Catat! Klaim Asuransi Covid-19 Tembus Rp 3,7 T per Juni 2021

Monica Wareza, CNBC Indonesia
13 September 2021 09:50
Petugas kesehatan memeriksa pasien Covid-19 diruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) di RSUD Koja, Jakarta, Senin (30/8/2021). Jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Koja terus menurun dengan peningkatan pasien sembuh.  
Diruangan IGD hanya ada tiga pasien Covid-19 yang sedang ditangani lebih lanjut.  
Di ruangan bayi terisi dua bayi berada didalam inkubator dengan penanganan khusus dari para nakes.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kasus konfirmasi positif Covid-19 di tanah air hari ini bertambah 5.436 kasus, menurun dibandingkan dengan sehari sebelumnya 7.427 kasus. 
Dengan pertambahan ini maka total kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia mencapai 4,079 juta.
Sementara, jumlah pasien sembuh bertambah 19.398 orang pada hari ini, sehingga total kasus sembuh menjadi 3.743.716. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Perawatab Pasien Covid-19 di RSUD Koja (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyebut pembayaran klaim Covid-19 hingga Juni 2021 nilainya mencapai Rp 3,74 triliun.

Hal ini menggambarkan bahwa biaya perawatan pasien Covid-19 di luar rumah sakit rujukan wajib pemerintah berhasil ditutup oleh jasa penyelenggara asuransi.

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon mengatakan bagi masyarakat, pembayaran klaim dan santunan kesehatan tersebut sangat melindungi dirinya dari risiko gangguan pendapatan yang dialami saat menjalani perawatan dan isolasi mandiri.

"Bahkan di masa pandemi ini, industri asuransi jiwa tetap mampu mencatatkan kinerja positif dalam pembayaran klaim Covid-19. Sampai dengan Juni tahun ini, industri asuransi jiwa telah membayarkan sekitar Rp 3,74 triliun untuk jenis klaim ini," kata Budi dalam siaran persnya, Jumat (10/9), dikutip Senin (13/9/2021).

Dia menyebutkan adanya pembayaran klaim kesehatan akibat Covid-19 tersebut dapat meringankan beban pemerintah saat pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia.

Selain itu, hal ini dinilai sebagai bentuk partisipasi sektor swasta untuk mempercepat proses pemulihan ekonomi yang dijalankan pemerintah.

Dari segi total klaim manfaat yang dibayarkan oleh industri ini rata-rata nilai per tahunnya mencapai Rp 148,52 triliun dalam kurun waktu 3 tahun terakhir.

Capaian positif lain juga ditunjukkan industri ini dengan besarnya total Uang Pertanggungan (UP) yang sedang dikelola AAJI sejak periode 2018-2020 mencapai Rp 4.326,22 triliun.

"Dana ini sangat berguna dalam menjaga kualitas hidup para keluarga dan ahli waris, saat kematian, kecelakaan atau risiko lain terjadi," kata Budi.

Di periode yang sama, industri asuransi jiwa juga telah berupaya mendukung stabilitas perekonomian Indonesia dengan penempatan investasi dari dana kelola anggotanya ke berbagai instrumen.

Penempatan investasi di obligasi, SBN, dan sukuk, secara rata-rata telah mencapai sekitar Rp 112 triliun. Industri asuransi jiwa juga turut membantu menjaga stabilitas pasar modal dengan penempatan investasi di pasar modal rata-rata dalam periode yang sama sebesar Rp 319 triliun.

Brand baru

Dalam kesempatan itu, AAJI meluncurkan transformasi brand dari asosiasi yang beranggotakan 65 perusahaan asuransi jiwa ini agar mampu melampaui berbagai kinerja yang sudah dicapai saat ini.

Dalam proses transformasinya, AAJI mendorong semua perusahaan dan para pemangku kepentingan untuk terus meningkatkan kualitas kebijakan bisnis dan berbagai proses usaha industri asuransi jiwa Indonesia.

Menurut Budi, saat ini adalah momentum emas bagi industrinya untuk menciptakan produk asuransi yang menjawab berbagai kebutuhan dan melindungi lebih banyak masyarakat Indonesia.

Budi mengatakan, AAJI belum cukup puas dengan capaian industri asuransi jiwa yang saat ini telah melindungi sekitar 60 juta tertanggung dari berbagai kalangan.

"Transformasi yang kami deklarasikan hari ini adalah wujud penguatan komitmen jangka panjang AAJI dalam memberikan sumbangsih industri asuransi jiwa ke masyarakat. Meski dalam beberapa tahun terakhir, industri kami telah memberikan berbagai manfaat penting bagi Indonesia, namun hari ini AAJI bersama seluruh anggota bersepakat untuk lebih melampaui lagi catatan positif tersebut," jelas Budi.

Sejalan dengan transformasi yang diinisiasi AAJI tersebut, dirancang pula peta jalan yang menjadi panduan transformasi bagi seluruh anggota AAJI. Peta jalan tersebut berisikan tiga pilar perubahan.

Di pilar pertamanya, AAJI akan mendorong industrinya melakukan pengembangan produk dan layanan asuransi jiwa berkelas dunia dengan mengedepankan customer centricity, customer protection, dan digital experience.

Pada pilar kedua, asosiasi akan meningkatkan operational excellence industri asuransi jiwa lewat penguatan tata kelola dan manajemen risiko.

Terakhir, industri akan didorong terus untuk menjalankan penguatan permodalan dan portofolio investasi dalam pilar ketiga.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu menjelaskan bahwa transformasi ini didasari oleh keinginan industri untuk senantiasa memberikan manfaat terbesarnya dalam melindungi lebih banyak masyarakat di masa depan.

"Hingga saat ini, industri asuransi jiwa sudah cukup banyak berkontribusi ke perekonomian. Dalam kondisi pandemi dan momentum economic rebound saat ini, kami ingin membuka lembaran baru. Kami optimis, inklusi dan perlindungan asuransi yang lebih masif bagi semua lapisan masyarakat dapat kita capai bersama dengan lebih cepat dan efektif," kata Togar.

Optimisme yang sama juga disampaikan oleh Kepala Departemen Marketing AAJI Jos Chandra Irawan. Menurutnya, momentum positif saat ini akan dimanfaatkan maksimal oleh AAJI dengan meluncurkan berbagai inovasi di industrinya.

"Transformasi yang diinisiasi bersama ini memunculkan berbagai potensi inovasi di industri. Salah satunya di soal penggunaan teknologi. IT dalam pemasaran produk asuransi jiwa yang selama ini sudah didukung regulator akan makin kami genjot. Di masa depan, industri asuransi jiwa akan memberikan lebih banyak lagi kemudahan kepada masyarakat," jelas Jos.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Heboh Aduan Nasabah, Ternyata Unit Link Terlaris di Q1

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular