Deadline! 13 Bank Mini Geber Tambah Modal, Jadi Bank Digital

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Selasa, 16/11/2021 12:50 WIB
Foto: Bank Victoria

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah emiten bank mini alias bank dengan modal inti Rp 1 triliun sampai Rp 5 triliun sedang ramai-ramai melakukan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue.

Selain rights issue, ada juga bank mini yang melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

Kebanyakan bank mini tersebut menggelar rights issue--termasuk private placement--dengan tujuan menambah modal berkaitan dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mewajibkan modal minimal bank Rp 2 triliun tahun ini dan Rp 3 triliun tahun depan. Selain itu, beberapa di antaranya sedang bersiap menjadi bank digital.


Pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri menyebutkan seluruh pemilik bank mini alias bank dengan modal inti (tier 1) di bawah Rp 2 triliun telah berkomitmen untuk memenuhi ketentuan yang disyaratkan otoritas untuk memenuhi modal minimum Rp 2 triliun hingga akhir tahun ini.

Menurut catatan CNBC Indonesia, setidaknya masih terdapat 13 bank yang saat ini belum memenuhi ketentuan permodalan minimal tersebut, mengacu pada laporan keuangan per kuartal III 2021.

Di bawah ini Tim Riset CNBC Indonesia merangkum 13 bank mini yang sedang dalam proses dan akan melakukan rights issue serta private placement dalam waktu dekat.

1. Bank Victoria International (BVIC)

Bank Victoria akan melakukan private placement dengan target dana Rp 121,13 miliar. PT Victoria Investama Tbk (VICO) akan menyerap saham baru yang akan diterbitkan ini.

Dalam keterbukaan informasi yang dirilis perusahaan, dijelaskan bahwa rencana private placement ini akan dilakukan pada Desember 2021.

Hingga saat ini Victoria Investama, yang juga merupakan pemegang saham pengendali Bank Victoria, akan masih belum menetapkan porsi saham yang akan diambil dalam aksi korporasi ini. Saat ini Victoria Investama memiliki saham BVIC sebanyak 43,59%.

Private placement ini dilakukan untuk meningkatkan modal perusahaan untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum senilai Rp 2 triliun di akhir tahun nanti.

Hingga akhir September 2021 lalu, nilai modal inti perusahaan baru sebesar Rp 1,77 triliun.

Jika setelah aksi korporasi ini kebutuhan modal masih belum terpenuhi, maka kekurangan modal tersebut nantinya akan dipenuhi melalui mekanisme setoran modal, yang kemudian akan dikonversi menjadi modal disetor pada aksi korporasi selanjutnya.

2. Bank Ganesha (BGTG)

Bank Ganesha juga akan menggelar rights issue untuk menambah modal inti.

Menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (15/11/2021), jumlah saham baru yang akan diterbitkan sebanyak-banyaknya 5.587.530.000 (5,59 miliar) saham dengan nilai nominal Rp 100/saham.

Jumlah tersebut setara dengan 50% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan. Adapun harga pelaksanaan akan diumumkan kemudian di dalam prospektus rights issue perseroan.

Pelaksanaan pendaftaran aksi korporasi ini akan dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), yang rencananya akan diselenggarakan pada 22 Desember 2021.

Dengan demikian, pelaksanaan PMHMETD sesuai ketentuan yang berlaku paling lambat 12 bulan setelah tanggal pelaksanaan RUPSLB, dengan memperhatikan peraturan perundangan pembatasan jangka waktu pemenuhan Modal Inti Minimum Bank yang berlaku.

Sebelumnya, induk perusahaan Bank Ganesha, GSMF telah menyampaikan untuk melakukan aksi korporasi rights issue.

Kamis bulan lalu (14/10), manajemen GSMF menyampaikan bahwa dana rights issue tersebut akan digunakan untuk meningkatkan investasi saham pada Bank Ganesha, entitas anak yang saat ini dimiliki oleh perseroan sebesar 29,86% dalam rangka memenuhi ketentuan modal inti minimum, baik melalui penyetoran saham sekurang-kurangnya sebesar Rp 1 triliun.

Berdasarkan prospektus di BEI pertengahan Oktober lalu, GSMF berencana untuk menerbitkan sebanyak 7,45 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp 165/unit. Artinya target pendanaan dalam rights issue ini sebesar Rp 1,23 triliun.

3. Bank Jtrust Indonesia (BCIC)

Eks Bank Century dan Bank Mutiara ini sudah menetapkan harga pelaksanaan aksi korporasi rights issue yakni Rp 330/saham.

Perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 4.545.504.522 saham Seri C dengan nilai nominal Rp100 per saham yang akan ditawarkan melalui PMHMETD atau 45,40% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.

Saham-saham tersebut akan ditawarkan melalui Penawaran Umum Terbatas - Tahun 2021 (PUT- 2021).

Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) akan dibagikan kepada para pemegang saham perseroan yang tercatat pada tanggal 19 November 2021 di mana setiap pemilik 500 saham perseroan akan memperoleh 227 HMETD.

Setiap satu HMETD dapat digunakan untuk membeli satu saham dengan membayar harga pelaksanaan sebesar Rp330/saham, maka nilai emisi saham dalam PMHMETD melalui PUT-2021 ini sebanyak-banyaknya Rp 1,50 triliun.

Pemegang saham utama perseroan yakni J Trust Co., Ltd., Jepang, dan kelompok usahanya yakni J Trust Asia Pte. Ltd., Singapura dan PT JTrust Investments Indonesia bersama-sama telah menyatakan akan melaksanakan HMETD dengan kompensasi komponen ekuitas Lain dan konversi Hak Tagih dari pinjaman subordinasi seluruhnya bersama-sama senilai Rp 1,36 triliun dalam PUT-2021 ini.

Periode Perdagangan HMETD berlangsung selama 23-29 November 2021.

4. Bank Capital Indonesia (BACA)

berencana melakukan rights issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 20 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100.

Harga pelaksanaan sendiri belum ditetapkan. Namun, jika mengacu pada harga terendah saham BACA di awal tahun yakni Rp 376/saham, potensi dana yang bisa diraih mencapai Rp 7,5 triliun.

Dalam keterangan kepada pihak bursa pada 11 Oktober 2021 mengenai perkiraan harga pelaksanaan, rasio rights issue, dan target dana yang akan dihimpun dalam aksi korporasi tersebut, manajemen BACA menjawab, pihaknya akan mengikuti peraturan yang berlaku saat ini.

Dalam prospektus pada 22 September 2021, HMETD ini rencananya diperdagangkan di BEI dan dilaksanakan mulai 26 Oktober 2021 sampai dengan 2 November 2021.

Sebelumnya, aksi korporasi ini sudah mendapatkan restu para pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar 25 Agustus 2021.

Dalam rights issue ini, PT Inigo Global Capital (IGC) selaku pemegang saham BACA sebesar 14,71% menyatakan akan melaksanakan HMETD yang dimiliki sesuai dengan porsi kepemilikannya.

Kemudian, PT Delta Indo Swakarsa selaku pemegang saham 13,96% menyatakan akan melaksanakan HMETD yang dimiliki sesuai dengan porsi kepemilikan. Dalam hal terdapat pemegang saham Perseroan yang tidak melaksanakan HMETD yang dimilikinya secara penuh, maka pemegang saham tersebut akan mengalami dilusi 47,33%.

Dana hasil rights issue ini akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan.


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Ditutup Menguat - PMI Manufaktur Masih Terkontraksi

Pages