Analisis

Menguak Trik Shadow Banking Evergrande: Tas Gucci-Bonus Natal

Ferry Sandria, CNBC Indonesia
22 September 2021 17:15
CHINA EVERGRANDE-DEBT/RATINGS
Foto: REUTERS/DAVID KIRTON

Jakarta, CNBC Indonesia - Tingkat return atau pengembalian secara tahunan indeks S&P 500, salah satu indeks acuan bursa global, sejak tahun 1920-an berkisar di angka 10%, sedangkan pertumbuhan rata-rata tahunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam 10 tahun terakhir hingga akhir Desember 2019 berkisar di angka 8,15%.

Bagaimana jika terdapat produk investasi yang menawarkan pengembalian dua kali lipat dalam 6 bulan?

Itulah janji yang diberikan bank dan perusahaan di seluruh China kepada masyarakat kelas menengah, yakni tingkat pengembalian 10, 15, 20% dari investasi dalam produk manajemen kekayaan (wealth management products/WMP).

Meski menggiurkan, pada jantung industri WMP senilai US$ 4 triliun atau setara Rp 57.000 triliun (kurs Rp 14.300/US$) yang berkembang pesat terdapat ancaman eksistensial terhadap sistem keuangan China. Hal tersebut adalah akibat dari proses peminjaman di luar buku dan aktivitas finansial underground yang kerap disebut shadow banking.

Shadow banking biasa diartikan perolehan modal keuangan yang tidak diregulasi, melibatkan perantara keuangan non-bank yang menyediakan pinjaman perusahaan, yang mirip dengan perbankan komersial tradisional tetapi sebenarnya di luar lingkup peraturan pemerintah.

Bank komersial, bank investasi, dan perusahaan di China banyak yang terlibat dalam shadow banking dengan membuat pinjaman di luar neraca (off-balance sheet) dan perjanjian leasing.

Produk ini dikemas ulang menjadi instrumen keuangan seperti produk manajemen kekayaan (WMP) yang dapat dibeli oleh individu swasta dengan pengembalian yang lebih tinggi daripada deposito bank.

Evergrnade Group, raksasa properti China yang berada di ambang gagal bayar juga menerbitkan WMP yang dibeli oleh karyawan, masyarakat umum dan juga ditawarkan kepada mitra konstruksi.

Diperkirakan sekitar 40 miliar yuan atau setara Rp 88 triliun (kurs Rp 2.202/yuan) dari produk WMP sekarang jatuh tempo.

Du Liang, Manajer Umum Divisi Kekayaan Evergrande, dikutip Caixin Global, mengatakan sulit bagi Evergrande untuk melakukan semua pembayaran sekaligus pada saat ini.

NEXT: Bagaimana Strategi Menarik Investor?

Merayu investor ritel dengan tas Gucci

Terpikat oleh janji imbal hasil yang mendekati 12%, hadiah seperti pembersih udara Dyson (produk Inggris) dan tas Gucci (tas mewah dari Italia), serta jaminan dari pengembang terlaris di China, membuat puluhan ribu investor ritel membeli produk WMP melalui China Evergrande Group.

Akibat krisis yang dialami perusahaan, saat ini banyak yang takut mereka mungkin tidak akan pernah mendapatkan investasi mereka kembali setelah Evergrande, yang kekurangan uang baru-baru ini, berhenti membayar beberapa investor dan membunyikan alarm global atas utangnya yang besar.

Dilansir Reuters, beberapa telah memprotes di kantor Evergrande, menolak untuk menerima rencana perusahaan untuk memberikan pembayaran dengan diskon apartemen, kantor, toko dan unit parkir, yang mulai diterapkan pada hari Sabtu (18/9).

"Saya membeli dari manajer properti setelah melihat iklan di lift, karena saya memercayai Evergrande sebagai perusahaan Fortune Global 500," kata pemilik properti Evergrande di Guangdongm dikutip Reuters.

"Tidak bermoral Evergrande untuk tidak membayar kembali uang hasil jerih payah saya," kata investor, yang telah memasukkan 650.000 yuan (US$ 100.533) ke dalam produk manajemen kekayaan Evergrande (WMP) tahun lalu dengan tingkat bunga lebih dari 7%.

