
Ini Jeroan 2 Raksasa 'Penerus' Gagal Bayar Evergrande, Parah?

Satu perusahaan properti China yang terancam gagal bayar ialah. Sinic Holdings (Group) merupakan perusahaan properti China yang juga tercatat di Bursa Efek Hong Kong (kode saham 2103) dan mulai diperdagangkan pada 15 November 2019.
Dalam laporan keuangan tengah tahun, Sinic Holdings mengklaim bahwa mereka adalah pengembang properti skala besar dan komprehensif di China, dengan fokus pada pengembangan properti residensial dan komersial dan berkantor pusat di Shanghai.
Sinic Holdings berusaha menerapkan strategi ekspansi secara nasional untuk menjadi pengembang real estat komprehensif terkemuka di Cina.
Harga saham Sinic Holdings di Bursa Hong Kong saat ini berada di harga HK$ 50 sen, sejak tanggal 17 September lalu ketika isu krisis properti melanda, saham ini telah melemah hingga 87% dari semula senilai HKD 3,85 per saham.
Sama seperti Fantasia, jika dilihat secara terbatas berdasarkan laporan keuangan interim perusahaan, hingga akhir Juni 2021 jumlah total aset lancar perusahaan juga masih lebih besar dari kewajiban jangka pendek.
Aset lancar Sinic tercatat sebesar 92,52 miliar yuan (Rp 204,43 triliun), akan tetapi lebih parah dari Fantasia yang memasukkan properti siap jual sebagai aset lancar, di tengah krisis properti Sinic memasukkan properti yang sedang dikembangkan sebagai aset lancar. Nilainya pun lebih dari setengah total aset lancar atau mencapai 55,41 miliar yuan.
Artinya jika tidak menghitung properti yang sedang dibangun aset lancar SInic hanya sejumlah 37,11 miliar yuan atau lebih kecil dari kewajiban jangka pendek perusahaan.
Total kewajiban jangka pendek perusahaan 75,43 miliar yuan (Rp 166,67 triliun), sedangkan kewajiban jangka panjang perusahaan hanya sejumlah 16,37 miliar yuan.
Pendapatan perusahaan tercatat naik menjadi 11,22 miliar yuan dengan laba bersih juga meningkat menjadi 8,70 miliar yuan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
