langsung oleh Direktur Utama Bank Mega, Kostaman Thayib.
"Terima kasih atas penghargaan yang diberikan CNBC Indonesia kepada Bank Mega. Penghargaan ini saya persembahkan kembali kepada insan Bank Mega dan seluruh stakeholder yang sudah bersama-sama memberikan upaya terbaik, sehingga Bank Mega tetap dapat menciptakan kinerja yang sangat baik di tengah pandemi Covid-19," kata Kostaman, Kamis (11/11/2021).
"Tentunya, penghargaan ini menjadi penambah semangat kami untuk senantiasa memberikan karya dan pelayanan terbaik lagi di bidang keuangan. Sehingga Bank Mega selalu menjadi mitra terpercaya yang dapat diandalkan. Terima kasih sekali kepada CNBC," imbuhnya.
Dalam kajian Tim Riset CNBC Indonesia, Pandemi menciptakan situasi menantang bagi bankir dunia, dengan tekanan dari sisi permintaan dan penawaran secara bersamaan. Kelihaian mengucurkan kredit berkualitas menjadi pembeda penting antar pelaku industri perbankan.
Bisa dibilang, tahun 2021 menjadi tahun ujian manajemen risiko di industri perbankan karena situasi pandemi selama tahun 2020 menciptakan persoalan yang masih terbawa hingga 2021, sementara tren pemulihan secara bersamaan menjanjikan peluang pertumbuhan.
Pentingnya aspek manajemen risiko dalam strategi bisnis perbankan tercermin dalam laporan hasil survei Ernst & Young (EY) dan Insistute of International Finance (IIF) yang berjudul "Resilient Banking: Capturing Opportunities and Managing Risks over The Long Term" (2021).
Sebanyak 88 lembaga keuangan terkemuka dari 33 negara disurvei terkait dengan persepsi risiko tahun 2021, guna melihat pandangan para bankir kenamaan di seluruh dunia mengenai risiko terbesar yang harus diantisipasi pelaku industri perbankan pada tahun ini.
Hasilnya, mayoritas dari Direktur Manajemen Risiko (Chief Risk Officer/CRO) dan dewan direksi bank di dalam survei tersebut menilai pandemi Covid-19 memicu risiko bagi pelaku usaha perbankan, terutama dari sisi kredit (credit risk), diikuti risiko keamanan (cyber security).
![]() Tabel Persepsi Risiko Bank Mega |
Di Indonesia, temuan tersebut konsisten dengan kenyataan di lapangan di mana penyaluran kredit perbankan sepanjang tahun 2020 menurut data Bank Indonesia (BI) turun 2,7% menjadi Rp 5.482,5 triliun.
Selanjutnya per semester I-2021, kredit perbankan mulai tumbuh, sebesar Rp 32,6 triliun atau setara 0,59% secara tahunan (year on year/yoy), menjadi Rp 5.581,8 triliun. Itu merupakan bulan keempat di mana kredit perbankan tumbuh secara berturut-turut.
Namun demikian, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) Juni masih memburuk, dengan naik menjadi 3,24% dibandingkan dengan posisi Juni 2020 yang sebesar 3,11%. Hal ini menunjukkan bahwa risiko penyaluran kredit masih sangat besar di tahun pemulihan.
Di tengah situasi demikian, PT Bank Mega Tbk (MEGA) menjadi satu dari sedikit bank yang sepanjang 2021 sukses mendongkrak penyaluran kredit ke sektor riil, dan secara bersamaan mencetak penurunan rasio kredit bermasalah (NPL), sehingga mendongkrak laba bersih.
Per Juni 2021, penyaluran kredit bank yang dipimpin Kostaman Thayib sebagai Direktur Utama ini tercatat sebesar Rp 52,5 triliun, melompat 8% atau menjadi yang tertinggi di antara bank Kelompok Bank dengan Modal Inti (KBMI) IV maupun III.
Sebagai catatan, rata-rata pertumbuhan kredit di 11 bank KBMI III (bank bermodal inti antara Rp 14 triliun hingga Rp 70 triliun), adalah sebesar 0,55%. Dengan demikian, kinerja penyaluran kredit Bank Mega menjadi yang teratas dibandingkan dengan kompetitornya.
Manajemen Risiko Menyeluruh
Namun secara bersamaan, bank yang dikendalikan CT Corp (CT Corpora) milik konglomerat Chairul Tanjung ini berhasil menekan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) dari posisi 1,56% pada Juni tahun lalu menjadi 1,26% pada Juni kemarin.
Rasio NPL tersebut lagi-lagi menjadi yang terbaik di antara kompetitornya yakni bank besar (large bank) di kelompok KBMI III, maupun para raksasa (titan bank) di KBMI IV. Hal ini menunjukkan kenaikan kredit Bank Mega di tengah pandemi tak lantas memicu kenaikan kredit bermasalah, karena kuatnya sistem manajemen risiko perseroan secara menyeluruh.
Sistem manajemen risiko dijalankan sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/POJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Risiko kredit menjadi fokus utama disusul risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko strategik, risiko kepatuhan, dan risiko reputasi.
Bank Mega memiliki Direktorat Risk yang membawahi 8 unit yaitu Operational Risk Management, Credit Risk Management, Market, Liquidity & Integrated Risk Management, National Credit Review, Restructure & Control, National Credit Appraisal, Credit Collection & Remedial, Credit Asset Recovery, dan Collection Strategy & Support.
Untuk memastikan fungsi manajemen risiko bekerja, perseroan membentuk Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang benar-benar independen terhadap Satuan Kerja Operasional (risk taking unit) dan satuan kerja yang melaksanakan fungsi pengendalian internal. Akibatnya, asesmen mereka benar-benar dipatuhi dan berujung pada terhindarnya risiko kredit.
Berkat sistem kerja yang handal tersebut, Bank Mega mencetak rasio profitabilitas tertinggi di industri, yakni pengembalian aset (return on asset/ROA) sebesar 3,45% dan pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) sebesar 19,13%. Keduanya tercatat menjadi yang teratas secara nasional.
Kinerja positif tersebut sejalan dengan harga sahamnya di pasar yang mencerminkan respons positif publik atas kinerja prima perseroan. Saham berkode MEGA ini naik 3,35% ke Rp 8.475/unit pada penutupan perdagangan kemarin. Jika ditarik dalam 3 bulan terakhir, saham perseroan telah melejit 7,3% dan sepanjang tahun berjalan (year to date/YTD) telah meroket 17,7%.
Melihat keunggulan perseroan dalam mendongkrak kredit tanpa memicu NPL di tengah pandemi berkat sistem manajemen risiko yang prima, PT Bank Mega Tbk terpilih menjadi pemenang penghargaan kategori "The Best Large Bank in Risk Management 2021" di ajang CNBC Indonesia Award 2021.
Perseroan mengalahkan nominee di industri perbankan lainnya, yakni 11 bank umum yang terkategori dalam KBMI III. Untuk mencapai penilaian tersebut, Tim Riset CNBC Indonesia melakukan kajian riset dan analisis terhadap sektor perbankan, dan kinerja para pelaku industri.
Proses penilaian dilakukan pada Oktober melalui riset kualitatif berbasis data sekunder dari publikasi resmi perseroan, BEI, serta media monitoring terhadap 10 media utama nasional. Semoga penghargaan ini mendorong Bank Mega untuk terus bertumbuh dengan menjaga aspek prudential hingga memasuki new normal ke depan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Pulih, Restrukturisasi Kredit Bank Mega Turun 35%