Lebih dari 80.000 orang - termasuk karyawan, keluarga dan teman mereka serta pemilik properti Evergrande - membeli WMP yang mengumpulkan lebih dari 100 miliar yuan dalam lima tahun terakhir, kata manajer penjualan Evergrande Wealth - diluncurkan pada 2016 sebagai rekanan - platform pinjaman online to-peer (P2) yang awalnya digunakan untuk mendanai proyek properti Grup Evergrande.

Sekitar 40 miliar yuan dari investasi tersebut telah jatuh tempo, kata orang tersebut, yang menolak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara dengan media.

Dengan utang lebih dari US$ 300 miliar, krisis likuiditas Evergrande mengguncang pasar global minggu ini. Perusahaan telah berjanji untuk membayar investor WMP.

Promosi Natal

Upaya China selama bertahun-tahun untuk mengurangi ekonominya telah mendorong perusahaan untuk menggunakan investasi di luar neraca untuk mencari pendanaan.

Setelah Beijing semakin membatasi tingkat utang pengembang properti tahun lalu, pemain properti dengan utang raksasa seperti Evergrande mendapat tekanan yang lebih besar untuk menemukan sumber modal baru demi mengurangi tekanan likuiditas yang kian meningkat.

Evergrande pun mulai beralih ke karyawan, pemasok, dan klien untuk mendapatkan uang tunai melalui surat berharga, kredit, dan WMP.

Evergrande Wealth mulai menjual WMP kepada individu pada tahun 2019 setelah tindakan keras dari regulasi yang menyebabkan runtuhnya sektor pinjaman P2P, kata manajer penjualan dan karyawan Evergrande lain yang membeli WMP.

Untuk menarik investor, manajer penjualan menawarkan hadiah seperti pembersih udara Dyson dan tas Gucci kepada setiap orang yang membeli lebih dari 3 juta yuan WMP selama promosi Natal tahun lalu.

Selebaran produk yang disediakan oleh manajer penjualan yang dilihat oleh menunjukkan WMP dikategorikan sebagai produk pendapatan tetap yang cocok untuk "investor konservatif yang mencari pengembalian tetap".

Produk De-Facto Evergrande

Sebuah perusahaan konstruksi di Qingdao tahun lalu menerbitkan dua produk WMP untuk mengumpulkan 10 juta yuan atau setara Rp 22 miliar (kurs Rp 2.202/yuan), dengan pengembalian tahunan 7% dan satunya lagi 20 juta yuan atua Rp 44 miliar, dengan pengembalian mulai dari 7,8% hingga 9,5%. Investasi minimum masing-masing adalah 100.000 yuan atau Rp 220 juta, dan 300.000 yuan atau Rp 661 juta.

Evergrande juga biasanya menawarkan hasil tambahan hingga 1,8% kepada investor tertentu, yang dapat mendorong pengembalian hingga di atas 11% untuk investasi 12 bulan, kata manajer penjualan.

Dana yang dikumpulkan akan digunakan untuk modal kerja Qingdao Lvye International Construction Co. Sedangkan pembayaran akan datang dari Evergrande Internet Information Service (Shenzhen) Co, anak perusahaan yang menjalankan Evergrande Wealth dan berjanji untuk menutupi pokok dan bunga jika penerbit gagal membayar, berdasarkan prospektus.

Manajer penjualan mengatakan perusahaan Qingdao sedang mengerjakan proyek Evergrande dan akan menggunakan pembayaran dari Evergrande setelah selesai untuk melunasi kewajiban terhadap investor.

"Ini adalah produk Evergrande [secara] de-facto," kata orang itu.

Konglomerat China lainnya yang sangat berpengaruh termasuk HNA Group, yang dinyatakan bangkrut awal tahun ini, dan China Baoneng juga menggunakan produk serupa.

Dalam petisi yang dikirimkan ke berbagai badan pemerintah, sekelompok investor WMP di Guangdong menuduh Evergrande secara tidak tepat menggunakan uang yang seharusnya masuk ke penerbit WMP untuk mendanai proyeknya sendiri, dan informasi risiko juga terbatas.

Mereka juga mengeluh bahwa mereka disesatkan oleh status ketuanya, Hui Ka-yan, yang hadir dan duduk di posisi 'penting' selama perayaan peringatan 70 tahun berdirinya Republik Rakyat Tiongkok tahun 2019 lalu.

"Para investor mempercayai Evergrande dan membeli WMP Evergrande karena cinta dan keyakinan kami pada Partai dan pemerintah," tulis mereka.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular