
Fitch & Moody's Sematkan Rating Utang Rusia Sebagai 'Sampah'

Jakarta, CNBC Indonesia - Dua lembaga pemeringkat internasional yakni Fitch Ratings dan Moody's Investor Service telah memangkas peringkat obligasi pemerintah Rusia menjadi 'junk' atau 'sampah' pada Kamis (3/3/2022) kemarin.
Namun, kedua pemeringkat obligasi internasional tersebut mengatakan bahwa sanksi Barat kepada Rusia dapat menyebabkan ketakpastian pemulihan ekonomi global akan semakin membesar.
Sebelumnya, pasar keuangan Rusia terdampak cukup serius akibat penerapan sanksi ekonomi oleh Negara Barat sebagai balasan akibat agresi militer Rusia ke Ukraina.
Agresi militer tersebut telah memicu serangkaian pergerakan peringkat kredit dan peringatan mengerikan tentang dampaknya terhadap ekonomi Rusia. Sebelum Fitch dan Moody's, S&P telah terlebih dahulu memangkas peringkat obligasi Rusia menjadi 'junk' pada pekan lalu.
Fitch memangkas peringkat obligasi Rusia menjadi "B" dari sebelumnya "BBB" dan menempatkan peringkat negara itu pada "rating watch negative". Moody's, yang pada pekan lalu menandai kemungkinan pemangkas peringkat, pada akhirnya juga memangkas peringkat obligasi Rusia sebesar enam tingkat, dari Baa3 menjadi B3.
"Keberatan sanksi internasional dalam menanggapi agresi militer Rusia ke Ukraina telah meningkatkan risiko stabilitas keuangan makro, yang mana hal ini merupakan kejutan besar bagi fundamental kredit Rusia dan dapat merusak kesediaannya untuk membayar utang pemerintah," kata Fitch dalam laporan hariannya, dikutip dari Reuters.
Fitch mengatakan bahwa sanksi dari Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa akan berdampak pada fundamental kredit Rusia, membuat banyak cadangan internasional Rusia tidak dapat digunakan untuk keperluan intervensi mata uangnya.
"Sanksi juga dapat membebani kemampuan Rusia untuk membayar utangnya," kata Fitch sembari memperingatkan.
"Tanggapan Presiden Putin untuk menempatkan pasukan nuklir dalam siaga tinggi tampaknya mengurangi prospek perubahan arah di Ukraina ke tingkat yang diperlukan untuk membalikkan sanksi yang diperketat dengan cepat," tambah Fitch.
Sementara itu, Moody's pada Kamis kemarin mengatakan bahwa ruang lingkup dan tingkat keparahan sanksi telah melampaui harapan awal Moody dan akan memiliki implikasi kredit secara materil.
Sanksi yang dijatuhkan oleh negara-negara Barat juga akan secara nyata melemahkan potensi pertumbuhan ekonomi Rusia terhadap penilaian lembaga pemeringkat sebelumnya sebesar 1,6%.
"Dalam kasus ini, aset yang dibekukan akibat sanksi mendorong peringkat obligasi menjadi lebih buruk," tulis analis di Mizuho.
Mereka menambahkan bahwa peringkat dan risiko acuan yang terungkap dapat menambah perpindahan modal lebih lanjut karena dana acuan yang ada dipaksa untuk dilikuidasi dibandingkan tetap ditahan.
"Sanksi yang dikenakan kepada Rusia secara signifikan meningkatkan kemungkinan Rusia gagal membayar dolar dan utang pemerintahnya di pasar internasional," kata analis JPMorgan dan beberapa analis di perusahaan lainnya Rabu (2/3/2022).
Rusia telah menanggapi sanksi yang diberikan Negara Barat dengan berbagai langkah untuk menopang pertahanan ekonominya.
Rusia pun mulai menaikkan suku bunga pinjaman utamanya menjadi 20%, melarang broker Rusia menjual sekuritas yang dipegang oleh orang asing, memerintahkan perusahaan pengekspor untuk menopang rubel, dan akan menghentikan investor asing menjual aset.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Catat! Penerbitan Obligasi 2021 Bisa Capai Rp 108 T
