Deadline! 13 Bank Mini Geber Tambah Modal, Jadi Bank Digital

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
16 November 2021 12:50
Allo Bank
Foto: Allo Bank

5. Bank Ina Perdana (BINA)

Emiten bank yang terafiliasi dengan Grup Salim, PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) berencana menambah modal melalui skema rights issue sebanyak-banyaknya 282,71 juta saham.

Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan Bank Ina pada 16 September 2021, jumlah saham yang diterbitkan dalam Penawaran Umum Terbatas (PUT) III ini sebesar 4,76% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor perseroan.

Nilai nominal dari rights issue ini sebesar Rp 100 per saham dengan harga pelaksanaan berkisar Rp 4.200 sampai Rp 4.380 per saham. Sehingga, potensi jumlah dana yang dihimpun dari rights issue ini sebesar Rp 1,24 triliun.

Anthoni Salim, melalui PT Indolife Pensiontama selaku pengendali saham perseroan menyatakan kesiapannya untuk menambah porsi saham BINA.

"PT Indolife Pensiontama sebagai pemegang saham Pengendali telah menyatakan akan melaksanakan HMETD yang menjadi haknya dalam PUT III.

6. Bank Bisnis Internasional (BBSI)

Bank yang disokong peer to peer lending Kredivo, PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI) akan melakukan penerbitan saham baru dengan skema rights issue untuk yang kedua kalinya (Penawaran Umum Terbatas/PUT II).

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen BBSI diwakili oleh Presiden Direktur BBSI Laniwati Tjandra mengatakan perseroan berencana untuk melakukan PUT II dengan jumlah sebanyak-banyaknya 434.782.609 saham dengan nilai nominal Rp 100/saham.

Jumlah itu setara dengan 12,56% dari modal disetor perseroan. Saham Lama yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada tanggal 16 November 2021 pukul 16.00 WIB berhak atas HMTED perusahaan.

Dana hasil rights issue ini seluruhnya akan digunakan oleh perseroan untuk memperkuat struktur permodalan demi memenuhi ketentuan modal inti OJK dan sebagai tambahan modal kerja dalam rangka pemberian kredit kepada nasabah yang akan direalisasikan secara bertahap.

Asal tahu saja, Kredivo atau FinAccel Teknologi Indonesia saat ini mempunyai kepemilikan saham sebesar 40% sampai dengan 21 Oktober 2021.

7. Bank Neo Commerce (BBYB)

Pemegang saham bank yang dikendalikan startup fintech Tanah Air PT Akulaku Silvrr Indonesia PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) akan kembali menggelar rights issue lewat Penawaran Umum Terbatas (PUT) V.

Hal tersebut menjadi salah satu keputusan RUPSLB BBYB pada Senin 20 September 2021. Dalam rapat tersebut, agenda rights issue disetujui dengan penambahan modal dasar perseroan dari sebelumnya Rp1,5 triliun menjadi Rp3 triliun.

Dengan demikian, terjadi perubahan modal dasar dari semula sebanyak 15 miliar lembar saham senilai Rp 1,5 triliun menjadi sebanyak 30 miliar lembar saham senilai Rp 3 triliun dengan nominal Rp 100 per lembar saham.

Tjandra menjelaskan tujuan perubahan modal dasar perseroan sejalan dengan rencana penambahan modal disetor perseroan guna memenuhi POJK tentang pemenuhan modal minimum bank. Selain itu juga untuk menunjang akselerasi kami sebagai bank digital ke depannya.

Untuk diketahui, penambahan modal ini rencananya akan dilakukan melalui skema rights issue dengan target dana yang dihimpun sebesar Rp 2,5 triliun.

Sebelumnya Tjandra menyebutkan peningkatan modal hingga Rp 3 triliun ini tak hanya memenuhi ketentuan OJK, tapi menjadi bagian rencana kami dalam bertransformasi menjadi bank digital

"Rights issue sekarang sedang berjalan, target kami [bisa menghimpun dana] HMETD Rp 2,5 triliun," ungkap Tjandra dalam paparan publik, Senin (6/9/2021).

Bank bersandi BBYB ini akan menggunakan dana hasil rights issue tersebut akan digunakan untuk belanja modal dan meningkatkan modal inti. Sisanya untuk investasi di sektor teknologi dan informasi (IT) dan belanja operasional.

8. Allo Bank Indonesia (BBHI)

Dalam penjelasan kepada BEI pada 22 Oktober 2021--yang kembali ditegaskan pada Senin (8/11)--manajemen Allo Bank saat ini menyatakan pihaknya masih menunggu pernyataan efektif OJK untuk aksi korporasi penerbitan saham baru dengan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue.

Bank milik pengusaha nasional Chairul Tanjung ini juga akan mengumumkan perubahan dan atau tambahan mengenai informasi rights issue nantinya.

Aksi korporasi tersebut telah direstui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perusahaan yang digelar Jumat (15/10/2021).

Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan di situs resmi perusahaan, Allo Bank akan menerbitkan saham baru sebanyak 10.047.322.871 (10,04 miliar) saham biasa atas nama atau sebesar 46,24% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah PMHMETD III dengan nilai nominal Rp100.

Harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp 478/saham sehingga sehingga jumlah dana yang akan diterima dalam PMHMETD III ini sebesar Rp 4.802.620.332.338 (Rp 4,8 triliun).

Besaran jumlah saham ini masih sesuai dengan hasil RUPSLB Jumat pekan lalu (15/10) di mana pemegang saham menyetujui penerbitan saham baru sebanyak-banyaknya 11 miliar saham baru.

HMETD ini diperdagangkan di BEI dan dilaksanakan selama 5 hari kerja mulai tanggal 20 Desember 2021 sampai dengan tanggal 24 Desember 2021.

Berdasarkan surat pernyataan tanggal 19 Oktober 2021, PT Mega Corpora selaku pemegang saham utama perseroan dengan kepemilikan 90% telah menyatakan hanya akan mengambil bagian dan melaksanakan sebagian dari HMETD yang menjadi haknya sebanyak 2.712.777.020 (2,71 miliar saham) atau sekitar 30% dari seluruh HMETD yang menjadi haknya.

Mega Corpora akan mengalihkan HMETD sisanya kepada beberapa investor strategis dalam rangka pemenuhan ketentuan Pasal 21 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.9/POJK.04/2018 tentang Pengambilalihan Perusahaan Terbuka.

Hanya saja belum diungkapkan secara detail siapa calon investor strategis yang akan masuk menjadi pemegang saham bank eks Bank Harda ini.

Terbaru, pada Senin (8/11), manajemen Allo Bank menjelaskan kepada bursa, investor strategis saat ini masih dalam proses due dilligence dan akan memberikan komitmennya sebelum jadwal pernyataan pendaftaran menjadi efektif dari OJK.

(adf/adf)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular