Kapitalisasi Pasar Rp 100 T

Market Cap BNI Membubung, Unilever-Bank Jago Melorot!

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
25 October 2021 12:50
Dok: BNI
Foto: Dok: BNI

Jakarta, CNBC IndonesiaIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan lalu terpantau masih menguat, meskipun penguatannya cenderung tipis-tipis saja.

Indeks bursa saham acuan nasional tersebut menguat 0,16% secara point-to-point pada pekan lalu. Pada perdagangan Jumat (22/10/2021) akhir pekan lalu, IHSG berakhir di level 6.643,74.

Nilai transaksi IHSG pada pekan lalu mencapai Rp 64,98 triliun. Investor asing masih membukukan beli bersih (net buy) pada perdagangan pekan lalu mencapai Rp 3,25 triliun. Sepanjang 2021, total beli bersih investor asing mencapai 36,39 triliun.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), total 10 besar saham berkapitalisasi pasar terbesar (big cap) pada akhir pekan lalu kembali meningkat, yakni menjadi Rp 3.3644 triliun, dari pekan sebelumnya sebesar Rp 3.334 triliun.

Perkembangan Market Cap Emiten Big Cap 10 Besar (RP T)

No.Emiten22 Okt 2021No.Emiten15 Okt 2021No.Emiten8 Okt 2021
1.BCA/BBCA9181.BCA/BBCA9341.BCA/BBCA890
2.Bank BRI/BBRI6602.Bank BRI/BBRI6482.Bank BRI/BBRI624
3.Telkom/TLKM3833.Telkom/TLKM3773.Telkom/TLKM376
4.Bank Mandiri/BMRI3334.Bank Mandiri/BMRI3304.Bank Mandiri/BMRI319
5.Astra/ASII2505.Astra/ASII2535.Astra/ASII239
6.Bank Jago/ARTO2046.Unilever/UNVR1996.Unilever/UNVR182
7.Unilever/UNVR1857.Bank Jago/ARTO1807.Bank Jago/ARTO177
8.Chandra Asri/TPIA1638.Chandra Asri/TPIA1558.Chandra Asri/TPIA158
9.Bank BNI/BBNI1389.Sampoerna/HMSP1339.Sampoerna/HMSP130
10.Sampoerna/HMSP13010.Bank BNI/BBNI12510.Bank BNI/BBNI114

Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Jumat (22/10/2021)

Berdasarkan data di atas, secara mayoritas, saham big cap mengalami penguatan, tetapi dari empat saham yang mengalami penurunan, dua diantaranya mengalami penurunan kapitalisasi pasar (market cap) cukup besar.

Adapun saham yang mengalami penurunan market cap cukup besar yakni saham PT Bank Cental Asia Tbk (BBCA) dan saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Saham BBCA, saham big cap terjumbo per akhir pekan lalu mulai mengalami penurunan, yakni turun sebesar Rp 16 triliun menjadi Rp 918 triliun.

Sedangkan saham UNVR juga kembali menurun setelah selama dua pekan mengalami kenaikan, yakni turun sebesar Rp 14 triliun menjadi Rp 185 triliun.

Bahkan, market cap UNVR kembali tergeser ke posisi 7, dari sebelumnya di posisi ke-6 selama dua pekan beruntun.

Sementara dari market cap yang mengalami kenaikan, saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) menjadi yang paling besar kenaikan pada akhir pekan lalu, yakni naik sebesar Rp 24 triliun menjadi Rp 204 triliun.

Saham ARTO pun berhasil menyalip saham UNVR pada akhir pekan lalu, sehingga posisi saham ARTO kini berada di urutan ke-6.

Sedangkan market cap saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menjadi penguatan terbesar kedua, yakni naik sebesar Rp 13 triliun menjadi Rp 138 triliun.

Saham BBNI pun juga berhasil menyalip posisi saham PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP) yang sebelumnya berada di posisi ke-9. Adapun market cap HMSP pada akhir pekan lalu turun Rp 3 triliun menjadi Rp 130 triliun dan menduduki posisi ke-10

Kapitalisasi pasar atau market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.

NEXT: Simak Sentimen Sepekan

Pelambatan laju penguatan IHSG pada pekan lalu sepertinya terjadi akibat aksi ambil untung (profit taking) investor. Maklum saja, IHSG sudah melesat hingga 8,16% dalam sebulan terakhir. Sejak akhir 2020 (year-to-date/YTD), IHSG membukukan kenaikan 11,12%.

Valuasi IHSG pun sudah tergolong mahal dibandingkan indeks saham negara-negara tetangga. Saat ini price to earnings ratio (P/E) IHSG ada di 19,19 kali. Lebih tinggi ketimbang Straits Times Singapura yang 14,97 kali, KLCI Malaysia 14,55 kali, atau SET Thailand 16,36 kali.

Selain itu, koreksi harga komoditas juga membuat IHSG sulit menguat lebih signifikan. Sepanjang pekan lalu, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) anjlok 20,86%. Sedangkan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di Bursa Malaysia berkurang 0,74%.

Ini membuat saham-saham emiten produsen komoditas, yang sebelumnya menjadi motor penggerak IHSG, masuk daftar top losers. Harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ambles 14,94% sementara PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) minus 12,93%.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular