Diborong Asing, Saham Bank Raksasa Melesat kecuali BBCA

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat tipis, saham-saham bank kelas kakap cenderung menguat pada awal perdagangan awal pekan, Senin (18/10/2021). Kenaikan saham-saham bank tersebut didorong oleh aksi borong investor asing.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.38 WIB, IHSG naik tipis 0,15% ke 6.643,195 dengan nilai transaksi Rp 3,43 triliun dan volume perdagangan 5,98 miliar saham. Asing melakukan beli bersih (net buy) Rp 216,72 miliar di pasar reguler dan jual bersih (net sell) Rp 2,31 miliar di pasar negosiasi dan pasar tunai.
Berikut pergerakan saham bank besar pada pagi ini.
Bank Danamon (BDMN), saham +3,15%, ke Rp 2.950/saham, net buy asing Rp 643,42 juta
Bank Negara Indonesia (BBNI), +2,59%, ke Rp 6.925/saham, net buy asing Rp 28,38 M
Bank Pan Indonesia (PNBN), +1,83%, ke Rp 835/saham, net buy asing Rp 2,68 M
Bank Permata (BNLI), +1,41%, ke Rp 1.800/saham, net buy asing Rp 13,98 juta
Bank Rakyat Indonesia (BBRI), +0,93%, ke Rp 4.360/saham, net buy asing Rp 83,59 M
Bank Mandiri (BMRI), +0,70%, ke Rp 7.200/saham, net buy asing Rp 26,69 M
Bank CIMB Niaga (BNGA), +0,46%, ke Rp 1.090/saham, net buy asing Rp 147,62 juta
Bank Central Asia (BBCA), -1,31%, ke Rp 7.550/saham, net sell asing Rp 87,61 M
Menurut data di atas, saham BDMN menjadi yang paling menguat, yakni 3,15% ke RP 2.950/saham dengan nilai beli bersih asing Rp 643,42 juta. Dalam sepekan saham BDMN naik 5,40%, sementara dalam sebulan melesat 14,40%.
Kedua, ada saham bank BUMN BBNI yang terkerek 2,59% ke Rp 6.925/saham. Asing ramai-ramai memborong saham BBNI dengan nilai beli bersih Rp 28,38 miliar, salah satu yang terbesar di bursa.
Kenaikan saham BBNI hari ini terjadi di tengah BNI dikabarkan berencana mengakuisisi bank kecil untuk mendukung transformasi digital.
Sebelumnya, pada saat paparan kinerja kuartal II-2021 beberapa waktu yang lalu, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, pihaknya memiliki image digital seiring transformasi digital yang dilakukan, sehingga strategi yang berjalan salah satunya menjadi digital bank.
"Masih lihat subjeknya apakah modalnya ada, kemampuan ada, tapi kajiannya sudah ada. Kami semua sudah punya kajiannya, cuma kriteria untuk menjadi digital bank harus dipersiapkan dengan baik bukan sekedar ikut-ikutan," kata Royke kepada CNBC Indonesia pada Juli.
Dia menambahkan, pihaknya memiliki kriteria untuk menjadi bank digital, harus memiliki kriteria dan tidak asal ambil. Royke menegaskan teknologi menjadi penting yang menjadi pertimbangan.
"Kalau teknologi tidak punya, kita tidak akan bisa jadi bank digital. Kuncinya di teknologi," ujar dia.
Selain saham BBNI, dua saham bank pelat merah lainnya, BBRI dan BMRI, sama-sama menguat. Saham BBRI naik 0,93% ditopang net buy asing Rp 83,59 miliar, menjadi yang terbesar di bursa.
Sementara, saham BMRI terapresiasi 0,70% ke Rp 7.200/saham, dengan nilai beli bersih asing yang juga jumbo, yakni Rp 26,69 miliar.
Berbeda, saham bank Grup Djarum BBCA malah ambles 1,31% ke Rp 7.550/saham, melanjutkan koreksi 1,29% pada perdagangan Jumat pekan lalu. Asing ramai-ramai melego saham BBCA dengan nilai jual bersih Rp 87,61 miliar, terbesar di bursa pagi ini.
Seperti diketahui, pada Rabu pekan lalu (13/10), BCA resmi menetapkan harga baru pemecahan nilai saham (stock split) dengan rasio 1:5.
Presiden Direktur BBCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, dengan harga baru yang mulai diperdagangkan pada Rabu, perseroan berharap harga saham BCA menjadi relatif terjangkau dan mendapat sambutan positif dari investor.
"Terutama investor pemula yang saat ini aktif berinvestasi di pasar modal," katanya kepada CNBC Indonesia, Rabu (13/10/2021).
Adapun, nilai nominal per saham BBCA sebelum stock split adalah Rp 62,5, sedangkan nilai nominal per saham BBCA setelah stock split menjadi sebesar Rp 12,5.
Sebagai informasi, harga saham BBCA pada Rabu minggu lalu berkisar Rp 7.320 per saham, atau setara dengan Rp 36.600 per saham sebelum stock split.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Diborong Asing, Saham Bank Kakap RI Bergerak Naik
(adf/adf)